Abu Ayyub al-Anshari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{gabungdari|Abu Ayyub al-Anshari}}
[[Berkas:Eyupsultan.JPG|thumb|right|180px]]
'''Abu Ayyub al-AnsariAnshari''' ([[Bahasa Arab]]:'''{{lang|ar|أبو أيوب الأنصاري'''}}) adalah [[Sahabat Nabi]] [[Muhammad]] SAWyang paling tua sekali. Ia bernama asli '''Khalid bin Zaid bin Kulayb'''. Abu Ayyub hidup pada zaman [[Abu Bakar]], [[Umar]], [[Utsman bin Affan]] dan [[Ali bin Abi Thalib]]. Abu Ayyub syahid di [[Konstantinopel]] ketika tentara [[Kerajaan Umaiyyah]] coba menyerang kota itu. Setelah Sultan [[Muhammad II]] naik tahta di [[Istanbul]] pada tahun [[1435]], makam Abu Ayyub dipindahkan ke tepi benteng [[Istanbul]], seperti yang diwasiatkannya.
 
== Biografi ==
Abu Ayyub al-Ansari berasal dari [[Bani an-Najjar]], Ia mendapatkan kehormatan menjadi tuan rumah Rasulullah ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari [[Mekkah]] ke [[Madinah]]. Ia mengikuti setiap pertempuran dalam membela [[Islam]]. Sampai pada zaman [[Muawiyah bin Abu Sufyan]], Ia ikut bertempur melawan kekaisaran Romawi. Ia dimakamkan di [[Konstantinopel]]. Pada zaman pemerintahan [[Mehmed II|Muhammad al-Fatih]] memerintah [[Kesultanan Utsmaniyah]], Ia dijadikan idola sebagai pahlawan yang membebaskan kota Konstantinopel.
 
{{sahabat nabi}}
 
Ketika Rasulullah SAW memasuki Madinah, setiap orang berlomba-lomba agar dia berhenti di rumahnya. Namun, Rasulullah shallallahu SAW menunjuk ke arah untanya dan berkata, “Biarkanlah unta ini. Sesungguhnya unta ini telah diperintahkan.” Di depan rumah Malik bin Najjar, duduklah unta tersebut di dekat rumah Abu Ayub al-Anshari, Khalid bin Zaid.
Baris 15 ⟶ 12:
Abu Ayub bergabung dengan Ali bin Abi Thalib untuk menghadapi Mu’awiyah karena Ali pada saat itu adalah Imam kaum Muslimin. Pada saat Mu’awiyah berkuasa, ia rindu untuk ikut berperang, sekalipun usianya telah lanjut. Karenanya, ia pun berangkat bersama pasukan Yazid menuju Kostantinopel. Ketika ajal akan menjemputnya, Abu Ayub meminta agar pasukan Muslimin mendekati benteng Konstantinopel bersamanya. Kemudian tentara Islam berperang di hadapannya sampai mereka berhasil meraih apa yang mereka cita-citakan. Abu Ayub pun akhirnya gugur sebagai syahid dan dimakamkan di sana, yang kemudian kuburannya diziarahi oleh orang-orang Romawi seperti menziarahi kuburan seseorang yang dianggap suci oleh mereka.
 
{{gabungdari|== Kata hikmat Abu Ayyub al-Anshari}} ==
 
"Sekiranya aku syahid disini wahai Yazid (ketua panglima Bani Umaiyyah, kalian kuburkan aku ditepi benteng Konstantinopel, kerana aku ingin mendengar derapan tapak kaki kuda sebaik-baik raja ketika mereka menawan Konstantinopel"
 
"Aku mendengar baginda Rasulullah S.A.W mengatakan seorang lelaki soleh akan dikuburkan di bawah tembok tersebut & aku juga ingin mendengar derapan tapak kaki kuda yang membawa sebaik-baik raja yang mana dia akan memimpin sebaik-baik tentara seperti yang telah diisyaratkan oleh baginda"
 
{{Sahabat nabi-stub}}
{{sahabat nabi}}
{{SahabatPerangBadr}}