Muningsyah dari Pagaruyung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (- dibawah, +di bawah)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-asal-usul, +asal usul
Baris 42:
Sultan Arifin Muningsyah dan cucunya berhasil menyelamatkan diri, walau dua orang putranya terbunuh akibat serangan kaum Padri tersebut.<ref name="Dobbin"/> Saat [[Stamford Raffles|Thomas Stamford Raffles]] berhasil mencapai Pagaruyung pada tahun [[1818]], ia hanya menyaksikan puing-puing istana yang telah mengalami pembakaran akibat peperangan yang terjadi.<ref name="Raffles">{{cite book|last=Raffles|first=Sophia|coauthors=|title=Memoir of the life and public services of Sir Thomas Stamford Raffles|publisher=J. Duncan|volume=Volume I|chapter=Chapter XII|page=|year=1835|id=|ISBN= }}</ref>
 
Setelah [[Belanda]] berhasil mengambil alih Pagaruyung dari kaum Padri, pada tahun [[1824]] Letnan Kolonel Raaff berhasil mengetahui keberadaan Sultan Arifin Muningsyah dan kemudian memintanya untuk kembali ke Pagaruyung. Sewaktu raja Minangkabau itu sampai di Pagaruyung, ia menyaksikan salah seorang kemenakannya [[Bagagarsyah dari Pagaruyung|Sultan Tangkal Alam Bagagar]] telah diangkat Belanda menjadi ''Regent Tanah Datar''.<ref name="Amran"/> Selain itu kebijakan pemerintah [[Hindia Belanda]] terhadap kedaulatan kerajaan Pagaruyung sudah berubah semenjak tahun [[1821]].<ref name="Graves">{{cite book|last=Graves|first= E.E.|coauthors=|title=Asal- usul elite Minangkabau modern: respons terhadap kolonial Belanda abad XIX/XX|publisher=Yayasan Obor Indonesia|year=2007|id=ISBN 979-461-661-3}}</ref> Yang Dipertuan Pagaruyung Raja Alam Muningsyah wafat pada bulan Agustus [[1825]] pada usia 80 tahun, dan dimakamkan di [[Pagaruyung]].<ref name="Dobbin"/>
<!--
== Keluarga ==