Cheng Ho: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ekpermana (bicara | kontrib)
Baris 2:
[[Berkas:Zheng he.jpg|right|thumb|200px|Cheng Ho]]
'''Cheng Ho''' atau '''Zheng He''' ([[Hanzi tradisional]]:鄭和, [[Hanzi sederhana]]: 郑和
, [[Hanyu Pinyin]]: ''Zhèng Hé'', [[Wade-Giles]]: '''Cheng Ho'''; nama asli: 马三宝 [[Hanyu Pinyin]]: Ma Sanbao; nama Arab: '''Haji Mahmud Shams''') ([[1371]] - [[1433]]), adalah seorang pelaut dan penjelajah [[Tiongkok]] terkenal yang melakukan [[Pelayaran Cheng Ho ke Samudra Barat|beberapa penjelajahan]] antara tahun [[1405]] hingga [[1433]].
 
== Biografi ==
Cheng Ho adalah seorang [[Orang kasim|kasim]] [[Muslim]] yang menjadi orang kepercayaan [[Kaisar Yongle]] dari Tiongkok (berkuasa tahun 1403-1424), kaisar ketiga dari [[Dinasti Ming]]. Nama aslinya adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao (馬 三保)/Sam Po Bo<ref name="Muljana">{{id}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&lpg=PA78&dq=suma%20oriental&pg=PA61#v=onepage&q=suma%20oriental&f=false|title=Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara|last=Muljana|first=Slamet|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|year=2005|isbn=9798451163|pages=61}}ISBN 978-979-8451-16-4</ref> , berasal dari provinsi [[Yunnan]]. Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, '''Cheng Ho''' ditangkap dan kemudian dijadikan orang kasim. Ia adalah seorang bersuku Hui, suku bangsa yang secara fisik mirip dengan suku Han, namun beragama Islam.
Zheng He (di Indonesia lebih dikenal dengan nama Cheng Ho) adalah orang Suku Hui, suku bangsa yang secara fisik mirip dengan suku Han, namun beragama Islam. Nama Persianya adalah Haji Mahmud Shamsuddin. Jika merunut leluhurnya enam generasi yang lalu adalah Sayyid Ajjal Shamsud-Din Omar al-Bukhari, seorang aristokrat dari Asia Tengah yang datang pada awal Dinasti Yuan. Adapun leluhur ketiga puluh enam Sayyid Ajjal adalah Muhammad, nabi pendiri Islam. Sebagai keturunan raja Bukhara, ia pernah menjabat sebagai xingfu pingzhang (pejabat setingkat gubernur) Propinsi Yunnan, dan setelah meninggal Sayyid Ajjal kemudian diberi gelar Raja Xianyang oleh Khubilai Khan. Sejak itu, klannya menyebut keluarga mereka Keluarga Xianyang.
 
Cheng Ho berlayar ke [[Malaka]] pada abad ke-15.
Kakek dari pihak ayah Zheng He, Bayan, pada tahun ke 11 Dade Dinasti Yuan (1307 M) menjabat sebagai ''zhongshu pingzhang'', nenek buyutnya aslinya bermarga Ma. Kakek dari pihak ayah Zheng He, Bayan, adalah seorang haji, sedangkan nenek dari pihak ayah berasal dari Keluarga Wen. Nama asli ayah Zheng He adalah Milijin, nama Hannya adalah Haji Ma (Marga Ma adalah transliterasi nama Arab Muhammad dalam Bahasa China). ia mewarisi gelar ''Dianyang Hou'', ibunya aslinya bermarga Wen.
 
