Jujutsu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
Baris 28:
 
== Jujutsu Tradisional dan Non-Tradisional ==
Di Indonesia, ada beberapa perguruan Jujutsu/Ju-Jitsu yang cukup populer. Di berbagai kota besar dapat dijumpai perguruan-perguruan Jujutsu/Ju-Jitsu, antara lain PORBIKAWA (Persatuan Olahraga Beladiri Ishikawa) yang didirikan oleh Murid Tunggal Master Yoshen Ishikawa yaitu Bp. Tan Sing Tjay (Soetikno)pada tahun 1949 dengan nama :Ishikawa Jiu Jitsu Club. Perguruan Jiujitsu Club Indonesia (JCI) yang didirikan oleh Bp. Ferry Sonneville pada tahun 1953, perguruan Institut Ju-Jitsu Indonesia (IJI) dengan pendiri-pendirinya: Drs. Firman Sitompul (DAN X) dan Prof Irjen Pol Drs. DPM. Sitompul, SH., MH (DAN X) pada tahun 1982, perguruan [[Goshinbudo Jujutsu Indonesia]] (GBI) yang didirikan oleh Bp. Ir. C.A. Taman M.Eng, Nanadan Renshi-Shihan dan Bp. Ben Haryo S.Psi, M.Si, Godan-Shihan pada tahun 1990-an, perguruan Take Sogo Budo yang didirikan oleh Bp. Hero Pranoto pada tahun 1995, dan perguruan Samurai Jujutsu Indonesia (SJJI) yang didirikan oleh Bp. Budi Martadi atau [[Efer martadi]] pada tahun 2000.
Di Indonesia, ada beberapa nama untuk menyesuaikannya dengan isinya yang ada saat itu, maka dinamailah PORBIKAWA dari singkatan:Persatuan Olah Raga Beladiri Ishikawa, adalah pencantuman nama gurunya dengan mengingat jasa-jasanya yang pernah menganjurkan agar Soetikno belajar tehnik beladiri yang lain selain Jiu Jitsu, agar Soetikno lebih mendapat pandangan luas dalam bidang seni beladiri, karena ilmu yang manapun saja pasti akan terus berkembang tanpa hentinya seirama dengan kemajuan zaman.
 
Perguruan '''PORBIKAWA, JCI, IJI''' dan '''Take Sogo Budo''' telah mengembangkan berbagai teknik beladiri baru yang disesuaikan dengan bangsa Indonesia, misalnya dengan mengkombinasikan teknik-teknik dari beladiri lain kedalam silabusnya dan menciptakan teknik-teknik baru yang lebih sesuai dengan situasi pembelaan diri di Indonesia. Sehingga disebut sebagai perguruan yang '''independen''' dan '''tidak terikat dengan tradisi''' dari negara asal Jujutsu (Jepang).
Pada tahun 1972, PORBIKAWA mendapat undangan dari konggres PORKI (Belum FORKI) di Jakarta dan telah hadir 24 Aliran seni beladiri Karate se-Indonesia. Kongres itu telah berhasil membentuk suatu wadah besar Bernama Federasi OlahRaga Karate-Do Indonesia (FORKI)dan menampung seluruh aspirasi aliran dan PORBIKAWA berubah menjadi PORBIKAWA KARATa cukup banyak perguruan seni beladiri Jujutsu dengan berbagai alirannya.
 
Pendekatan yang berbeda diambil oleh '''Perguruan Goshinbudo Jujutsu Indonesia (GBI''') berafiliasi dengan '''JKF-Wadokai''' (beraliran [[Wado]]) dan '''Sekai Dentokan Renmei''' (beraliran Hakko-ryu) [http://www.dentokanhombu.com] sedangkan '''Samurai Jujutsu Indonesia (SJJI''') berafiliasi dengan '''Ninpo Bujinkan Indonesia''' [http://ninjutsuindonesia.wordpress.com]. Kedua perguruan di atas beraliran Jujutsu tradisional/murni, karena gerakannya didasarkan pada teknik-teknik Jujutsu Jepang '''sesuai aslinya''', tanpa perubahan atau inovasi lokal dari anggota-anggota yang ada di Indonesia. Di perguruan GBI misalnya, diajarkan waza (teknik) yang berasal dari Hakko-ryu Jujutsu, Wado-ryu dan Yoshin-ryu Jujutsu, Sedangkan di perguruan SJJI, diajarkan teknik dari Hontai Takagi Yoshin-ryu Jujutsu, Asayama Ichiden-ryu Jujutsu dan beberapa aliran lainnya. Karena itu kedua perguruan ini disebut sebagai '''Jujutsu tradisional''' atau ''"ortodoks"''.
 
