Suranenggala, Cirebon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Alpukat +Avokad); perubahan kosmetika
Sejarah Suranenggala
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
Baris 3:
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Cirebon
|luas=22,9803 km²
|penduduk=47.197
|kelurahan=-
Baris 12:
'''Suranenggala''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Cirebon]], [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]].
 
= Sejarah Suranenggala =
Suranenggala merupakan kecamatan pemekaran dari Kapetakan yang dipisahkan pada tahun 2006. Nama Suranenggala dikenal juga dengan sebutan Bedulan.
Sejarah Bedulan berawal pada tahun 1556 yang saat itu tanah bedulan masih merupakan hutan rimba yang tak berpenghuni dan dibawah kekuasaan kerajaan cirebon yang saat itu kerajaan cirebon diperintah oleh Sunan gunung jati atau yang bergelar Syeh Syarif Hidayatullah dan pada saat itu kerajaan cirebon merupakan kerajaan islam pertama di jawa barat sehingga cirebon membina hubungan diplomatic dengan demak yang saat itu merupakan kerajaan islam terbesar di tanah jawa.
 
Adanya keterkaitan Sejarah antara babad bedulan dengan astana gunung jati Sehubungan dengan di rebutnya wilaya Jakarta atau saat itu yang bernama sundakelapa oleh portugis pada tahun 1561 Masehi maka kerajaan demak yang saat itu diperintah oleh raden patah sangat kawatir dengan portugis sehingga kerajaan demak memerintahkan seorang panglimanya yang bernama Fatahillah dengan sekitar 30,000 tentaranya untuk mengusir portugis dari sundah kelapa yang saat itu dirubah namanya oleh portugis Menjadi Repoblik Batav atau yang lebih dikenal dengan nama Batavia.
 
Sehubungan dengan itu maka kesempatan itu tidak dilewatkan oleh pihak cirebon untuk membantu pihak demak yang ingin menyerang sunda kelapa karena pihak Cirebon pun merasa terancam dengan adanya portugis di sunda kelapa saat itu sehingga pada tahun 1562 pihak kerajaan cirebon mengutus seorang panglima wanita yang bernama Nyi,Mas Baduran untuk menyiapkan sebuah tempat yang akan di gunakan sebagai persinggahan sementara pasukan demak yang akan menyerang Batavia,
 
Sehingga diutuslah Nyi,Mas Baduran untuk menyiapkan tempat persinggahan tersebut dan dengan seizin dari Mbah Kuwu Cirebon atau pangeran Walang Sungsang bahwa Nyi,Mas Baduran di persilahkan menebang hutan yang tak bertuan yang terletak di sebelah utara pelabuhan muara jati atau yang sekarang Wilayah celangcang dan sebelum berangkat Nyi,Mas Baduran di bekali jimat oleh Mbah Kuwu Cirebon Berupa Selendang, yang bernama Selendang Cinde (berwarna kuning keemasan), yang menurut mbah kuwu selendang itu Nyi,Mas Baduran akan sangat berguna dalam melaksanakan tugasnya untuk membuka lahan hutan tersebut. Sesampainya di wilayah hutan sebelah utara pelabuhan Muara jati Nyi,Mas Baduran menebang pohon dan mengumpulkan rerumputan kering yang kemudian sampai kelelahan dan berpikirlah Nyi,Mas Baduran seandainya ia seorang diri menebang pepohaonan rasanya tidak akan sanggup untuk menampung sejumlah pasukan demak yang sangat banyak sehingga ia berinisiatif untuk membakarnya dan setelah rerumputan ilalang yang terbakar membumbung asapnya ke angkasa kemudian Nyi,Mas Baduran menyabatkan selendangnya ke bara api tersebut agar api tersebut cepat merambat sambil menyabatkan selendang ia mengucap sampai dimana bara api ini terjatuh maka tempat tersebut adalah tanah baduran.
 
