Suhajar Diantoro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix =
|name = [[Dr. Suhajar Diantoro]]
|honorific-suffix =
|image = Suhajar Diantoro.jpg
|imagesize = 220px
|order =
|office = [[StafStaff Ahli Bidang Pemerintahan Kementrian[[Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia]]
|term_start = [[Juli]] [[2015]]
|term_end = [[Sekarang]]
Baris 24:
|death_place =
|spouse =Nani Nofiar
|children = Muhammad Septian Putra Perdana S.Ip ,. Dwi Pebranadian Putra S.E ,. Tri Diana Putri ,. Muhammad Aufa Fauzantara dan. Muhammad Insan AnNafis
|party =
|religion = [[Islam]]
Baris 37:
Suhajar merupakan anak ke 4 dari 9 bersaudara. Dilahirkan pada tahun 1964 dari pasangan Yem Kasno dan Fatimah binti Dasuki. Nama Suhajar Diantoro terinspirasi dari Ki Hajar Dewantara dan hari lahirnya yang bertepatan dengan hari pendidikan nasional yaitu 2 Mei.
 
Yem Kasno yang merupakan seorang petani karet, hal ini membuat Suhajar harus mulai bertani sejak kelas 3 SD. Ketika itu, setiap pukul 3 pagi Suhajar sudah harus bangun untuk membantu bapaknya di kebun.
 
Kehidupan yang sulit tidak menyurutkan keinginan Suhajar untuk berprestasi. Sejak SMP, Ia sudah menonjol dibandingkan siswa-siswa yang lain. Prestasinya dibidang akademik membuat ia berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA di kota Pekan Baru, yaitu SMAN 2 Pekan Baru.
Baris 45:
Tamat dari SMA, Suhajar masuk ke Fakultas Perikanan Universitas Riau sebelum diterima di Akademi pemerintahan Dalam Negeri (APDN). Suhajar menyelesaikan pendidikannya di APDN pada tahun 1987.
 
Karena prestasinya, Suhajar berkesempatan untuluntuk melanjutkan kuliah S1 di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP). Sembari menunggu mulai perkuliahan, Suhajar menjalankan dinas sebagai Staf Protokol Provinsi Riau.
 
Ketika menjadi Staf Protokol Provinsi Riau, Suhajar bertemu dengan seorang gadis yang cantik jelita bernama Nani Nofiar. Tidak seperti pemuda lain pada zamannya, tanpa pacaran, Suhajar langsung mengajukan lamaran kepada keluarga Nani Nofiar. Niat mulia Suhajar disambut baik oleh keluarga besar Nani Nofiar. Pada tahun 1988, Suhajar Diantoro bertunangan dengan Nani Nofiar. Pada tahun 1990, setelah menyelesaikan pendidikannya di IIP, A Suhajar menikahi Nani Nofiar.