Ciri khas Jujutsu tradisional antara lain adalah tidak memiliki format pertandingan/kompetisi, serta masih menjalin hubungan dengan hombu dojo (dojo induk) yang ada di negara asal Jujutsu, yaitu Jepang. Sedangkan Jujutsu modern (seperti [[Jiu-jitsu Brasil]]) biasanya menekankan pada pertandingan/kompetisi dan sudah tidak memiliki hubungan keorganisasian dengan negara asalnya (Jepang).
 
Beberapa orang ahli Jujutsu di luar Jepang ada yang mengembangkan aliran seni beladirinya sendiri, yang kemudian diberi nama Jujutsu untuk menjelaskan bahwa walaupun aliran tersebut diciptakan di luar Jepang, namun awalnya berasal dari beladiri Jepang. Beladiri '''Ketsugo Ju-Jitsu''' ( [[:en:Ketsugo|Jujutsu]]) misalnya, diciptakan sendiri oleh '''Prof. Harold Brosious''' dari USA setelah mempelajari Jujutsu Jepang dan melakukan berbagai pengembangan. Demikian juga dengan '''Small Circle Ju-Jitsu''' yang diciptakan oleh [[Wally Jay|Prof. Wally Jay]].
 
== Perguruan Jujutsu di Indonesia ==
Ada banyak organisasi Jiu-Jitsu (Jujutsu) di Indonesia, di mana yang tertua adalah '''Jiujitsu Club Indonesia (JCI)''' yang didirikan oleh alm. '''Bp. Ferry Soneville''' pada tahun '''1950'''. Bp. Soneville juga dibantu oleh '''Bp. M.A. Affendi''' dan beberapa ahli beladiri lainnya saat merintis perguruan dia. Perguruan ini sampai sekarang (2007) masih aktif dibawah pimpinan '''Bp. Prayitno''', seorang pebeladiri senior yang sempat tinggal lama di Australia dan belajar dibawah bimbingan '''Mr. Jan de Jong''', seorang murid langsung dari grandmaster '''Minoru Mochizuki'''.
 
Sebelum kemerdekaan Indonesia, yaitu pada masa penjajahan Belanda, tepatnya tahun '''1920'''an, di Jawa Tengah ada tercatat perguruan '''Tsutsumi Hozan-ryu Jujutsu''' yang diasuh oleh '''keluarga Saito''' (Mr. Jan de Jong tercatat sebagai anggota perguruan ini), dan perguruan Jujutsu jalan Kranggan Surabaya yang diasuh oleh '''Mr. Isuki Watanabe'''. Namun kedua perguruan ini tidak aktif lagi semenjak perang dunia ke II, walaupun masih ada murid-murid perguruan tersebut yang tetap setia mengajarkan Jujutsu di luar Indonesia.
 
Selepas perang dunia ke II, beberapa tokoh Judo yang juga menguasai Jujutsu mengajarkan beladiri Jujutsu sebagai bagian dari teknik self-defense yang diajarkan kepada murid-murid Judo. Di antara guru-guru tersebut adalah '''Mr. Seichi Makino''' dan '''Mr. Dick Schilder''', keduanya mengajarkan Jujutsu di Pulau Jawa.
 
=== Perguruan Jujutsu era-70 sampai sekarang ===
Pada era 1970an, beberapa orang pemuda Indonesia yang dulu berlatih di luar negeri dan kembali ke Indonesia turut meramaikan khasanah kekayaan seni beladiri Jujutsu di Indonesia, antara lain adalah [[C.A. Taman|Bapak C.A. Taman]] yang kemudian mendirikan perguruan [[Wadokai]] pada tahun 1972 dan turut membidani kelahiran perguruan [[Goshinbudo Jujutsu Indonesia|Goshinbudo Jujutsu Indonesia (GBI)]] pada tahun 1997. C.A. Taman adalah satu-satunya putra bangsa Indonesia yang sempat berlatih langsung dengan grandmaster [[Hironori Otsuka]], sang pewaris ke 4 dari aliran [[Shindo Yoshin-ryu Jujutsu]] dan pendiri aliran [[Wado-ryu Karate]]. [[Ben Haryo]], yang sekarang menjadi instruktur kepala (wakil guru besar) untuk GBI, adalah murid langsung dia. Selain Ben Haryo, orang lain yang berjasa kepada perkembangan GBI adalah [[Saleh Jusuf]], seorang ahli beladiri yang lama tinggal di Negeri Belanda, dan semasa tinggal disana sempat mempelajari [[Judo]] dari [[Willem Ruska|Mr. Willem Ruska]] (juara Olympiade), Jujutsu dari [[John Phililips|Mr. John Phillips]] dan [[Sambo]] (gulat Rusia) dari [[Chris Doelman|Mr. Chris Doelman]].
 
