Kerajaan Nan Sarunai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Menghapus gambar Candi Agung Amuntai, Kalimantan Selatan.jpg |
k Bot: penggantian teks otomatis (-asal-usul, +asal usul |
||
Baris 40:
Nama Sarunai sendiri dimaknai dengan arti “sangat termasyhur”.<ref name=" Ideham "/> Penamaan ini bisa jadi mengacu pada kemasyhuran Suku [[Dayak Maanyan]] pada masa silam, di mana mereka terkenal sebagai kaum pelaut yang tangguh, bahkan mampu berlayar hingga ke Madagaskar di [[Afrika]].<ref name=" Ideham "/> Selain itu, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa nama Sarunai berasal dari kata “serunai” yakni alat musik sejenis seruling yang mempunyai tujuh buah lubang.<ref name="Sutopo Ukip"/> Alat musik ini sering dimainkan orang-orang Suku [[Dayak Maanyan]] untuk mengiringi tari-tarian dan nyanyi-nyanyian.<ref name="Sutopo Ukip"/> Konon, Raja dan rakyat Kerajaan Nan Sarunai sangat gemar menari dan menyanyi.<ref name="Sutopo Ukip"/> Sebenarnya istilah lengkapnya adalah Nan Sarunai.<ref name="Sutopo Ukip"/> Kata "nan" diduga berasal dari bahasa Melayu yang kemudian dalam lidah orang Maanyan dilafalkan hanya dengan ucapan Sarunai saja.<ref name="Sutopo Ukip"/> Dengan demikian, nama "Nan Sarunai" berarti sebuah kerajaan di mana raja dan rakyatnya gemar bermain musik.<ref name="Sutopo Ukip"/>
Periodesasi pemerintahan yang muncul dan berkembang di [[Asia Tenggara]] pada umumnya terjadi dalam tiga fase, yaitu negara suku, negara awal, dan negara kerajaan (vida Pervaya Rusianti Kusmartono, 2002:1). Kerajaan Nan Sarunai memainkan peranan penting pada fase negara suku dalam konteks sejarah [[Banjar]].<ref name=" Ideham "/> Negara suku atau negara etnik mengandaikan bahwa rakyat di pemerintahan itu hanya terdiri dari satu etnik dan tatanannya diatur oleh tradisi yang ditransformasikan dari nenek moyang ke generasi berikutnya.<ref name=" Ideham "/> Penempatan Kerajaan Nan Sarunai ke dalam fase negara suku dirasa tepat karena kerajaan ini merupakan pemerintahan purba yang dikelola oleh orang-orang dengan karakter yang masih melingkupi kesukuan, yakni Suku [[Dayak Maanyan]].<ref name=" Ideham "/> Selain itu, keberadaan Kerajaan Nan Sarunai dapat dikatakan sebagai fondasi awal dalam menyokong berdirinya beberapa pemerintahan pada masa berikutnya, yaitu [[Kerajaan Negara Dipa]], [[Kerajaan Daha]], hingga [[Kesultanan Banjar]].<ref name=" Ideham "/> Dengan kata lain, Kerajaan Nan Sarunai adalah mukadimah yang mengawali mata rantai perjalanan sejarah [[Banjar]] di [[Kalimantan Selatan]].<ref name=" Ideham "/> Suku [[Dayak Maanyan]], pendiri Kerajaan Nan Sarunai, adalah salah satu sub [[Suku Dayak]] tertua di Borneo.<ref name=" Ideham "/> Suku [[Dayak Maanyan]] termasuk dalam [[rumpun Ot Danum]] yang juga dikenal dengan nama [[Dayak Ngaju]].<ref name=" Ideham "/> Pada awalnya, orang-orang Suku [[Dayak Maanyan]] menetap di tepi [[Sungai Barito]] bagian timur (sekarang menjadi [[Kabupaten Barito Timur]], [[Kalimantan Tengah]]).<ref name=" Ideham "/> Oleh karena itu, orang-orang Suku [[Dayak Maanyan]] mendapat sebutan Kelompok Barito Timur.<ref name=" Ideham "/> Orang-orang Suku [[Dayak Maanyan]] adalah kaum pelaut yang tangguh.<ref name=" Ideham "/> Pada sekitar tahun 600 Masehi, orang-orang Suku [[Dayak Maanyan]] diduga pernah berlayar hingga ke Madagaskar, sebuah pulau di pesisir timur Afrika.<ref name=" Ideham "/> Pencapaian luar biasa yang berhasil dilakukan Suku [[Dayak Maanyan]], bahwa ada persamaan antar bahasa orang Madagaskar dengan bahasa orang Maanyan.<ref name=" Hudson "/> Ketangguhan melaut orang-orang Suku [[Dayak Maanyan]] lama-kelamaan mulai berkurang karena terjadi proses pendangkalan di lingkungan maritim tempat mereka hidup.<ref name="Asal
=== Bukti-bukti Keberadaan Kerajaan Nan Sarunai ===
|