Kota Tanjungpinang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Afandri Adya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 97:
[[Suku Melayu]] merupakan penduduk asli dan kelompok suku bangsa terbesar di Tanjungpinang. Disamping itu terdapat pula [[Suku Bugis]], [[Suku Minang]], [[Suku Laut|Orang Laut]] dan [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] yang sudah ratusan tahun berbaur dengan Suku Melayu dan menjadi penduduk tetap semenjak zaman [[Kesultanan Johor-Riau]] dan ''Residentie Riouw''.<ref name="Nicholas J. Long"/> Suku Bugis awalnya menetap di Kampung Bugis dan Suku Tionghoa banyak menempati Jalan Merdeka dan Pagar Batu. Setelah masa kemerdekaan, orang Jawa dan Minang mulai ramai mendatangi Tanjungpinang. Dimana orang Minang sebagian besar menempati pemukiman di sekitar pasar<ref>Novendra, Nov., Peranan Orang Minang Dalam Perekonomian Kota Administratif Tanjung Pinang, Depdikbud, 1999</ref>, sedangkan Suku Jawa banyak yang bermukim di Kampung Jawa.
 
[[Bahasa]] yang digunakan di Tanjungpinang adalah [[Bahasa Melayu]] klasik. Bahasa Melayu di kota ini hampir sama dengan Bahasa Melayu yang digunakan di Singapura. Disamping itu, banyak pula yang menggunakan [[Bahasa Jawa]], [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]] dan [[Bahasa Batak|Batak]].<ref>U.U. Hamidy, Bahasa Melayu Riau: Sumbangan Bahasa Melayu Riau kepada Bahasa dan Bangsa Indonesia, Pustaka A.S., 1981</ref> Masyarakat Tionghoa yang dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan, sebagian masih menggunakan [[Bahasa Tiochiu]] dan [[Bahasa Hokkien|Hokkien]] dalam berkomunikasi.
 
== Transportasi ==