GBI di Indonesia dikenal sebagai organisasi "kosmopolitan" karena sering menerima murid dari kalangan orang asing, dan berafiliasi dengan banyak guru besar Jujutsu yang berada di luar negeri. Nama-nama seperti '''Prof. George Kirby (American Jujutsu Association, USA), Prof. Harold Brosious (Ketsugo Jujutsu USA)''' dan '''Col. Roy Hobbs (Sekai Dentokan Renmei)''' masih tercatat sebagai anggota dewan penasehat GBI. Aliran '''Dentokan Aiki Jujutsu''' yang diajarkan oleh Col. Roy Hobbs, disebarkan di Indonesia oleh Bp. Ben Haryo, dan diajarkan sebagai salah satu aliran Jujutsu yang berada dalam ruang lingkup GBI Club.
 
Pada bulan Maret 2009, Col. Roy Hobbs mengutus '''Mr. Andy Roosen (DAN-5)''' untuk mengunjungi markas GBI di Jakarta dan melakukan seminar kecil untuk beladiri praktis (Goshin Jutsu dan Aiki Jujutsu), latihan gabungan, penyeragaman teknik dan perbandingan hasil riset, sekaligus merayakan ulang tahun GBI dan meresmikan GBI sebagai Dentokan Indonesia, dibawah pimpinan Ben Haryo sebagai pelatih resmi pertama di Indonesia, dan tercatat dalam sejarah sebagai '''murid pertama Col. Roy Hobbs di Asia Tenggara'''.
 
Col. Hobbs sendiri mempelajari seni beladiri Aiki Jujutsu tersebut dari guru besar '''Okuyama Ryuho ''' (dari aliran Hakko-ryu) dan '''Irie Yasuhiro''' (dari aliran Kokodo-ryu) di Jepang pada tahun 1980an-1990an sampai dinobatkan sebagai '''Shihan''' (Master Instructor) oleh guru besar Ryuho Okuyama dan '''Menkyo Kaiden''' (sudah menamatkan seluruh pelajaran dalam perguruan) oleh guru besar Irie Yasuhiro.
 
Mulai tahun 2011, GBI Club juga mulai mengajarkan materi '''Jujutsu Gyakute-Do''' dibawah bimbingan guru besar '''Makoto Kurabe''' dari Jepang dan guru '''Steven Vaes''' (warga Belgia). [http://www.gyakutedo.com/index.php/aikijutsu-association]
 
'''PORBIKAWA-KARATEDO INDONESIA'''
Selain nama-nama di atas, tidak dapat dilupakan keberadaan perguruan '''PORBIKAWA (Persatuan Olah Raga Beladiri Ishikawa)''' yang didirikan oleh murid langsung dari '''Master Yoshen Ishikawa''', yaitu '''Bp. Tan Sing Tjay (Soetikno) pada tahun 1949 dengan nama perguruannya : " Ishikawa Jiu jitsu Club " di Surabaya. Selain Soetikno belajar ilmu tsb.di atas, memang sejak masa kanak-kanaknya telah menggemari ilmu silat ( Kun Tao ) sejak usianya baru 10 tahun, ia telah pula ikut-ikut belajar ilmu silat Kun Tao tsb dari 2 orang guru Kun Tao-nya dari aliran-aliran yang berbeda.
 
Menurut Soetikno, Ilmu Silat atau Ilmu beladiri tidaklah sempurna apabila orang hanya mampu membela diri dengan salah satu jenis aliran saja, oleh karena dalam suatu perkelahian tidak bakal hanya terjadi pukul-memukul atau bergumul belaka, melainkan akan terjadi segala bentuk gerakan tehnik perlawanannya, apakah itu pukulan, tendangan maupun pergumulan dsb.
 
DiSejak Indonesiaberkembang pesatnya pada tahun 1963, adamaka club tersebut beberapadiubah namanamanya untuk menyesuaikannyamenyesuaikan dengan isinya yang ada saat itu, maka dinamailah PORBIKAWA dari singkatan:Persatuan Olah Raga Beladiri Ishikawa, adalah pencantuman nama gurunya dengan mengingat jasa-jasanya yang pernah menganjurkan agar Soetikno belajar tehnik beladiri yang lain selain Jiu Jitsu, agar Soetikno lebih mendapat pandangan luas dalam bidang seni beladiri, karena ilmu yang manapun saja pasti akan terus berkembang tanpa hentinya seirama dengan kemajuan zaman.
 
