Balon Lebaran Ponorogo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dubaya (bicara | kontrib)
k pranala
Dubaya (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
Balon Lebaran Ponorogo merupakan salah satu tradisi yang tetap lestari hingga saat ini di [[Ponorogo]] , [[Jawa Timur]] yang berlangsung pada setiap lebaran hari raya idul fitri bulan syawal pada kalender hijriyah selain kesenian [[Reog Ponorogo]].
 
== sejarahSejarah ==
Masyarakat Ponorogo awalnya menyebut tradisi Balon Lebaran dengan "umbulan" atau "ombolan" yang berarti menerbangkan seperti bulan, dengan perkembangan zaman kini disebut balon.
 
Baris 10:
Balon Lebaran Ponorogo di buat dari bahan [[kertas]], mengingat ponorogo sejak abad ke 7 sudah mampu membuat kertas sendiri. kertas-kertas tersebut di rangkai dan di sambungkan satu sama lain menggunakan putih kulit telur ataupun nasi yang di rangkai menjulang yang di rekatkan bambu atau rotan berbentuk lingkaran kemudian diberi tali untuk mengikat sebuah tempat menaruh minyak, Balon di buat berukuran antara 1,5 Meter hingga 4 Meter.
 
=== Menerbangkan Balon Lebaran ===
 
Menerbangkan balon lebaran tidak dilakukan seorang diri, melainkan satu balon diterbangkan oleh 5 orang hingga puluhan tergantung kecil besarnya balon yang mencerminkan gotong royong.<ref>https://www.kaskus.co.id/thread/53d9c7c9d44f9f5f728b45a0/balon-udara-tradisi-lebaran-masyarakat-ponorogo/2</ref>
 
Baris 24 ⟶ 23:
Namun ada kelompok yang sudah menerbangkan balon ketika memasuki lailatul qodar, puncaknya ketika akhir ramadhan sudah banyak balon udara yang berterbangan sebagai tanda bahwa besok adalah 1 syawal.
 
=== Filosofi ===
Nilai filosofi kehidupan yang ada pada Balon Lebaran Ponorogo adalah Balon yang di terbangkan oleh banyak orang secara gembira menggunakan api sehingga dapat menerbangkan balon hingga ke awan yang menghitam karena asap yang berarti dosa bermakna manusia selama hidup tidak lupat dari melakukan kesalahan dan dosa, sehingga dalam ajaran Islam bahwa idul fitri adalah waktu dimana manusia kembali suci dan diampuninya kesalahan dan dosa seperti bayi yang baru lahir.
 
Baris 40:
Sedangkan dari Bandara Udara menyebutkan bahwa tradisi masyarakat ponorogo terkait menerbangkan balon sangat berbahaya bagi penerbangan pesawat terbang karena sangat mengganggu pandangan perjalanan pesawat juga apabila terkena badan pesawat maupun masuk ke dalam turbin, terlebih pernah terjadi mendaratnya balon udara raksasa dari ponorogo di sekitar [[Bandar Udara Internasional Adisutjipto|bandara udara Adisutjipto]] [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], Mendarat di Wonogiri, Madiun, Magetan, Kediri, Nganjuk, Pacitan, Ngawi, Solo tulungagung hingga Malang.<ref>http://krjogja.com/web/news/read/2705/Balon_Udara_Raksasa_Diduga_Diterbangkan_dari_Ponorogo</ref>
 
Sedangkan dari pihak kepolisian dan pemerintah daerah dibawah bupati Ponorogo [[Ipong Muchlissoni]] sudah menerbitkan pelarangan menjalankan tradisi menerbangkan Balon Lebaran Ponorogo yang dinilai berbahaya ini hingga di siarkan di radio setempat dan media masa koran,<ref name=":0">http://www.solopos.com/2017/06/21/lebaran-2017-bupati-ponorogo-melarang-warga-terbangkan-balon-udara-saat-idulfitri-827458</ref><ref name=">https:0" />/limadetik.com/2017/06/21/pemkab-ponorogo-himbau-warganya-untuk-tidak-menerbangkan-balon-udara/<ref name=":0" /><ref name=":0" /> namun tetap saja masyarakat ponorogo melakukan tradisi menerbangkan balon lebaran, karena memang tradisi balon lebaran ini sudah ada lebih 500 tahun.
 
Solusi pernah di sosialisasikan untuk tidak terbangnya balon kemana-kemana tanpa arah, alangkah baiknya di beri tali seperti layang-layang, tetapi terdapat kontra karena dengan demikian bukan menerbangkan balon melainkan melayangkan balon.
 
memang masyarakat ponorogo gemar menerbangkan sesuatu ketika lebaran seperti balon dan layangan suwangan, karena apabila pelarangan balon lebaran terjadi akan berdampak juga pada layangan suwangan. karena layangan suwangan di ponorogo ketika lebaran memiliki ukuran dari 2 hingga 6 meter tanpa mengenal waktu untuk menerbangakannya, ketika malam banyak layangan di beri lampu berkelap-kelip, bahayanya lagi karena layangan di tinggalkan saja tanpa ada yang mengawasi.
 
Dalam Lebaran, Masyarakat Ponorogo tidak lengkap bila tidak melaksanak tradisi secara turun-menurun seperti menerbangkan balon lebaran yang saat ini juga mulai di lirik oleh kota lain sebagai icon wisata.
 
== Balon Lebaran Ponorogo Di Luar Ponorogo ==
Baris 53 ⟶ 55:
 
=== 2. KulonProgo ===
Tradisi menerbangkan balon lebaran juga di lakukan di [[Kulonprogo]]. Tradisi menerbangkan balon lebaran dibawa ke Kulonprogo oleh orang-orang ponorogoPonorogo yang di beri hadiah berupa tanah oleh Amangkurat II yang telah menyelamatkan keraton.
 
=== 3. Sumenep ===
Baris 61 ⟶ 63:
Selain di indonesia, tradisi ini juga di lakukan oleh para tki berasal dari ponorogo di [[Malaysia]] ketika lebaran setiap tahunnya yang telah berlangsung lebih 60 tahun, kegiatan ini di apresiasi tinggi oleh masyarakat melayu Malaysia dan kementrian budaya malaysia sebagai khazanah budaya yang ada di semanjung melayu, terlebih tradisi menerbangkan balon menyimbolkan kebudayaan islam sangat unik dan tidak pernah ada pernah ada di malaysia.
 
Banyak warga yang tinggal di berbagai kota yang berbatasan dengan Ponorogo seperti Madiun, Magetan, Pacitan dan lainnya yang masih awam akan tradisi masyarakat Ponorogo menerbangakan Balon Lebaran Ponorogo. sebagian besar warga [[Kota Madiun|Madiun]] mengira balon ketika melintasi di malam hari adalah semacam api dari banaspati atau kiriman santet, sedangkan balon ketika melintasi dan mendarat saat pagi di area persawahan [[Magetan]] mengira sebuah [[Benda Terbang Aneh|UFO]] yang mirip di film alien Hollywod [[Arrival (film)|Arrival]] sehingga membuat warga tidak berani mendekat, setelah lama tidak ada reaksi ternyata hanya balon lebaran dari ponorogo