Sri Samarawijaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Antapurwa (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Sri Samarawijaya''' adalah raja pertama Kadiri yang memerintah sejak tahun 1042. Gelar lengkapnya ialah '''Sri Samarawijaya Dharmasuparnawahana Teguh Uttunggadewa'...'
 
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 1:
'''Sri Samarawijaya''' adalah raja pertama [[Kadiri]] yang memerintah sejak tahun 1042. Gelar lengkapnya ialah '''Sri Samarawijaya Dharmasuparnawahana Teguh Uttunggadewa'''.
 
== Kedudukan Samarawijaya pada masa Airlangga ==
Pada masa pemerintahan [[Airlangga]] dan raja-raja sebelumnya, jabatan tertinggi sesudah raja adalah [[Rakryan Mahamantri]]. Jabatan ini identik dengan [[putra mahkota]], sehingga pada umumnya dijabat oleh putra atau menantu raja.
 
Baris 10:
Dengan demikian, Samarawijaya dipastikan adalah adik [[Sanggramawijaya Tunggadewi]].
 
== Perang Saudara melawan Janggala ==
Sebelum turun takhta tahun 1042, [[Airlangga]] dihadapkan pada masalah persaingan antara kedua putranya. Maka, ia pun membelah wilayah kerajaannya menjadi dua, yaitu [[Kadiri]] dan [[Janggala]]. Peristiwa ini diberitakan dalam ''[[Nagarakretagama]]'' dan ''[[Serat Calon Arang]]'', serta diperkuat oleh '''prasasti Turun Hyang''' (1044).
 
Baris 19:
Adanya unsur ''Teguh'' dalam gelar Samarawijaya, menunjukkan kalau ia adalah putra [[Airlangga]] yang dilahirkan dari putri [[Dharmawangsa Teguh]]. Sedangkan [[Mapanji Garasakan]] adalah putra dari istri kedua. Dugaan bahwa [[Airlangga]] memiliki dua orang istri didasarkan pada penemuan dua patung wanita pada [[Candi Belahan]] di lereng [[Gunung Penanggungan]], yang diyakini sebagai situs pemakaman [[Airlangga]].
 
== Akhir Pemerintahan Samarawijaya ==
Pemerintahan Samarawijaya di [[Kadiri]] dikenal sebagai masa kegelapan karena ia tidak meninggalkan bukti prasasti. Ia naik takhta dipastikan tahun 1042, karena pada tahun itu [[Airlangga]] turun takhta menjadi pendeta (berdasarkan berita dari prasasti Pamwatan dan prasasti Gandhakuti).
 
Akhir pemerintahan Samarawijaya tidak diketahui dengan pasti. Prasasti yang menyebutkan nama raja [[Kadiri]] selanjutnya adalah prasasti Sirah Keting tahun 1104, yang dikeluarkan oleh [[Sri Jayawarsa]]. Tidak jelas apakah [[Sri Jayawarsa]] adalah pengganti langsung dari Sri Samarawijaya, ataukah ada raja lain yang berada di antara keduanya.
 
== Kepustakaan ==
* Poesponegoro, M.D., Notosusanto, N. (editor utama). ''Sejarah Nasional Indonesia''. Edisi ke-4. Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
* [[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara