Standar perusahaan pers di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 71:
| format =
| accessdate = 27-Maret-2015
}}</ref> Dalam surat edaran tersebut, terdapat 4 butir aturan.<ref name="indo"/><ref name="republika"/> Pertama, aturan penetapan bahwa seluruh perusahaan pers harus berbadan hukum berupa perseroan terbatas (PT) mulai tanggal [[1 Juli]] 2014.<ref name="indo"/><ref name="republika"/> Apabila melebihi batas waktu yang telah ditentukan, maka perusahaan pers yang tidak berbentuk perseroan terbatas akan dicoret dari database Dewan Pers.<ref name="indo"/><ref name="republika"/> Peraturan ini ditetapkan untuk memudahkan perusahaan pers dalam proses hukum dan kesejateraan [[wartawan]].<ref name="indo"/><ref name="republika"/> Misalnya, apabila sebuah perusahaan pers berbentuk perseroan terbatas, maka jika dikemudian hari terjadi [[sengkata]], yang disita hanya aset perusahaan saja, sedangkan wartawan tidak.<ref name="indo"/><ref name="republika"/> Selain itu, sebuah perusahaan pers yang berbentuk perseroan terbatas juga memiliki [[hak jawab]], [[hak koreksi]] dan akan dibantu oleh Dewan Pers dalam proses penyelsaian sengketa.<ref name="indo"/><ref name="republika"/> Lain halnya jika perusahaan pers berbentuk [[firma]] atau [[CV]].<ref name="indo"/><ref name="republika"/> Apabila terjadi sengketa, maka Dewan Pers tidak ikut bertanggung jawab dan harta pribadi milik wartawan juga akan mengelami penyitaan.<ref name="indo"/><ref name="republika"/> Selain mewajibkan untuk berbentuk perseoraan terbatas, dalam peraturan tahun 2014 juga memuat tiga aturan lainnya.<ref name="indo"/><ref name="republika"/> Diantaranya adalah tentang penjaminan kesejahteraan wartawan dalam bentuk kepemilikan [[saham]], pemberiaan [[upah]] sesuai dengan [[upah minimum provinsi]], juga tentang kewajiban perusahaan pers dalam mengumumkan kejelasan lokasi dan media yang bersangkutan.<ref name="indo"/><ref name="republika"/>
 
== Sanksi ==