Tarombo Batak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tarombo Dari Silalahi
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 89:
Disamping versi tersebut, ada versi lain yang mengatakan namun tidaklah berbeda jauh dari kisah di atas. Dikisahkan tidak sampai terjadi kejadian namarultop i, sebelum kejadian marultop, Pinta Haomasan sudah lebih dahulu memberitahukan Tamba Tua apa yang telah dilakukan Tuan Sorba Dijulu ayahanda mereka, dengan rasa kekecewaan dan sedih akhirnya Tamba Tua dan adik-adiknya sepakat untuk pergi dari tanah Pangururan. Lalu di versi yang lain dikatakan setelah kejadian marultop, muncul lah perasaan dendam Si Bolon Tua terhadap Tamba Tua di mana dia telah membuat masalah akan siakkangan, padahal saat marultop telah terbukti Tamba Tualah yang berdarah kena ultop Si Bolon Tua, dan Si Bolon Tua berencana membunuh Tamba Tua, namun rencana Si Bolon Tua diketahui Pinta Haomasan, dan dengan segera Pinta Haomasan memberitahukannya pada Tamba Tua, akhirnya Tamba Tua sepakat pergi meninggalkan tanah Pangururan bersama adik-adiknya.
 
Perlu untuk kita ketahui kembali, Pinta Haomasan menikah dengan Raja Silahi Sabungan?????(VERSI SILALAHI RAJA), dan Tamba Tualah yang menikahkan Pinta Haomasan dengan Raja Silahi Sabungan disaksikan Saragi Tua, Munthe Tua, dan Nahampun Tua. Saat itu Si Bolon Tua terlalu sibuk dengan urusannya bersama Tuan Sorba Dijulu marmahan, berburu, mengadu kesaktian sehingga Tamba Tualah yang mangamai Pinta Haomasan saat itu, di mana posisi Tamba Tua sudah menikah dengan boru Malau Pase. Namun hari-hari kegiatan Pinta Haomasan banyak dihabiskan bersama ibotonyaibotona karena LahisabunganRaja seringSilahi Sabungan yang mengadu kesaktian di luar tanah Pangururan dan jarang kembali. Keturunan dari Pinta Haomasan adalah Silalahi Raja atau SILALAHI RAJA???. Namun setelah Silalahi Raja besar dia tidak lagi dapat berkumpul dengan tulangnya Tamba Tua, Saragi Tua, Munthe Tua dan Nahampun Tua dan anak-anak tulangnya, karena Tamba Tua dan adik-adiknya serta keturunannya sudah pergi dari tanah Pangururan, sehingga hanya tinggal Si Bolon Tua dan keturunannya lah yang tinggal di tanah Pangururan. Oleh karena itu, Silalahi Raja menikahi boru tulangnya dari Si Bolon Tua, dan itu terjadi piga-piga sundut mangalap boru tulangna Si Bolon Tua. Karena sudah beberapa sundut mengambil boru tulangnya dari Si Bolon Tua, maka dikatakanlah Silalahi Raja boru sihabolonan ni Simbolon, karena sudah mengambil dari atas boru Simbolon. Selebihnya pihak Silalahi Raja lah yang lebih mengetahuinya...Pertanyaannya 1. KENAPA SILAHISABUNGAN TIDAK MEMBERITAHUKAN KEPADA ANAK-ANAKNYA YANG LAIN TENTANG KEBERADAAN SILALHI RAJA INI, ???? 2. DIMANA KUBURAN SILALAHI RAJA INI???..
 
