Balon Lebaran Ponorogo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dubaya (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Dubaya (bicara | kontrib)
penyempurnaan kalimat
Baris 8:
Batara Katong selaku pendakwah islam dan bupati pertama di Ponorogo kala itu mengubah tradisi tradisi menerbangkan balon yang biasa digunakan umat budha ponorogo menjadi balon yang bernafaskan islami dengan di terbangkannya setiap idul fitri, yang pada awalnya sebagai penghormatan kepada ki ageng kutu surya alam untuk mengurangi gejolak masyarakat Ponorogo atas gugurnya pimpinannya.
 
Balon Lebaran Ponorogo di buat dari bahan [[kertas]], mengingat ponorogo sejak abad ke 7 sudah mampu membuat kertas sendiri. kertas-kertas tersebut di rangkai dan di sambungkan satu sama lain menggunakan putih kulit [[telur]] ataupun nasi yang di rangkai menjulang yang di rekatkan bambu atau rotan berbentuk lingkaran kemudian diberi tali untuk mengikat sebuah tempat menaruh minyak, Balon di buat berukuran antara 1,5 Meter hingga 4 Meter.
 
=== Menerbangkan Balon Lebaran ===
Baris 39:
Dari pihak PT PLN tradisi balon lebaran di ponorogo sangat berbahaya, karena sangat rawan apabila balon tersebut jatuh dan mendarat di tiang lsitrik maupun kabel yang melintang karena dapat menyebabkan padamnya listrik. <ref>http://www.kompasiana.com/bunnan/balon-udara-tradisi-yang-sebentar-lagi-punah_57b4148cc122bd4e11a1cba0</ref>
 
Sedangkan dari Bandara Udara menyebutkan bahwa tradisi masyarakat ponorogo terkait menerbangkan balon sangat berbahaya bagi penerbangan pesawat terbang karena sangat mengganggu pandangan perjalanan pesawat juga apabila terkena badan pesawat maupun masuk ke dalam turbin, terlebih pernah terjadi mendaratnya balon udara raksasa dari ponorogo di sekitar [[Bandar Udara Internasional Adisutjipto|bandara udara Adisutjipto]] [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], juga Mendarat di Wonogiri, Madiun, Magetan, Kediri, Nganjuk, Pacitan, Ngawi, Solo, tulungagung hingga [[Kota Malang|Malang]].<ref>http://krjogja.com/web/news/read/2705/Balon_Udara_Raksasa_Diduga_Diterbangkan_dari_Ponorogo</ref>
 
Sedangkan dari pihak kepolisian dan pemerintah daerah dibawah bupati Ponorogo [[Ipong Muchlissoni]] sudah menerbitkan pelarangan menjalankan tradisi menerbangkan Balon Lebaran Ponorogo yang dinilai berbahaya ini hingga di siarkan di radio setempat dan media masa koran,<ref name=":0">http://www.solopos.com/2017/06/21/lebaran-2017-bupati-ponorogo-melarang-warga-terbangkan-balon-udara-saat-idulfitri-827458</ref><ref>https://limadetik.com/2017/06/21/pemkab-ponorogo-himbau-warganya-untuk-tidak-menerbangkan-balon-udara/</ref> namun tetap saja masyarakat ponorogo melakukan tradisi menerbangkan balon lebaran, karena memang tradisi balon lebaran ini sudah ada lebih 500 tahun.
Baris 47:
memang masyarakat ponorogo gemar menerbangkan sesuatu ketika lebaran seperti balon dan layangan suwangan, karena apabila pelarangan balon lebaran terjadi akan berdampak juga pada layangan suwangan. karena layangan suwangan di ponorogo ketika lebaran memiliki ukuran dari 2 hingga 6 meter tanpa mengenal waktu untuk menerbangakannya, ketika malam banyak layangan di beri lampu berkelap-kelip, bahayanya lagi karena layangan di tinggalkan saja tanpa ada yang mengawasi.
 
Dalam Lebaran, Masyarakat Ponorogo tidak lengkap bila tidak melaksanak tradisi secara turun-menurun seperti menerbangkan balon lebaran yang saat ini juga mulai di lirik oleh kota lain sebagai icon wisata.<ref>https://limadetik.com/2017/06/21/pemkab-ponorogo-himbau-warganya-untuk-tidak-menerbangkan-balon-udara/</ref>
 
== Balon Lebaran Ponorogo Di Luar Ponorogo ==
Baris 53:
 
=== 1. Trenggalek ===
Tradisi menerbangkan balon Lebaran Ponorogo juga di lakukan di [[Trenggalek]] yang berbatasan langsung dengan ponorogo, masuknya tradisi menerbangkan Balon Lebaran Ponorogo ketika lebaran karena diplomasi kedua kota tersebut sejak lama karena bupati Trenggalek memiliki menantu putri dari Warok Suromenggolo dari Ponorogo.
 
=== 2. KulonProgo ===
Baris 59:
 
=== 3. Sumenep ===
Tradisi menerbangkan balon lebaran juga di lakukan di [[Sumenep]]. Tradisi menerbangkan balon lebaran di bawa oleh Adipati Sungenep Raden Arya Jaran Panoleh yang merupakan adik dari Batoro Katong Adipati Ponorogo. Selain membawa Tradisi Balon Lebaran, Adipati Sumenep juga membawa pakaian adat ponorogo, SelompertSelompret yang dikenal dengan [[Saronen]] sebagaidsebagai sarana dakawahdakwah Islami di Madura, Balon Lebaran di Sumenep disebut dengan Themar Korong, namun menerbangakan balon lebaran di sumenep tidak semeriah dan sebanayak di Ponorogo.
 
=== 4. Malaysia ===
[[Berkas:Balon lebaran ponorogo - TKI di Malaysia.jpg|jmpl|Balon Lebaran di Malaysia setinggi 6 dan 8 meter di terbangkan orang Ponorogo]]
Selain di indonesia, tradisi ini juga di lakukan oleh para tki[[Tenaga Kerja Indonesia|TKI]] berasal dari ponorogo di [[Malaysia]] ketika lebaran setiap tahunnya yang telah berlangsung lebih 60 tahun, kegiatan ini di apresiasi tinggi oleh masyarakat melayu Malaysia dan kementrian budaya malaysia sebagai khazanah budaya yang ada di semanjung melayu, terlebih tradisi menerbangkan balon menyimbolkan kebudayaan islam sangat unik dan tidak pernah ada pernah ada di malaysia.<ref>https://www.kaskus.co.id/thread/53d9c7c9d44f9f5f728b45a0/balon-udara-tradisi-lebaran-masyarakat-ponorogo/
 
https://www.youtube.com/watch?v=jFYbT1TwNHg
 
https://www.youtube.com/watch?v=B-qGT1lZOtE
</ref>
 
Banyak warga yang tinggal di berbagai kota yang berbatasan dengan Ponorogo seperti Madiun, Magetan, Pacitan dan lainnya yang masih awam akan tradisi masyarakat Ponorogo menerbangakan Balon Lebaran Ponorogo. sebagian besar warga [[Kota Madiun|Madiun]] mengira balon ketika melintasi di malam hari adalah semacam api dari banaspati atau kiriman santet, sedangkan balon ketika melintasi dan mendarat saat pagi di area persawahan [[Magetan]] mengira sebuah [[Benda Terbang Aneh|UFO]] yang mirip di film alien Hollywod [[Arrival (film)|Arrival]] sehingga membuat warga tidak berani mendekat, setelah lama tidak ada reaksi ternyata hanya balon lebaran dari ponorogo