Kerajaan Galuh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-dibawah, +di bawah)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-mesjid, +masjid)
Baris 152:
=== Pembangunan Sekolah Sunda ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Olieverfschilderij voorstellende portret van de Regent van Galoeh Raden Aria Koesoema di Ninggrat TMnr A-5752.jpg|thumb|200px|Raden Aria Koesoemadininggrat, ''regent'' (bupati) Galuh (1879)]]
Dari tahun [[1853]] Kangjeng prabu tinggal di keraton Selagangga yang dibuat dari kayu Jati yang kokoh. Luas lahan tempat keraton itu berdiri adalah satu hektare, dengan kolam ikan, air mancur, dan bunga-bunga di pinggirnya. Di bagian lain dari keraton, ada kaputren, tempat para putri Bupati. Di komplek keraton juga ada mesjidmasjid. Tahun [[1872]] di komplek keraton ini dibangun Jambansari dan pemakaman keluarga Bupati. Di sebelah timur pemakaman ada situ yang sangat dikeramatkan. Dulu tidak ada yang berani melanggarnya, orang Galuh percaya air situ itu mengandung khasiat seperti yang dituliskan oleh Kangjeng prabu dalam ''guguritan'' yang dibuatnya, "''Jamban tinakdir Yang Agung, caina tamba panyakit, amal jariah kaula, bupati Galuh Ciamis, Aria Kusumahdiningrat, medali mas pajeng kuning.''" Artinya kurang lebih, "Jamban takdir dari Yang Agung, airnya penyembuh penyakit, amal jariah saya, bupati Galuh Ciamis, Aria Kusumahdiningrat, medali mas pajeng kuning."
 
Menurut para menak Galuh zaman sekarang, terutama keturunan Kangjeng prabu, zaman dulu ''guguritan'' yang disusun dalam pupuh Kinanti ini suka dinyanyikan oleh anak-anak sekolah rakyat.
Selain bangunan untuk kepentingan keluarga Bupati, Kanjeng prabu juga membangun gedung-gedung pemerintahan dan sarana lainnya. Antara tahun [[1859]] sampai [[1877]] pembangunan berlangsung tanpa henti. Diawali dengan dibangunnya gedung pemerintahan kabupaten yang megah, tepatnya di gedung DPRD sekarang, menghadap utara. Lantas gedung untuk Asisten Residen, yang sekarang menjadi gedung negara atau gedung kabupaten, sekaligus tempat tinggal Bupati sekeluarga. Bangunan lainnya adalah markas militer, rumah pemasyarakatan, mesjidmasjid agung, gedung kantor telepon.
 
Tampaknya Kangjeng prabu sama sekali tidak melupakan satu pun kepentingan masyarakat. Pendidikan diutamakan oleh Bupati yang mahir ber[[bahasa Perancis]] ini. Untuk pendidikan putera-puteranya dan kadang keluarga Bupati, sengaja dipanggil guru Belanda J.A.Uikens dan J. Blandergroen ke kantor kabupaten untuk mengajarkan membaca dan berbicara [[bahasa Belanda]]. Tahun [[1862]], Kangjeng Dalem mendirikan Sekolah Sunda. Tahun [[1874]], Sekolah Sunda yang kedua berdiri di Kawali. Sekolah-sekolah ini merupakan sekolah pertama di Tatar Sunda.
Baris 172:
Tahun [[1915]] Kabupaten Galuh secara resmi masuk ke [[Parahyangan|Karesidenan Priangan]], dan sebutannya menjadi Kabupaten Ciamis. Tanggal [[1 Januari]] [[1926]] Pulau Jawa dibagi menjadi tiga provinsi, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Jawa Barat dibagi menjadi lima [[karesidenan]], 18 [[Kabupaten]] dan enam [[kotapraja]]. Ciamis selanjutnya masuk ke Karesidenan Priangan Timur.
 
Di lokasi keraton Selagangga, Kangjeng prabu juga membuat mesjidmasjid megah. Orang yang dipercayai untuk mengurus dan menghidupkannya adalah Haji Abdul Karim.
Untuk pemekaran agama Islam, Bupati Galuh memerintahkan para Kepala Desa supaya di tiap desanya didirikan mesjidmasjid, selain untuk ibadah secara umum, juga untuk anak-anak dan remaja belajar mengaji dan ilmu agama. Pendeknya untuk membangun mental spiritual masyarakat. Masjid Selagangga sangat ramai dikunjungi para remaja.
 
=== Peninggalan Kangjeng prabu ===