Akhirnya Tamba Tua dan adik-adiknya menemukan tanah baru yang cocok untuk ditempati bersama semua keturunannya dan keturunan adik-adiknya, diberilah nama huta itu huta Tamba. Disinilah dimulai parserahan marga-marga mayoritas PARNA. Setelah menempati kampung yang baru dan membangun kampung tersebut, Tamba Tua, Saragi Tua, Munthe Tua, dan Nahampun Tua sepakat untuk menghambat Si Bolon Tua. Tamba Tua di huta Tamba-Samosir, Saragi Tua pergi ke Simalungun, Munthe Tua ke tanah Karo, dan Nahampun Tua ke Dairi. Namun belum diketahui apakah turut serta membawa keturunannya, namun berdasarkan tano parserahan marga-marga PARNA keturunan Saragi Tua, Munthe Tua, Nahampun Tua, keturunannya ada yang ikut dan ada yang tidak ikut. Saragi Tua memiliki 2 anak, Ompu Tuan Binur dan Raja Saragi, Saragi Tua membawa Raja Saragi ke tanah Simalungun sedangkan Ompu Tuan Binur tinggal di huta Tamba. Setelah tiba di tanah Simalungun, Raja Saragi menikah di tanah Simalungun dan memiliki keturunan, lama di tanah Simalungun Saragi Tua memutuskan kembali ke kampungnya di huta Tamba, namun Raja Saragi tidak ingin lagi kembali ke huta Tamba, tetapi salah satu keturunan Raja Saragi ikut bersama opungnya Saragi Tua kembali ke huta Tamba. Keturunan Raja Saragi yang tinggal di tanah Simalungun ini diketahui adalah cikal bakal marga Sumbayak, dan yang kembali ke huta Tamba adalah cikal bakal marga Sidabukke yang kemudian merantau ke Simanindo yang saat ini mayoritas bukanlah bagian dari punguan Parna lagi karena kejadian di mana cucu dari Raja Saragi yang bernama Raja Sinalin yang dari huta Tamba merantau ke Simanindo Sibatu-batu menikahi itonya sendiri boru Napitu. Dan hingga saat ini sudah banyak Sidabukke menikahi boru Parna, dan marga Parna sendiri menikahi boru Sidabukke, hanya minoritas yang mengatakan masih Parna. Mengapa begitu…?? Ini ada kisahnya sendiri mengapa sampai masih ada minoritas Sidabukke yang mengatakan Parna, akan dibahas di lain kesempatan. Ketika Saragi Tua kembali ke huta Tamba, keturunannya sudah merantau dari huta Tamba, dan menemukan tanah baru yang kelak dinamakan Huta Simarmata.
Baris 143:
Marga-marga keturunan Sipaettua, antara lain: [[Hutahaean]], Hutajulu, [[Aruan]], [[Sibarani]], Sibuea, Pangaribuan, dan Hutapea
 
=== Silahisabungan VERSI SILALAHI RAJA ===
[[Berkas:Tarombo Sidabutar.jpg|thumb|Tarombo Sidabutar versi Pitu Raja Ambarita.]]
Sembilan Anak Keturunan Silahisabungan dari 3 istri yakni:
 
'''Istri Pertama, Pinggan matioPintahaomasan boru Padangbaso batangharibolon''', anaknya:
 
1.Loho Silahi Raja (SihalohoSilalahi)
 
'''Istri Kedua, MilingilingPinggan matio boru Mangarerak,Padang batanghari''', anaknya:
2.Tungkir Raja (Situngkir)
# Loho Raja (Sihaloho)
2.# Tungkir Raja (Situngkir)
3.# Sondi Raja (Rumasondi)
4.# Butar Raja (SidabutarSinabutar)
5.# Debang Raja (Sidebang)
6.# Bariba Raja (Sidabariba)
7.# Batu Raja (Pintubatu.
 
'''Istri Ketiga, Milingiling boru Mangarerak,''' anaknya:
3.Sondi Raja (Rumasondi)
 
1. Siraja Tambun.
4.Butar Raja (Sidabutar)
 
5.Debang Raja (Sidebang)
 
6.Bariba Raja (Sidabariba)
 
7.Raja (Pintubatu.
# Satu Boru Deang Namora
 
'''Istri Kedua, Milingiling boru Mangarerak,''' anaknya:
 
1. Siraja Tambun
 
Selain marga pokok di atas masih ada lagi marga marga cabang keturunan Silahisabungan, yakni Sipangkar, Sembiring, Sipayung, Silalahi, Dolok Saribu, Sinurat, Nadapdap, Naiborhu, Maha, Sigiro, dan Daulay.