Pada tahun [[1424]], kaisar Yongle wafat. Penggantinya, [[Kaisar Hongxi]] (berkuasa tahun [[1424]]-[[1425]], memutuskan untuk mengurangi pengaruh kasim di lingkungan kerajaan. Cheng Ho melakukan satu ekspedisi lagi pada masa kekuasaan [[Kaisar Xuande]] (berkuasa 1426-1435).
Zheng He dilahirkan di tahun keempat Hongwu Dinasti Ming (1371 M) sebagai anak kedua Haji Ma. Ia berasal dari Kunyang, provinsi [[Yunnan]]. Nama aslinya adalah Ma He. Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan dari Dinasti Yuan, '''Cheng Ho''' ditangkap saat masih berusia 10 tahun, dibawa ke Yanjing (sekarang dikenal sebagai Beijing) dan secara paksa dijadikan tentara. Karena kepandaian dalam ilmu perang dan diplomasi, ia dijadikan perwira dan ditempatkan di bawah Pangeran Yan, dimana selama pengabdiannya pada Pangeran Yan, ia dikenal dengan sebutan "Sanbao" (三寶).<ref>Levathes 1996, 63.</ref> Nama "Sanbao" mengacu pada Tiga Mustika dalam agama [[Buddha]]<ref>Dreyer 2007, 12.</ref>. Selain itu, ia juga dikenal dengan nama Sam Po Bo<ref name="Muljana">{{id}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=j9ZOKjMxVdIC&lpg=PA78&dq=suma%20oriental&pg=PA61#v=onepage&q=suma%20oriental&f=false|title=Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara Islam di Nusantara|last=Muljana|first=Slamet|publisher=PT LKiS Pelangi Aksara|year=2005|isbn=9798451163|pages=61}}ISBN 978-979-8451-16-4</ref>
 
Setelah Kaisar Jianwen dikalahkan Pangeran Yan pada tahun 1400, Pangeran Yan mengangkat dirinya menjadi [[Kaisar Yongle]] (1403-1424), kaisar ketiga dari [[Dinasti Ming]]. Dia meneruskan untuk menyatukan sisa wilayahnya di China, bersama dengan pengembangan ke lautan dan membuka perdagangan dengan bangsa Asia lain. Zheng He yang menjadi seorang [[Orang kasim|kasim]] yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle dipilih menjadi komandan ke wilayah Lautan Barat.<ref>https://prezi.com/tmjeja_nfidi/zheng-he-who-was-also-known-as-ma-sanbao-ma-he-and-cheng-h/, diakses 23 Mei 2017</ref>
 
== Penjelajahan ==
Baris 19 ⟶ 17:
* [[Taiwan]]
* [[Malaka]] / bagian dari [[Malaysia]]
* [[Aceh]] dan [[Palembang]], [[Sumatra]]/ bagian dari [[Indonesia]]
* [[Jawa]] / bagian dari [[Indonesia]]
* [[Sri Lanka]]
Baris 28 ⟶ 26:
* [[Laut Merah]], ke utara hingga [[Mesir]]
* [[Afrika]], ke selatan hingga [[Selat Mozambik]]
Karena beragama [[Islam]], para temannya tersebut juga mengetahui bahwa Cheng Ho sangat ingin melakukan [[Haji]] ke [[Mekkah]] seperti yang telah dilakukan oleh almarhum ayahnya, tetapi para [[arkeolog]] dan para [[ahli]] [[sejarah]] belum mempunyai bukti kuat mengenai hal ini. Cheng Ho melakukan ekspedisi paling sedikit tujuh kali dengan menggunakan kapal [[armada]]nya. Setelah kematian kaisar Yongle pada tahun [[1424]], [[Kaisar Hongxi]] ([[1424]]-[[1425]]), memutuskan untuk mengurangi pengaruh kasim di lingkungan kerajaan. Selanjutnya, Cheng Ho melakukan satu ekspedisi lagi pada masa kekuasaan [[Kaisar Xuande]] (1426-1435).
Ma He adalah seorang Hui beragama Islam. Ahli Sejarah Ming (''Ming Shi'') Tuan Wu Han menjelaskan bahwa karena di banyak negara di Asia Tenggara, agama Islam dan Buddha merupakan kepercayaan utama, maka pemerintah Ming memilih seorang Muslim supaya dapat ‘mengurangi kesalahpahaman dan melakukan tugas dengan baik’. Sebagai diplomat, Cheng Ho mengambil kebijaksanaan untuk bersikap toleran dan hormat pada agama-agama lain.
 
