Saum: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 5:
== Jenis ==
Saum dibagi menjadi dua hukum, wajib dan sunnah (dianjurkan). Berikut penjelasan lebih rincinya:
===
*
*
*
▲=== puasa sunnah ===
▲puasa yang hukumnya sunnah adalah puasa yang jika dikerjakan mendapatkan pahala dan jika tidak dikerjakan tidak mendapatkan dosa. puasa sunnah adalah sebagai berikut:
*
▲* puasa 6 hari di bulan [[Syawal]] selain hari raya [[Idul Fitri]],
*
▲* puasa [[Tarwiyah]] pada tanggal 8 Dzulhijah bagi orang-orang yang tidak menunaikan ibadah haji,
*
▲* puasa[[Senin]] dan [[Kamis]],
* Saum [[Hari Asyura|'Asyura]] (pada bulan [[muharram]]), dilakukan pada tanggal 10,
▲* puasa Daud (sehari puasa, sehari tidak), bertujuan untuk meneladani puasanya [[Nabi]] [[Daud]],
*
*
▲* puaa [[Syakban|Sya'ban]] (Nisfu Sya'ban) pada awal pertengahan bulan Sya'ban,
▲* puasa bulan ''[[Haram]]'' (Asyhurul Hurum) yaitu bulan [[Dzulkaidah]], Dzulhijjah, Muharram dan [[Rajab]].
== Syarat dan rukun saum ==
Dalam menjalankan
=== Syarat wajib saum ===
# Beragama Islam,
Baris 37 ⟶ 36:
# Mengetahui waktu diterimanya puasa.
=== Rukun
# Islam,
# Niat,
Baris 44 ⟶ 43:
{{Aqidah}}
== Waktu haram dan makruh
{{utama|Waktu haram puasa}}
Umat Islam diharamkan bersaum pada waktu-waktu berikut ini:<ref>Hadis riwayat [[Umar bin Khattab]], ia berkata: Bahwa dua hari ini hari yang dilarang rasulullah {{saw}} untuk berpuasa, yaitu hari raya Idul Fitri setelah kalian berpuasa (Ramadan) dan hari raya makan (daging kurban) setelah kalian menunaikan ibadah haji. (Shahih Muslim No.1920)</ref><ref>Hadis riwayat Abu Said Khudhri, ia berkata: Aku pernah mendengar rasulullah {{saw}} bersabda: Tidaklah patut berpuasa pada dua hari tertentu, yakni Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri setelah puasa Ramadan. (Shahih Muslim No.1922)</ref>
|