Kerajaan Salakanagara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 12920843 oleh 8.37.231.106 (bicara)
Ekpermana (bicara | kontrib)
Baris 16:
[[Rajatapura]] adalah ibukota Salakanagara yang hingga tahun [[362]] menjadi pusat pemerintahan Raja-Raja Dewawarman (dari '''Dewawarman I - VIII'''). Salakanagara berdiri hanya selama 232 tahun, tepatnya dari tahun 130 Masehi hingga tahun 362 Masehi. Raja Dewawarman I sendiri hanya berkuasa selama 38 tahun dan digantikan anaknya yang menjadi Raja Dewawarman II dengan gelar Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra. Prabu Dharmawirya tercatat sebagai Raja Dewawarman VIII atau raja Salakanagara terakhir hingga tahun 363 karena sejak itu Salakanagara telah menjadi kerajaan yang berada di bawah kekuasaan Tarumanagara yang didirikan tahun 358 Masehi oleh Maharesi yang berasal dari Calankayana, India bernama Jayasinghawarman. Pada masa kekuasaan Dewawarman VIII, keadaan ekonomi penduduknya sangat baik, makmur dan sentosa, sedangkan kehidupan beragama sangat harmonis.
 
Sementara [[Jayasinghawarman]] pendiri [[Tarumanagara]] adalah menantu Raja [[Dewawarman VIII]]. Ia sendiri seorang Maharesi dari Calankayana di [[India]] yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Maurya. Di kemudian hari setelah Jayasinghawarman mendirikan Tarumanagara, pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanagara. Salakanagara kemudian berubah menjadi Kerajaan Daerah.
 
Memang banyak para ahli yang masih memperdebatkan masalah institusi kerajaan sebelum [[Tarumanegara]] melalui berbagai sumber sejarah seperti berita Cina dan bangsa Eropa atau naskah-naskah Kuna. [[Claudius Ptolemaeus]], seorang ahli bumi masa Yunani Kuno menyebutkan sebuah negeri bernama ''[[Argyrè]]'' yang terletak di wilayah Timur Jauh. Negeri ini terletak di ujung barat Pulau ''Iabodio'' yang selalu dikaitkan dengan ''[[Yawadwipa]]'' yang kemudian diasumsikan sebagai Jawa. ''Argyrè'' sendiri berarti perak yang kemudian ”diterjemahkan” oleh para ahli sebagai Merak.
Di kemudian hari setelah Jayasinghawarman mendirikan Tarumanagara, pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanagara. Salakanagara kemudian berubah menjadi Kerajaan Daerah.
 
Kemudian sebuah berita Cina yang berasal dari tahun 132 MmenyebutkanM menyebutkan wilayah ''Ye-tiao''  yang sering diartikan sebagai ''Yawadwipa'' dengan rajanya ''Pien'' yang merupakan lafal Cina dari bahasa ''[[Sangsakerta]]'' Dewawarman. Namun tidak ada bukti lain yang dapat mengungkap kebenaran dari dua berita asing tersebut.
Memang banyak para ahli yang masih memperdebatkan masalah institusi kerajaan sebelum [[Tarumanegara]] melalui berbagai sumber sejarah seperti
berita Cina dan bangsa Eropa atau naskah-naskah Kuna. [[Claudius Ptolemaeus]], seorang ahli bumi masa Yunani Kuno menyebutkan sebuah negeri bernama ''[[Argyrè]]'' yang terletak di wilayah Timur Jauh. Negeri ini terletak di ujung barat Pulau ''Iabodio'' yang selalu dikaitkan dengan ''[[Yawadwipa]]'' yang kemudian diasumsikan sebagai Jawa. ''Argyrè'' sendiri berarti perak yang kemudian ”diterjemahkan” oleh para ahli sebagai Merak.
 
Kemudian sebuah berita Cina yang berasal dari tahun 132 Mmenyebutkan wilayah ''Ye-tiao''  yang sering diartikan sebagai ''Yawadwipa'' dengan rajanya ''Pien'' yang merupakan lafal Cina dari bahasa ''[[Sangsakerta]]'' Dewawarman. Namun tidak ada bukti lain yang dapat mengungkap kebenaran dari dua berita asing tersebut.
 
== Raja-raja Salakanagara ==
Baris 91 ⟶ 88:
| Salakanagara telah menjadi kerajaan bawahan Tarumanagara
|}
 
== Kerajaan Bawahan Salakanagara ==
Salakanagara membawahi kerajaan-kerajaan kecil, yang didirikan oleh orang-orang yang berasal dari dinasti Dewawarman (raja-raja yang memerintah Salakanagara).Kerajaan yang menjadi bawahan Salakanagara antara lain :
 
1. KERAJAAN  UJUNG  KULON
 
Berlokasi di wilayah Ujung Kulon dan didirikan oleh Senapati Bahadura Harigana Jayasakti(adik kandung Dewawarman I /Raja Salakanagara). Saat kerajaan ini dipimpin oleh Darma Satyanagara, sang raja menikah dengan putri dari Dewawarman III dan kemudian menjadi raja ke-4 di Kerajaan Salakanagara.
 
Ketika Tarumanagara tumbuh menjadi kerajaan yang besar, Purnawarman (raja Tarumanagara ke-3) menaklukan Kerajaan Ujung Kulon. Akhirnya Kerajaan Ujung Kulon menjadi Kerajaan bawahan dari Tarumanagara. Lebih dari itu, pasukan Kerajaan Ujung Kulon juga ikut membantu pasukan Wisnuwarman (raja Tarumanagara ke-4) untuk menumpas pemberontakan Cakrawarman.
 
2. KERAJAAN  TANJUNG  KIDUL
 
Ibukotanya bernama Aghrabintapura (Sekarang termasuk wilayah Cianjur Selatan). Kerajaan ini dipimpin oleh Sweta Liman Sakti (adik ke-2 Dewawarman I). 
 
== Bacaan lanjut ==