Isidor Isaac Rabi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler |
|||
Baris 25:
Pada 1929, Rabi kembali ke Amerika Serikat, dimana Columbia menawarkannya jabatan dosen. Dalam kolaborasinya dengan [[Gregory Breit]], ia mengembangkan [[persamaan Breit-Rabi]] dan memprediksi bahwa [[eksperimen Stern–Gerlach]] akan dimodifikasi untuk memastikan sifat-sifat [[nukleus atomik]]. Teknik-tekniknya untuk menggunakan resonansi magnetik nuklir untuk menciptakan [[momen magnetik]] dan [[putaran nuklir]] dari atom-atom membuatnya meraih [[Nobel Fisika]] pada 1944. Resonansi magnetik nuklir menjadi alat berpengaruh untuk fisika dan kimia nuklir. Pengembangan berkelanjutan pencitraan resonansi magnetik juga dianggap penting dalam dunia kedokteran.
Pada masa [[Perang Dunia II]], ia bekerja pada [[radar]] di [[Laboratorium Radiasi]] (RadLab) [[Massachusetts Institute of Technology]] dan pada [[Proyek Manhattan]]. Setelah perang, ia bertugas pada Komite Penasehat Umum [[Komisi Energi Atom Amerika Serikat|Komisi Energi Atom]], dan menjadi ketuanya dari 1952 sampai 1956. Ia juga bertugas pada Science Advisory Committees (SACs) dari [[Office of Defense Mobilization]] dan [[Ballistic Research Laboratory]] dari Angkatan Darat, dan menjadi [[President's Science Advisory Committee|Penasehat Sains]] untuk Presiden [[Dwight D. Eisenhower]]. Ia terlibat dalam pendirian [[Brookhaven National Laboratory]] pada 1946, dan kemudian, sebagai delegasi Amerika Serikat untuk [[UNESCO]], dengan pembentukan [[CERN]] pada 1952. Saat Columbia menaikkan pangkatnya menjadi Profesor Universitas
== Tahun-tahun awal ==
Israel Isaac Rabi lahir pada 29 Juli 1898 dalam
Pada masa kecil, Rabi meminati sains. Ia membaca buku-buku sains yang dipinjam dari perpustakaan umum dan
== Pendidikan ==
Pada tahun 1922, Rabi kembali ke Cornell sebagai siswa lulusan kimia, dan mulai belajar fisika. Pada 1923, ia bertemu dan mulai akrab dengan Helen Newmark, seorang siswa semester musim panas di [[Hunter College]]. Dalam rangka dekat dengannya saat ia pulang ke rumah, Rabi melanjutkan pembelajarannya di [[Columbia University]], dimana pembimbingnya adalah [[Albert Potter Wills|Albert Wills]]. Pada Juni 1924, Rabi mendapatkan pekerjaan sebagai tutor paruh waktu di [[City College of New York]]. Wills, yang mengkhususkan diri dalam magnetisme, meminta Rabi untuk menulis tesis doktoralnya tentang [[suseptibilitas magnetik]] pada zat [[natrium]]. Topik tersebut tidak diterapkan Rabi, namun setelah [[William Lawrence Bragg]] memberikan sebuah seminar di Columbia tentang [[suseptibilitas kelistrikan]] pada benda kristal yang disebut [[garam Tutton]], Rabi memutuskan untuk meneliti suseptibilitas magnetik-nya, dan Wills sepakat menjadi pembimbingnya.{{sfn|Rigden|1987|pp=35–40}}
Mengukur resonansi magnetik kristal mula-mula melibatkan pertumbuhan kristal, sebuah prosedur sederhana yang seringkali dilakukan oleh siswa-siswa SD. Kristal tersebut kemudian disiapkan dengan memotong