Pada tahun 1972, PORBIKAWA mendapat undangan dari konggres PORKI (Belum FORKI) di Jakarta dan telah hadir 24 Aliran seni beladiri Karate se-Indonesia. Kongres itu telah berhasil membentuk suatu wadah besar Bernama Federasi OlahRaga Karate-Do Indonesia (FORKI)dan menampung seluruh aspirasi aliran dan PORBIKAWA berubah menjadi PORBIKAWA KARATaKARATE-DO cukupINDONESIA banyakhingga perguruansekarang seniini. beladiriPerguruan Jujutsuini dengansampai berbagaisekarang alirannyamasih eksis, dan berpusat di Surabaya.
 
Perguruan Jujutsu lainnya yang masih eksis di Indonesia adalah Take Sogo Budo yang dipimpin '''Hero Pranoto''', dan KYUURAI yang dipimpin oleh ''' Sensei Darmawan'''.Perguruan Kyuurai Jujitsu dirintis pertama kali di '''Gelanggang Generasi Muda Bandung''' tahun 2000. Berkembang di '''Universitas Katolik Parahyangan Bandung''' yang dirintis oleh '''Renshi Ichi-Dan Yosafat Tunjung''', '''Bulungan, Jakarta Selatan''', dirintis oleh '''Sempai Tagor Ricardo, Sempai Beverly Charles, dan Sempai Ira Hutabarat''' ,dikembangkan di '''Batamindo-Batam''' Kep.Riau dirintis oleh '''Dr. John Sulistiawan, bersama dengan Renshi Ichi-Dan Khufran Hakim Noor dan Rizka Billitania.''' Tahun 2009 murid dari Khufran Hakim Noor dan Rizka Bilitania yaitu '''Renshi Ichi-Dan Abdillah''' mendirikan '''Dojo Kyuurai Jujitsu di daerah Tiban- Batam''' Kep.Riau, selanjutnya Abdillah mempunyai murid yaitu '''Renshi Ichi-Dan''' '''Yofirga Fachrisma''' yang mendirikan '''Dojo Kyuurai Jujitsu di daerah Bengkong- Batam''' Kep.Riau. Aliran Kyuurai menitik beratkan pada pemahaman dan filosofi gerak koshi no mawari yang langka.Dan sistem pengobatan yang berdasarkan pada '''Kokyu-ho dan pengaturan pola makanan dengan buah-buahan dan sayuran'''.
 
Selain itu tidak boleh dilupakan bahwa aliran '''Kushin Ryu Jujutsu''' yang diajarkan oleh Mahaguru Horyu Matsuzaki juga diajarkan sebagai bagian dari silabus perguruan '''Kushin Ryu M Karatedo Indonesia''', oleh murid-murid dia yang berkebangsaan Indonesia, yaitu '''(alm) Bp. Alibasyah''' ayahhanda '''Bp. H. Sofyan Hambally dari Dojo Kopo Bandung'''. Sepeninggalnya Bp. Alibasyah, praktis tongkat pengembangan Kushin Ryu dilakukan oleh Shihan Sofyan Hambally. Saat ini, mantan Ketua Dewan Guru PP-KKI itu mengembangkan dan memfokuskan pelatihan jujitsu melalui wadah komunitas ''' KUSHIN RYU JUJITSU INDONESIA (KJI)" bersama Sensei Arman Hidayat, Ketua Dewan Guru KKI Jawa Barat.
 
Dari tinjauan di atas dapat kita lihat bahwa di Indonesia ada cukup banyak perguruan seni beladiri Jujutsu dengan berbagai alirannya.
 
Seni beladiri Jujutsu di Indonesia belum mencapai kemajuan yang pesat dan mencapai popularitas seperti dialami oleh beladiri lainnya, karena '''di Indonesia belum ada wadah yang dapat menjadi ajang silaturahmi dan kerjasama semua perguruan Jujutsu yang ada''', tidak seperti Pencak Silat yang dapat bersatu lewat IPSI nya dan Karatedo yang dapat bersatu lewat FORKI. Jika perguruan-perguruan Jujutsu yang berbeda-beda aliran di Indonesia dapat mencapai kata sepakat untuk membentuk suatu wadah persatuan dan kerjasama, di mana semua perguruan bisa duduk sebagai mitra yang sejajar dan saling menghormati, maka perkembangan beladiri Jujutsu di Indonesia tentu tidak akan kalah kemajuannya dengan olahraga beladiri Jepang lainnya.