Suku Tajik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ekpermana (bicara | kontrib)
Ekpermana (bicara | kontrib)
Baris 57:
Inilah titik mula perseteruan abadi antara Uzbekistan dan Tajikistan. Tajikistan beranggapan, Bukhara dan Samarkand harus jadi wilayah Tajikistan, karena dihuni oleh orang-orang Tajik dan berbahasa Tajik. Zaman dulu, bahasa Persia adalah bahasanya orang berpendidikan dan Bahasa Turki dipinggirkan. Apa pun sukunya, bahasanya tetap Persia. Sultan-sultan di Asia Tengah waktu itu, kebanyakan orang Turki, tetapi pemerintahannya semuanya berbahasa Persia. Termasuk di antaranya Sultan Seljuk dengan hulubalang Persianya yang termashyur, Nizam-al-Mulk. Kota-kota peradaban dan pemerintahan, seperti Samarkand dan Bukhara, tentu menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan Persia. Sedangkan desa-desa di pinggiran, habitatnya rakyat jelata, masih berbahasa Turki. Beberapa abad berselang, bahasa Turki menghasilkan bahasa Uzbek, dan bahasa Persia di Asia Tengah menjadi bahasa Tajik. Orang-orang di pusat kota Samarkand dan Bukhara semua berbahasa Tajik, dikelilingi oleh desa-desa yang penduduknya cuma bisa bertutur dalam bahasa Uzbek.
 
Menariknya, aturan gramatika dan kosa kata bahasa Uzbek diadopsi begitu saja untuk memperkaya kosa kata Tajik Bukhara, yang membuat dialek ini semakin jauh berbeda dari bahasa Persia ''mainstream ''di Iran, Afghanistan, dan Tajikistan. Menariknya, bahasa Uzbek sendiri adalah bahasa Turki yang sekitar 60 persen kosakatanya berasal dari bahasa Persia atau Tajik.<ref>http://agustinuswibowo.com/452/garis-batas-58-orang-tajik-dari-bukhara/, diakses 24 Mei 2017</ref>
 
== Referensi ==