Seperti beberapa fisikawan muda lainnya, Rabi sangat akrab dengan peristiwa-peristiwa penting di Eropa. Ia tertarik dengan [[eksperimen Stern–Gerlach]], yang membuatnya mendapatkan validitas [[mekanika kuantum]]. Dengan [[Ralph Kronig]], [[Francis Bitter]], [[Mark Zemansky]] dan lainnya, ia membuat [[persamaan Schrödinger]] pada [[spektroskopi rotasional–vibrasional#Molekul atas simetris|molekul atas simetris]] dan menemukan bilangan-bilangan energi pada sistem mekanikal. Masalahnya adalah tidak satupun dari mereka yang bisa menyelesaikan persamaan yang dihasilkan, [[persamaan diferensial parsial]] ordo kedua. Rabi menemukan jawabannya dalam sebuah buku karya matematikawan abad ke-19 [[Carl Gustav Jacob Jacobi]]. Persamaan tersebut memiliki bentuk [[fungsi hipergeometris|persamaan hipergeometris]] yang Jacobi temukan solusinya. Kronig dan Rabi menuliskan hasilnya dan mengirimkannya ke ''Physical Review'', yang diterbitkan pada 1927.{{sfn|Rigden|1987|pp=50–53}}{{sfn|Kronig|Rabi|1928|pp=262–269}}
== Eropa ==
Pada Mei 1927, Rabi dilantik menjadi Barnard Fellow. Peristiwa tersebut membuatnya meraih tunjangan sejumlah $1,500 (${{formatnum:{{Inflation|US|1500|1927}}}} pada dolar {{CURRENTYEAR}}{{Inflation-fn|US}}) untuk periode dari September 1927 sampai Juni 1928. Ia ingin mengambil absen selama setahun dari City College of New York sehingga ia dapat belajar di Eropa. Saat keinginan tersebut ditolak, ia mengundurkan diri. Saat datang ke [[Zürich]], dimana ia berharap dapat bekerja dengan [[Erwin Schrödinger]], ia bertemu dua orang Amerika sejawatnya, [[Julius Adams Stratton]] dan [[Linus Pauling]]. Mereka menyadari bahwa Schrödinger telah pergi, karena ia dilantik
Meskipun ia datang ke [[Hamburg]] untuk bekerja dengan Pauli, Rabi menemukan [[Otto Stern]] bekerja disana dengan dua anggota pasca-doktoral pemakai bahasa Inggris, Ronald Fraser dan John Bradshaw Taylor. Rabi kemudian berteman dengan mereka dan meminati eksperimen [[pantulan molekular]] mereka,{{sfn|Rigden|1987|pp=60–62}} yang membuat Stern meraih [[Nobel Fisika]] pada 1943.{{sfn|Toennies|Schmidt-Böcking|Friedrich|Lower|2011|p=1066}} Penelitian mereka melibatkan bidang magnetik non-seragam, yang sulit untuk dimanipulasi dan sulit untuk diukur secara akurat. Rabi mengeluarkan gagasan menggunakan bidang seragam sebagai gantinya, dengan pantulan molekular di sudut miring, sehingga atom-atom akan berbelok seperti sinar pada prisma. Gagasan tersebut akan memudakan penggunaan, dan memproduksi hasil yang lebih akurat. Dibimbing oleh Stern, dan sangat dibantu oleh Taylor, Rabi memakai gagasan untuk pengerjaan. Atas nasihat Stern, Rabi menulis sebuah surat tentang hasil-hasilnya kepada ''[[Nature (jurnal)|Nature]]'',{{sfn|Rigden|1987|pp=60–62}} yang menerbitkannya pada Februari 1929,{{sfn|Rabi|1929|pp=163–164}} disusul oleh sebuah makalah berjudul ''Zur Methode der Ablenkung von Molekularstrahlen'' ("Tentang metode pembelokan pantulan molekular") kepada ''[[Zeitschrift für Physik]]'', yang diterbitkan pada bulan April.{{sfn|Rabi|1929b|pp=190–197}}
|