Setelah bara padam Nyi,Mas Baduran kemudian berkeliling untuk memastikan batas-batas wilayahnya dan akhirnya bara tersebut jatuh sampai wilayah Desa Bojong Dan batas desa bakung sehiingga kigede bakung merasa tersinggung dengan Nyi,Mas Baduran yang menurutnya telah merampas tanahnya sehingga terjadi pertikaian atau perkelahian antara kigede bakung dengan Nyi,Mas Baduran di wilayah tapal batas bakung dengan tanah bedulan sekarang konon katanya perkelaian itu sampai berlangsung berminggu-minggu sampai keduanya kehabisan tenaga dan kesaktian sehingga sampai pada saat kigede bakung merasa kalah dan mundur tetaoi kemudian ada tanaman labuhitan yang tersangkut di kaki Nyi,Mas Baduran sehingga terjatuh melihat hal seperti itu kigede bakung menghunuskan kerisnya sehingga Nyi,Mas Baduran terluka tetapi Nyi,Mas Baduran tidak hanya diam sempat juga menusukan kerisnya ke tubuh kigede bakung sehingga ki gede bakung tewas di tempat itu tetapi luka taklama setelah kigede bakung meninggal Nyi,Mas Baduran pun menyusul tidak kuat tetapi sebelum Nyi,Mas Baduran meninggal ia sempat berpesan kepada anak cucu agar kelak jangan menanam pohon labu hitam tersebut di tanah bedulan sehingga sampai sekarang masyarakat bedulan tidak ada yang berani menanamnya.
 
Mendengar kabar Nyi,Mas Baduran telah meninggal pihak keraton cirebon sangat menyayangkan hal tersebut sehingga di utuslah putri dari Nyi,Mas Baduran sendiri yang bernama Nyiu,Mas Pulung Ayu dengan didampingi pangeran jaya lelana untuk menguburkanya secara layak dan meneruskan tugasnya untuk mempersiapakan sebuah padukuan sebagai persinggahan pasukan Demak yang akan tiba dan kemudian dirampungkanlah tugas Nyi,Mas Baduran oleh pangeran jaya lelana dbersama dengan Nyi,Mas Pulung ayu dan setelah itu nyi mas Pulung Ayu memutuskan untuk tinggal di daerah baduran untuk meneruskan dan merawat kuburan dari sang ibunya.
 
Setelah itu pada tahun 1563 datanglah tentara demak yang di pimpin oleh Fatahillah dan di seranglah Batavia dan portugispun dapat dikalahkan dan kemudian Repoblic batav di ganti namanya menjadi Jaya Karta yang artinya Kota kemenangan dan jaya karta sekarang dikenal dengan nama Jakarta setelah di taklukanya Batavia pada tahun 1563 maka banyak dari tentara Demak yang memilih untuk tinggal di padukuan baduran sehingga padukuan baduran yang sebelumya hanya tempat persinggahan kini menjadi sebua pedukuan yang ramai akan penduduknya dan pada tahun 1565 baduran resmi menjadi sebuah desa yang di kepalai oleh seorang akuwu yaitu kuwu WERTU kemudian pada tahun 1576 desa baduran di naikan setatusnya menjadi pademangan dengan seorang demang Pangeran jaya lelana menjadi demang yang bergelar adipati Suranenggala.
 
Kemudian pada tahun 1782 pihak kerajaan cirebon yang saat itu sudah lemah wilayahnya sedikit demi sedikit dikuasai oleh pihak belanda atau VOC Saat itu jendral Van hotman sebagai ajudan dari pada Dendles memerintahkan agar pademangan baduran dihilangkan dan diambil alih kekuasaanya oleh residen Cirebon yang bermarkas di kerucuk sekarang dan tanah bedulan di bagi dua menjadi karang reja dan tanah baduran dan mulai saat itu nama baduran berganti menjadi Bedulan menggunakan logat belanda dan bedulan menjadi desa kembali kemudian pada tahun 1952 bedulan di pecah menjadi dua bagian yaitu desa Suranenggala kidul atau bedulan kidul dan Surangenggala Lor Atau Bedulan Lor kemudian pada tahun 1982 bedulan lor dipecah kembali menjadi dua desa yaitu Suranenggala Lor Dan Suranenggala dan bedulan kidul dipecah menjadi dua desa pula yaitu desa suranenggala kidul dan suranenggala kulon.
 