Selain itu dalam rombongan yang pergi ke Lautan Hindia terdapat para penganut Islam yaitu Ma Huan (penulis buku Yingya Shenglan tentang perjalanan Zheng He), Guo Chongli (ulama Masjid Agung Xian), Hasan dari Quanzhou (keturunan Pu Shougeng, seorang pedagang Arab yang menetap di Quanzhou pada akhir Dinasti Song), Pu Rihe (imam masjid Quanzhou), Xia Wennan (cucu Xia Bulu Han), dan lain-lain.
 
Karena beragama [[Islam]], para temannya tersebut juga mengetahui bahwa Cheng Ho sangat ingin melakukan [[Haji]] ke [[Mekkah]] seperti yang telah dilakukan oleh almarhum ayahnya, tetapi para [[arkeolog]] dan para [[ahli]] [[sejarah]] belum mempunyai bukti kuat mengenai hal ini. Cheng Ho melakukan ekspedisi paling sedikit tujuh kali dengan menggunakan [[armada]]nya. Setelah kematian kaisar Yongle pada tahun [[1424]], [[Kaisar Hongxi]] ([[1424]]-[[1425]]), memutuskan untuk mengurangi pengaruh kasim di lingkungan kerajaan. Selanjutnya, Cheng Ho melakukan satu ekspedisi lagi pada masa kekuasaan [[Kaisar Xuande]] (1426-1435).
 
== Pelayaran ==
Baris 38 ⟶ 32:
 
{|class="wikitable"
! width=20% | Pelayaran
! width=20% | Waktu
! width=40% | Daerah yang dilewati<ref>Maritime Silk Road 五洲传播出版社. ISBN 7-5085-0932-3</ref>
|-
| Pelayaran ke-1 || 1405-1407 || [[Champa]], [[Jawa]], [[Palembang]], [[Malaka]], [[Kepulauan Aru|Aru]], [[Sumatra]], [[Lambri]], [[Sri Lanka|Ceylon]], [[Kollam]], [[Kochi (India)|Cochin]], [[Calicut]]
|-
| Pelayaran ke-2 || 1407-1408 || Champa, Jawa, [[Siam]], Sumatra, Lambri, Calicut, Cochin, Sri LankaCeylon
|-
| Pelayaran ke-3 || 1409-1411 || Champa, JawaJava, MalakaMalacca, Sumatra, Sri LankaCeylon, [[Quilon]], Cochin, KalkutaCalicut, Siam, Lambri, [[Kaya]], [[Coimbatore]], [[Puttanpur]]
|-
| Pelayaran ke-4 || 1413-1415 || Champa, JawaJava, Palembang, MalakaMalacca, Sumatra, Sri LankaCeylon, Cochin, KalkutaCalicut, Kayal, [[Pahang]], [[Kelantan]], Aru, Lambri, [[Hormozgān Province|Hormuz]], [[Maladewa]], [[Mogadishu]], [[Brawa]], [[Malindi]], [[Aden]], [[Muscat, Oman|Muscat]], [[Dhofar|Dhufar]]
|-
| Pelayaran ke-5 || 1416-1419 || Champa, Pahang, JawaJava, MalakaMalacca, Sumatra, Lambri, Sri LankaCeylon, [[Sharwayn]], Cochin, Calicut, Hormuz, Maldives, Mogadishu, Brawa, Malindi, Aden
|-
| Pelayaran ke-6 || 1421-1422 || Hormuz, [[Afrika Timur]], negara-negara di [[Jazirah Arab]]
|-
| Pelayaran ke-7 || 1430-1433 || Champa, JawaJava, Palembang, MalakaMalacca, Sumatra, Sri LankaCeylon, Calicut, Hormuz... (17 politics in total)
|}
 
Cheng Ho memimpin tujuh ekspedisi ke tempat yang disebut oleh orang Tionghoa '''''Samudera Barat''''' ([[Samudera Indonesia]]). Ia membawa banyak hadiah dan lebih dari 30 utusan kerajaan ke Tiongkok - termasuk Raja [[Alagonakkara]] dari [[Sri Lanka]], yang datang ke Tiongkok untuk meminta maaf kepada Kaisar.
 
