Timor Leste: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Dikembalikan ke revisi 13094529 oleh Rahmatdenas (bicara).
Baris 61:
Salah satu proyek jangka panjang menjanjikan yang pernah ada adalah pengembangan dan exploitasi minyak bumi dan gas alam bersama dengan Australia di sebelah tenggara perairan Timor. Setelah revolusi Anyelir, pemerintahan kolonial Portugis memberikan konsesi pada Oceanic Exploration Corporation untuk pengembangan dan exploitasi tersebut. Namun, hal ini gagal terlaksana dikarenakan oleh [[Operasi Seroja]] pada tahun 1976. Kemudian setelahnya, sumber daya dibagi antara Indonesia dan Australia dengan [[Perjanjian Celah Timor]] pada tahun 1989.
 
Saat ini tiga bank asing memiliki cabang di Dili: [[ANZ National Bank]], [[Banco Nacional Ultramarino]] yang merupakan anak perusahaan dari bank terbesar Portugal [[Caixa Geral de Depósitos]], dan [[Bank Mandiri]], BNCTL.
 
== Demografi ==
Baris 70:
== Bahasa ==
[[Berkas:Leia livros timor.jpg|thumb|200px|right|Membaca di Timor-Leste]]
Sejak kemerdekaan Timor Leste pada tahun [[2002]], setelah sejak tahun [[1999]] di bawah pemerintahan transisi [[PBB]], berdasarkan konstitusi Timor Leste memiliki 2 bahasa resmi yaitu [[Bahasa Tetun]] dan [[Bahasa Portugis]]. Selain itu dalam konstitusi disebutkan pula bahwa [[Bahasa Inggris]] dan [[Bahasa Indonesia]] dijadikan bahasa kerja.<ref>{{cite web|url=http://www.timor-leste.gov.tl/constitution/constbh.pdf|title=Undang-Undang Dasar Republik Demokratik Timor Leste, terjemahan tidak resmi Bahasa Indonesia}}</ref> Dalam praktik keseharian, masyarakat banyak menggunakan bahasa Tetun Portugis sebagai bahasa ucap. Sementara bahasa Indonesia banyak dipakai untuk menulis. Misalnya anak sekolah di tingkat SMA masih menggunakan bahasa Indonesia untuk ujian akhir. Banyak mahasiswa dan dosen lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan menulis karangan ilmiah. Selain itu terdapat pula belasan bahasa daerah, diantaranya: Bekais, Bunak, Dawan, Fataluku, Galoli, Habun, Idalaka, Kawaimina, Kemak, Lovaia, Makalero, Makasai, Mambai, Tokodede, dan Wetarese, kairui, waimoa.
 
Di bawah pemerintahan [[Suharto]], penggunaan bahasa Portugis dilarang. Saat ini bahasa Portugis di Timor Leste diajarkan dan dipromosikan secara luas dengan bantuan dari [[Brasil]] dan [[Portugal]], meskipun terdapat keengganan dari beberapa kalangan muda berpendidikan.