Dan menurut perda no 17/02/12/ tahun 2006 suranenggala dijadikan nama kecamatan secara resmi dan sampai sekarang Suranenggala adalah nama desa dan kecamatan dan nama bedulan adalah nama dari persatuan dari desa-desa tersebut
 
== Wilayah administrasi ==
Dengan Luas Wilayah 22,9803 KM<sup>2,.</sup> terbagi dalam 9 Desa.
 
Suranenggala terdiri dari Sembilan (9) desa.
 
Secara geografis wilayah Kecamatan Suranenggala batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :
 
Ø Sebelah Barat, berbatasan dengan Kec. Kapetakan.
 
Ø Sebelah Utara, berbatasan dengan Kec. Kapetakan dan Laut Jawa.
 
Ø Sebelah Timur, berbatasan dengan Kec. Gunungjati
 
Ø Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kec. Jamblang dan kec. Panguragan .
 
Desa-desa yang termasuk di kecamatan ini adalah:
Baris 27 ⟶ 56:
# [[Suranenggala Kulon, Suranenggala, Cirebon|Suranenggala Kulon,]] terdiri dari 4 Dusun, 4 RW dan 14 RT
# [[Karangreja, Suranenggala, Cirebon|Karangreja]] terdiri dari 4 Dusun, 4 RW, 13 RT.
{| class="wikitable"
== Jumlah Penduduk ==
|'''D e s a'''
|'''Tanah Bengkok (Ha)'''
|'''Tanah Kas Desa (Ha)'''
|-
|'''[1]'''
|[2]
|[3]
|-
| colspan="3" |'''Surangggala'''
|-
| colspan="3" |'''Kulon'''
|-
|'''Surakarta'''
|31,25
|16,029
|-
|'''Keraton'''
|25,75
|9,703
|-
|'''Purwawinangun'''
|33,25
|20,651
|-
|'''Muara'''
|32,724
|22,45
|-
|'''Karangreja'''
|19
|12,5
|-
|'''Suranenggala'''
|50,9
|16,22
|-
|'''kidul'''
|
|
|-
|'''Suranenggala'''
|29,5
|5.0
|-
|'''Lor'''
|
|
|-
|'''Suranenggala'''
|37,5
|7
|-
|'''Kecamatan'''
|'''259,874'''
|'''104,553'''
|}
''Sumber: Kecamatan Suranenggala Dalam Angka 2015''
 
'''Luas Wilayah Kecamatan Suranenggala'''
{| class="wikitable"
|'''D  e s  a'''
|'''Luas Jumlah Wilayah (km2)           '''
|-
|'''SurangggalaKulon'''
|3,2
|-
|'''Surakarta'''
|2,08
|-
|'''Keraton'''
|1,25
|-
|'''Purwawinangun'''
|1,88
|-
|'''Muara'''
|5,03
|-
|'''Karangreja'''
|1,4
|-
|'''Suranenggalakidul'''
|2,35
|-
|'''SuranenggalaLor'''
|2,78
|-
|'''Suranenggala'''
|2,06
|-
|'''Kecamatan'''
|22,03
|}
''Sumber: Kecamatan Suranenggala Dalam Angka 2015''
 
== Penduduk ==
* Laki-laki = 23.343
* Perempuan = 23.854
Baris 41 ⟶ 166:
** ''Jumlah Keluarga KS III+ = 151''
== Pendidikan ==
 
Pendidikan, merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kemajuan suatu daerah.
 
Oleh karena itu ketersediaan  sarana  dan  prasarana pendidikan  yang berupa  sumber daya manusia   dan  sarana   fisik  sangatlah penting.   
 
Salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan  kualitas pendidikan  adalah tersedianya  guru  dalam jumlah cukup dan berkualitas.
{|class="wikitable"
|+'''Lembaga Pendidikan'''
Baris 89 ⟶ 220:
 
== Kesehatan ==
Pembangunan bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah. Upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat dan status kesehatan penduduk dilakukan antara lain dengan meningkatkan fasilitas dan sarana kesehatan.
 
Jumlah Posyandu :
Baris 182 ⟶ 314:
== Pranala luar ==
{{Kabupaten Cirebon}}
__PAKSADAFTARISI__
__INDEKS__
__PRANALABAGIANBARU__