Catatan perjalanan Cheng Ho pada dua pelayaran terakhir, yang diyakini sebagai pelayaran terjauh, sayangnya dihancurkan oleh Kaisar dari [[Dinasti ching|Dinasti Ching]]
 
<!--The records of Zheng's last two voyages, which are believed to be his farthest, were unfortunately destroyed by the [[Ming Dynasty|Ming]] emperor. Therefore it is never certain where Zheng has sailed in these two expeditions. The traditional view is that he went as far as to [[Iran|Persia]]. It is now the widely accepted view that his expeditions went as far as the [[Mozambique Channel]] in East Africa, from the Chinese ancient artifact discovered there. The latest view, advanced by [[Gavin Menzies]] (see below) suggested Zheng's fleet has travelled every part of the world. However, virtually every authority in the field denounces Menzies' claims as baseless.
Baris 76 ⟶ 70:
 
A related book, [http://www.islandofsevencities.com/ ''The Island of Seven Cities: Where the Chinese Settled When They Discovered America''] by [[Paul Chiasson]] maintains that a nation of native peoples known as the [[Mi'kmaq]] on the east coast of Canada are descendants of Chinese explorers, offering evidence in the form of archaeological remains, customs, costume, artwork, etc. It is worth noting that several advocates of these theories believe that Zheng He also discovered modern day New Zealand on either his sixth or seventh expedition.-->
 
== Armada ==
 
[[Berkas:Treasure Ship and Santa Maria.gif|thumb|200px|right|Perbandingan antara kapal jung Cheng Ho ("kapal harta") ([[1405]]) dengan kapal "[[Santa Maria (kapal)|Santa Maria]]" [[Christopher Columbus|Colombus]] ([[1493|1492/93]])]]
 
[[Armada]] ini terdiri dari 27.000 anak buah kapal dan 307 (armada) kapal laut. Terdiri dari kapal besar dan kecil, dari kapal bertiang layar tiga hingga bertiang layar sembilan buah. Kapal terbesar mempunyai panjang sekitar 400 ''feet'' atau 120 meter dan lebar 160 ''feet'' atau 50 meter. Rangka layar kapal terdiri dari bambu [[Tiongkok]].
Selama berlayar mereka membawa perbekalan yang beragam termasuk binatang seperti sapi, ayam dan kambing yang kemudian dapat disembelih untuk para anak buah kapal selama di perjalanan. Selain itu, juga membawa begitu banyak bambu [[Tiongkok]] sebagai [[suku]] [[cadang]] rangka tiang kapal berikut juga tidak ketinggalan membawa kain [[Sutera]] untuk dijual.
 
== Kepulangan ==
Dalam ekspedisi ini, Cheng Ho membawa balik berbagai penghargaan dan utusan lebih dari 30 kerajaan - termasuk Raja [[Alagonakkara]] dari [[Sri Lanka]], yang datang ke [[Tiongkok]] untuk meminta maaf kepada kaisar Tiongkok.
Pada saat pulang Cheng Ho membawa banyak barang-barang berharga diantaranya kulit dan getah pohon [[Kemenyan]], batu permata ([[ruby]], [[emerald]] dan lain-lain) bahkan beberapa orang [[Afrika]], [[India]] dan [[Arab Saudi|Arab]] sebagai bukti perjalanannya.
Selain itu juga membawa pulang beberapa binatang asli [[Afrika]] termasuk sepasang [[jerapah]] sebagai hadiah dari salah satu [[Monarki|Raja]] [[Afrika]], tetapi sayangnya satu jerapah mati dalam perjalanan pulang.
 
