Salat berjemaah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ganti gambar |
k Robot: Cosmetic changes |
||
Baris 1:
'''Shalat Berjama'ah''' merujuk pada aktivitas [[shalat]] yang dilakukan secara bersama-sama. Shalat ini dilakukan oleh minimal dua orang dengan salah seorang menjadi [[Imam Shalat|imam]] (pemimpin) dan yang lainnya menjadi [[makmum]].
== Landasan Hukum ==
Berikut adalah [[hukum islam|landasan hukum]] yang terdapat dalam [[Al Qur'an]] maupun [[Hadits]] mengenai shalat berjama'ah:
* Dalam [[Al Qur'an]] Allah SWT berfirman: "Dan apabila kamu berada bersama mereka lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah
* [[Muhammad|Rasulullah]] SAW bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh aku bermaksud hendak menyuruh orang-orang mengumpulkan kayu bakar, kemudian menyuruh seseorang menyerukan adzan, lalu menyuruh seseorang pula untuk menjadi [[imam shalat|imam]] bagi orang banyak. Maka saya akan mendatangi orang-orang yang tidak ikut berjama'ah, lantas aku bakar rumah-rumah mereka." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA).
* Dari Ibnu Abbas RA berkata: "Saya menginap di rumah bibiku Maimunah (isteri Rasulullah SAW). Nabi SAW bangun untuk shalat malam maka aku bangun untuk [[shalat]] bersama beliau. Aku berdiri di sisi kirinya dan dipeganglah kepalaku dan digeser posisiku ke sebelah kanan beliau." (HR. Jama'ah, hadits shahih).
== Keutamaan ==
[[
Adapun keutamaan shalat berjama'ah dapat diuraikan sebagai berikut:
* Berjama'ah lebih utama dari pada shalat sendirian.
* Dari setiap langkahnya diangkat kedudukannya satu derajat dan dihapuskan baginya satu dosa serta senantiasa dido'akan oleh para [[malaikat]]. Rasulullah SAW bersabda: "[[Shalat]] seseorang dengan berjama'ah itu melebihi shalatnya di rumah atau di pasar sebanyak dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila seseorang [[wudhu|berwudhu']] dan menyempurnakan wudhu'nya kemudian pergi ke [[masjid]] dengan tujuan semata-mata untuk shalat, maka setiap kali ia melangkahkan kaki diangkatlah kedudukannya satu derajat dan dihapuslah satu dosa. Dan apabila dia mengerjakan shalat, maka para [[Malaikat]] selalu memohonkan untuknya rahmat selama ia masih berada ditempat shalat selagi belum [[hadats|berhadats]], mereka memohon: "Ya [[Allah]] limpahkanlah keselamatan atasnya, ya Allah limpahkanlah rahmat untuknya.' Dan dia telah dianggap sedang mengerjakan [[shalat]] semenjak menantikan tiba waktu [[shalat]]." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Huraira RA, dari terjemahan lafadz Bukhari).
* Terbebas dari pengaruh/penguasaan setan. Rasulullah SAW bersabda: "Tiada tiga orangpun di dalam sebuah desa atau lembah yang tidak diadakan di sana shalat berjama'ah, melainkan
* Memancarkan cahaya yang sempurna di hari [[kiamat]]. [[Muhammad|Rasulullah]] SAW bersabda: "Berikanlah khabar gembira orang-orang yang rajin berjalan ke [[masjid]] dengan cahaya yang sempurna di hari kiamat."
* Mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang [[shalat]] [[Isya]] dengan berjama'ah maka seakan-akan ia mengerjakan shalat setengah malam, dan barangsiapa yang mengerjakan shalat [[shubuh]] berjama'ah maka seolah-olah ia mengerjakan shalat semalam penuh. (HR. Muslim dan Turmudzi dari Utsman RA).
* Sarana penyatuan hati dan fisik, saling mengenal dan saling mendukung satu sama lain. Rasulullah SAW terbiasa menghadap ke [[ma'mum]] begitu selesai shalat dan menanyakan mereka-mereka yang tidak hadir dalam shalat berjama'ah, para sahabat juga terbiasa untuk sekedar berbicara setelah selesai shalat sebelum pulang kerumah. Dari Jabir bin Sumrah RA berkata: "Rasulullah SAW baru berdiri meninggalkan tempat shalatnya diwaktu shubuh ketika matahari telah terbit. Apabila [[matahari]] sudah terbit, barulah beliau berdiri untuk pulang. Sementara itu di dalam [[masjid]] orang-orang membincangkan peristiwa-peristiwa yang mereka kerjakan di masa [[jahiliyah]]. Kadang-kadang mereka tertawa bersama dan Nabi SAW pun ikut tersenyum." (HR. Muslim).
Baris 19:
* Merupakan pantulan kebaikan dan ketaqwaan. Allah SWT berfiman: "Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan [[shalat]]." (QS. 9:18).
== Kriteria Imam ==
Kriteria pemilihan Imam shalat tergambar dalam hadits Nabi [[Muhammad]] SAW. yang diriwayatkan oleh Abu Mas'ud Al-Badri:
:"Yang boleh mengimami kaum itu adalah orang yang paling pandai di antara mereka dalam memahami kitab Allah ([[Al Qur'an]]) dan yang paling banyak bacaannya di antara mereka. Jika pemahaman mereka terhadap Al-Qur'an sama, maka yang paling dahulu di antara mereka [[hijrah
== Kehadiran Jama'ah Wanita di dalam Masjid ==
Wanita diperbolehkan hadir berjama'ah di masjid dengan syarat harus menjauhi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya [[syahwat]] ataupun fitnah. Baik karena perhiasan atau harum-haruman yang dipakainya.
* Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kamu larang wanita-wanita itu pergi ke masjid-masjid Allah, tetapi hendaklah mereka itu keluar tanpa memakai harum-haruman." (HR. Ahmad dan Abu Daud dari Abu Huraira RA).
* "Siapa-siapa diantara wanita yang memakai harum-haruman, janganlah ia turut [[shalat]] Isya bersama kami." (HR. Muslim, Abu Daud dan Nasa'i dari Abu Huraira RA, isnad hasan).
* Bagi kaum wanita yang lebih utama adalah shalat di rumah, berdasarkan [[hadits]] dari Ummu Humaid As-Saayidiyyah RA bahwa Ia datang kepada
* Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kalian melarang para wanita untuk pergi ke masjid, tetapi (shalat) di rumah adalah lebih baik untuk mereka." (HR. Ahmad dan Abu Daud dari Ibnu Umar RA).
== Referensi ==
*{{id}} [http://pesantren.or.id.21.masterwebnet.com/ppssnh.malang/cgi-bin/content.cgi/artikel/menuju_kesempurnaan_shalat/03.single Siapakah yang berhak menjadi imam dalam shalat berjama'ah? Pondok Pesantren Nurul Huda]
*{{id}} [http://www.isnet.org/archive-milis/archive96/oct96/0118.html Shalat Berjama'ah oleh : Taufik Ramlan Widjaja, koleksi diskusi Isnet]
{{Shalat}}
[[
|