Timor Leste: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Dikembalikan ke revisi 13094529 oleh Rahmatdenas (bicara).
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 10:
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Dili12.jpg|thumbjmpl|leftkiri|200px|Patung Pembebasan Timor Timur yang dibuat pada masa Timor Timur berintregasi ke Indonesia]]
{{utama|Sejarah Timor Leste|Daftar Subdistrik Timor Leste}}
* Abad ke-16: Kedatangan kaum [[Portugis]]
Baris 26:
 
== Politik ==
[[Berkas:East Timor Demo.jpg|thumbjmpl|leftkiri|200px| Demonstrasi menuntut pemisahan Timor Timur dari Indonesia]]
{{utama|Politik di Timor Leste}}
[[Kepala Negara]] [[Republik]] Timor Leste adalah seorang [[presiden]], yang dipilih secara langsung dengan masa bakti selama 5 tahun. Meskipun fungsinya hanya seremonial saja, ia juga memiliki hak veto undang-undang. [[Perdana Menteri]] dipilih dari pemilihan multi partai dan diangkat/ditunjuk dari partai mayoritas sebuah koalisi mayoritas. Sebagai kepala pemerintahan, Perdana Menteri mengepalai Dewan Menteri atau [[Kabinet (pemerintahan)|Kabinet]] dalam [[Kabinet Pemerintahan Timor-Leste|Kabinet Pemerintahan]].
Baris 69:
 
== Bahasa ==
[[Berkas:Leia livros timor.jpg|thumbjmpl|200px|rightka|Membaca di Timor-Leste]]
Sejak kemerdekaan Timor Leste pada tahun [[2002]], setelah sejak tahun [[1999]] di bawah pemerintahan transisi [[PBB]], berdasarkan konstitusi Timor Leste memiliki 2 bahasa resmi yaitu [[Bahasa Tetun]] dan [[Bahasa Portugis]]. Selain itu dalam konstitusi disebutkan pula bahwa [[Bahasa Inggris]] dan [[Bahasa Indonesia]] dijadikan bahasa kerja.<ref>{{cite web|url=http://www.timor-leste.gov.tl/constitution/constbh.pdf|title=Undang-Undang Dasar Republik Demokratik Timor Leste, terjemahan tidak resmi Bahasa Indonesia}}</ref> Dalam praktik keseharian, masyarakat banyak menggunakan bahasa Tetun Portugis sebagai bahasa ucap. Sementara bahasa Indonesia banyak dipakai untuk menulis. Misalnya anak sekolah di tingkat SMA masih menggunakan bahasa Indonesia untuk ujian akhir. Banyak mahasiswa dan dosen lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan menulis karangan ilmiah. Selain itu terdapat pula belasan bahasa daerah, diantaranya: Bekais, Bunak, Dawan, Fataluku, Galoli, Habun, Idalaka, Kawaimina, Kemak, Lovaia, Makalero, Makasai, Mambai, Tokodede, dan Wetarese.