Hary Tanoesoedibjo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh 120.188.64.219 dan 36.74.154.99) dan mengembalikan revisi 12709610 oleh RaymondSutanto
Baris 39:
Pada masa krisis ekonomi Indonesia pasca tumbangnya [[Orde Baru]], Hary melalui perusahaannya banyak melakukan merger dan akuisisi. Pada tahun [[2000]], Bhakti Investama mengambil alih sebagian saham [[Global Mediacom|Bimantara Citra]] dan kemudian diubah namanya menjadi '''Global Mediacom''' ketika mayoritas saham sudah dimilikinya.
 
Sejak pengambil-alihan tersebut, Hary terjun dalam bisnis media penyiaran dan telekomunikasi. Hary kemudian menjadi Presiden Direktur Global Mediacom sejak tahun [[2002]], setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Presiden Direktur [[Media Nusantara Citra]] (MNC) dan [[RCTI]] sejak tahun [[2003]], serta sebagai Komisaris [[Smartfren|Mobile-8]], [[Indovision]] dan perusahaan-perusahaan lainnya dibawah bendera grup perusahaan Global Mediacom dan Bhakti Investama. Selain tiga stasiun televisi swasta, yaitu ''RCTI'', ''[[MNCTV]]'', dan ''[[Global TV]]'', grup medianya juga mencakup stasiun radio [[Sindo Trijaya FM|Trijaya FM]] dan media cetak [[Koran Sindo|Harian Seputar Indonesia]], majalah ekonomi dan bisnis [[Sindo Weekly|Trust]], tabloid remaja [[Genie]].
 
Pada tahun [[2011]], [[Forbes|Majalah Forbes]] merilis daftar orang terkaya di [[Indonesia]], dan Hary menduduki peringkat ke-22 dengan total nilai kekayaan sebesar US$ 1,19 miliar.<ref name=merdeka.com/><ref>{{cite web |author = Nurul Qomariah |url = http://www.detiknews.com/read/2011/11/24/114227/1774630/10/ini-dia-40-orang-terkaya-indonesia |title = Ini Dia 40 Orang Terkaya Indonesia |date = 24 November 2011 |publisher = detiknews |accessdate = 20 September 2013 }}</ref>