Kabuki: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 51:
 
== Sejarah kabuki sejak zaman Meiji ==
Kepopuleran kabuki tetap tidak tergoyahkan sejak [[zaman Meiji]], tetapi sering menerima kritik. Di antaranya kalangan intelektual menganggap isi cerita kabuki tidak sesuai untuk dipertunjukkan di negara orang beradab. Kalangan di dalam dan luar lingkungan kabuki juga menuntut pembaruan di dalam kabuki, sehingga mau tidak mau dunia showbiz kabuki harus diubah sesuai tuntutan zaman. Kritik terhadap kabuki mengatakan banyak unsur dalam kabuki yang sebenarnya tidak pantas dimasukkan ke dalam drama kabuki, misalnya: alur cerita yang tidak masuk akal, tema cerita yang kuno atau berbau feodal, "perjodohan-politik" yang bertujuan menyamarkan skandal dan sejarah perang dengan setting panggung yang dapat diganti-ganti secepatnya serta trik panggung yang sekadar untuk membuat penonton takjub, seperti adegan aktor bisa "terbang" atau bergantimengganti kostum dalam sekejap.
 
Akibat kritik yang diterima, dunia showbiz kabuki sejak zaman Meiji berusaha mengadakan gerakan pembaruan dalam berbagai aspek teater kabuki. Gerakan pembaruan yang disebut Engeki Kairyō Undō juga melibatkan pemerintah Meiji yang memang bermaksud mengontrol pertunjukan kabuki. Pemerintah Meiji bercita-cita menciptakan pertunjukan teater yang pantas dan bisa dinikmati kalangan menengah dan kalangan atas suatu "masyarakat yang bermoral". Salah satu hasil gerakan pembaruan kabuki adalah dibukanya gedung [[Kabuki-za]] sebagai tempat pementasan kabuki. Selain itu, pembaruan juga melahirkan genre baru teater kabuki yang disebut [[Shimpageki|Shimpa]].
 
Karya kabuki yang diciptakan di tengah gerakan pembaruan disebut [[Shin-kabuki]], dengan karya-karya seni baru banyak bermunculan hingga di awal [[zaman Showa]]. Penggemar kabuki biasanya tidak menyukai sebagian besar karya kabuki yang mendapat pengaruh gerakan pembaruan dan dipentaskan sebagai Shin-kabuki. Penggemar Shin-kabuki cuma penulis terkenal seperti [[Tsubouchi Shoyo]], [[Osanai Kaoru]], dan [[Okamoto Kido]] yang begita suka hingga menulis naskah baru untuk kabuki. Sampai sekarang, karya-karya yang tergolong ke dalam Shin-kabuki yang tidak disukai penggemar hampir tidak pernah dipentaskan.
 
Setelah [[Perang Dunia II]], orang Jepang akhirnya mulai menyadari pentingnya bentuk kesenian kabuki yang asli. Pada tahun [[1965]], pemerintah Jepang menunjuk kabuki sebagai [[warisan agung budaya nonbendawi|warisan agung budaya seni nonbendawi]] dan pemerintah membangun [[Teater Nasional Jepang]] di Tokyo yang di antaranya digunakan untuk pentas kabuki akbar.
 
Selain itu, [[Ichikawa Ennosuke III]] berusaha menghidupkan kembali naskah-naskah kabuki lama yang sudah jarang dipentaskan. Naskah kabuki yang jarang dipentaskan dan dihidupkan kembali oleh Ichikawa Ennosuke III dikenal sebagai [[Fukkatsu-kyōgen]] (kyogen yang dihidupkan kembali). Kabuki yang dipentaskan Ichikawa Ennosuke III disebut Supa-kabuki (kabuki super), karena Ennosuke mencoba teknik pementasan lebih berani dengan menghidupkan kembali trik panggung (''kérén'') yang dulunya pernah dianggap selera rendah oleh banyak orang. Belakangan ini, pertunjukan kabuki juga sering menampilkan [[dramawan]] dan [[sutradara]] teater di luar lingkungan kabuki sebagai sutradara tamu.
 
Pementasan kabuki pada zaman sekarang sudah sangat berbeda dengan pementasan kabuki pada zaman Edo. Kelompok kabuki berusaha memodernisasi pertunjukan sekaligus memelihara tradisi asli pementasan. Kabuki sekarang sudah dianggap sebagai seni pertunjukan tradisional klasik yang sesuai dengan kemajuan zaman.
 
=== Asosiasi ===