== Rekor ==
Majalah ''Life'' menempatkan laksamana Cheng Ho sebagai nomor 14 orang terpenting dalam milenium terakhir.
Perjalanan Cheng Ho ini menghasilkan ''Peta Navigasi Cheng Ho'' yang mampu mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15. Dalam buku ini terdapat 24 peta navigasi mengenai arah pelayaran, jarak di lautan, dan berbagai pelabuhan.
<!--[[Berkas:ChengHoTreasureBoat.gif|thumb|left|300px|Miniatur kapal Cheng Ho]]-->
 
Cheng Ho adalah penjelajah dengan [[armada]] kapal terbanyak sepanjang sejarah dunia yang pernah tercatat. Juga memiliki kapal kayu terbesar dan terbanyak sepanjang masa hingga saat ini.
Cheng Ho adalah penjelajah dengan [[armada]] kapal terbanyak sepanjang sejarah dunia yang pernah tercatat hingga saat ini. Ia juga memiliki kapal kayu terbesar yang dinamakan 'Kapal Harta' yang berukuran panjang 420 kaki berdasarkan catatan sejarah yang akurat. Sebagai perbandingan, kapal Columbus dalam penjelajahannya ke Amerika adalah sepanjang 62 kaki. Pada ekspedisi pertamanya, ia membawa crew sebanyak 27.800 orang, 62 kapal harta dan 190 kapal besar lainnya uantuk mendukung Kapal Harta milik Cheng Ho. Selain itu dia adalah pemimpin yang arif dan bijaksana, mengingat dengan armadanya yang begitu banyak, dia dan para anak buahnya tidak pernah menjajah [[negara]] atau [[wilayah]] dimanapun tempat armadanya merapat.<ref>https://prezi.com/tmjeja_nfidi/zheng-he-who-was-also-known-as-ma-sanbao-ma-he-and-cheng-h/, diakses 23 Mei 2017</ref>
Selain itu dia adalah pemimpin yang arif dan bijaksana, mengingat dengan armada yang begitu banyaknya dia dan para anak buahnya tidak pernah menjajah [[negara]] atau [[wilayah]] dimanapun tempat para armadanya merapat.
 
Semasa di [[India]], termasuk ke [[Kalkuta]], para anak buah juga membawa [[seni]] [[beladiri]] lokal yang bernama ''Kallary Payatt,'' yang kemudianmana setelah dikembangkan di negeri [[Tiongkok]] menjadi [[seni beladiri]] [[Kungfu]].
 
== Cheng Ho dan Indonesia ==
Baris 97:
 
Cheng Ho mengunjungi kepulauan di Indonesia selama tujuh kali. Ketika ke [[Kesultanan Samudera Pasai|Samudera Pasai]], ia memberi lonceng raksasa "Cakra Donya" kepada Sultan Aceh, yang kini tersimpan di museum [[Banda Aceh]].
 
Cheng Ho (Sam Po Kong) juga mengunjungi Lamuri dari ketujuh kali perjalanannya. Cheng Ho menyebutkan bila bertolak dari Kerajaan Samudera Pasai menuju ke arah barat, kapal akan sampai di Kerajaan Lambri (Lamuri), dengan lama perjalanan 3 hari 3 malam jika keadaan angin baik. Di pantai Lambri terdapat lebih dari seribu kepala keluarga, dimana baik sang raja maupun rakyatnya muslim.
 
Tahun 1415, Cheng Ho berlabuh di Muara Jati ([[Cirebon]]), dan menghadiahi beberapa cindera mata khas [[Tiongkok]] kepada Sultan Cirebon. Salah satu peninggalannya, sebuah piring yang bertuliskan ayat Kursi masih tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon.
 
Pernah dalam perjalanannya melalui [[Laut Jawa]], Wang Jinghong (orang kedua dalam armada Cheng Ho) sakit keras. Karena itu, Cheng Ho memerintahkan untuk membuang sauh dengan menyusuri sebuah sungai yang sekarang dikenal dengan sungai Kaligarang. Wang akhirnya turun di pantai sebuah desa bernama Simongan, [[Semarang]], dan memutuskanmenetap untukdi menetapsana. sementaraSalah waktusatu ditempatbukti tersebut;peninggalannya sedangkanantara awaklain kapalnya[[Kelenteng yangSam sakit,Po dirawatKong]] dan(Gedung diberiBatu) obatserta daripatung ramuanyang dedaunandisebut yangMbah Ledakar Juragan Dampo adaAwang disekitarSam tempatPo ituKong.
 
Setelah sampai didaratan, ia menemukan sebuah gua batu dan dipergunakan sebagai tempat untuk bersemedi dan bersembahyang. Lambat laun, akhirnya dia memutuskan untuk mendirikan sebuah masjid di tepi pantai tersebut, yang sekarang telah berubah fungsi menjadi sebuah kelenteng. Kelenteng tersebut bernama [[Kelenteng Sam Po Kong]] (Gedung Batu) serta terdapat sebuah patung yang disebut Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong. Tanda yang menunjukan bahwa kelenteng tersebut bekas petilasan yang berciri keislamanan adalah dengan ditemukannya tulisan berbunyi “marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur’an”. Disebut Gedung Batu karena bentuknya merupakan sebuah Gua Batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Orang Indonesia keturunan China menganggap bangunan itu adalah sebuah kelenteng, mengingat bentuknya yang berarsitektur China.{{Http://www.tionghoa.info/laksamana-zheng-he-cheng-ho/}}
 
Cheng Ho juga sempat berkunjung ke [[Kerajaan Majapahit]] pada masa pemerintahan raja [[Wikramawardhana]].
Baris 116 ⟶ 112:
 
=== Bacaan lanjutan ===
 
* [http://www.solusihukum.com/resensi.php?id=33 Prof. Kong Yuanzhi. '''''Muslim Tionghoa Cheng Ho''', Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara.'' Penyunting: Prof. HM. Hembing Wijayakusuma. Pustaka Populer Obor, Oktober 2000, xliv + 299 halaman]
* [http://www.suaramerdeka.com/harian/0508/02/opi3.htm AM Adhy Trisnanto. '''''Dampak Pengakuan Keislaman Cheng Ho'''''. Suara Merdeka, 2 Agustus 2005]
* [http://web.iaincirebon.ac.id/tutorial/biografi-syekh-nurjati/ Biografi Syekh Nurjati] Situs resmi IAIN Nurijati Cirebon
* [http://dalmaspunya.blogspot.com/2013/02/perkembangan-islam-di-cirebon.html Biografi Syekh Nurjati] H. R. Bambang Irianto, BA dan Dra. Siti Fatimah, M.hum. 2009. Syekh Nurjati (Syekh Datul Kahfi) perintis Dakwah dan Pendidikan. Cirebon : Zulfana Cierbon
* '''Lamuri Dalam Catatan [http://historynusantara.com/lamuri-dalam-catatan-laksamana-cheng-ho/ Laksamana Cheng Ho]'''
 
=== Pranala luar ===
 
* {{id}}[http://www.600yearschengho.org/ind/ Situs resmi Perayaan 600 tahun sejak tibanya Cheng Ho di Indonesia]
* {{id}}[http://www.liputan6.com/fullnews/70848.html ''Laksamana Cheng Ho dalam Kanvas''. Liputan 6]
Baris 130 ⟶ 123:
 
==== Diskusi tentang Cheng Ho ====
 
* [http://www.mail-archive.com/budaya_tionghua@yahoogroups.com/msg00588.html Malaka Menjadi Negara Besar Karena Cheng Ho]
* [http://www.mail-archive.com/budaya_tionghua@yahoogroups.com/msg00579.html Laksamana Cheng Ho di Kalimantan]
Baris 141 ⟶ 133:
 
{{DEFAULTSORT:Ho, Cheng}}
[[Kategori:Artikel biografi Juni 2013]]
[[Kategori:Artikel biografi Maret 2014]]
[[Kategori:Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai Referensi]]
[[Kategori:Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai Referensi Juni 2013]]
[[Kategori:Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai Referensi Maret 2014]]
[[Kategori:Kelahiran 1371]]
[[Kategori:Kematian 1435]]
[[Kategori:Meninggal usia 64]]
[[Kategori:Orang kasim]]
[[Kategori:Penjelajah Tiongkok]]
[[Kategori:Semua artikel biografi]]
[[Kategori:Tokoh Dinasti Ming]]
[[Kategori:Tokoh Islam Tiongkok]]