Isabel dari Kastila: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 42:
 
Kehidupan Isabel mulai membail di Segovia. Di sana, dia belajar pendidikan dasar yang terdiri dari membaca, menulis, matematika, seni, catur, menari, menjahit, musik, dan agama. Isabel hidup dalam keadaan nyaman, tetapi dia jarang meninggalkan Segovia lantaran Enrique melarangnya. Saudara tirinya itu tetap menjaga agar Isabel menjauhi urusan perpolitikan, meskipun Isabel memahami secara utuh keberjalanan kerajaan.
[[FileBerkas:Isabel de castilla.jpg|thumb|upright|Isabel dalam ''Rimado de la Conquista de Granada'', tahun 1482, oleh Pedro Marcuello]]
 
Di masa selanjutnya, para bangsawan mulai terlibat perselisihan dengan Enrique dan menuntut agar Pangeran Alfonso ditetapkan sebagai pewarisnya. Mereka bahkan meminta jauh agar Alfonso duduk di takhta. Hal ini menyebabkan mereka harus berhadapan dengan pasukan Enrique dalam Perang Olmedo Kedua pada 1467. Perang berakhir seri dan Enrique setuju untuk menetapkan Alfonso sebagai pewaris takhta bila Alfonso menikahi putrinya, Juana.<ref>Prescott, William. ''History of the Reign of Ferdinand and Isabella, The Catholic.'' J.B Lippincott & CO., 1860, p. 85–87</ref> Namun sebentar setelah Alfonso ditetapkan sebagai Pangeran Asturias (gelar untuk putra mahkota), Alfonso meninggal pada Juli 1468, kemungkinan karena wabah. Namun para bangsawan pendukungnya menduga bahwa Alfonso diracun. Setelah itu, para bangsawan mengalihkan dukungan mereka pada Isabel. Namun dukungan mereka terus melemah dan Isabel lebih menyukai perundingan untuk melanjutkan perang.<ref>Prescott, William. ''History of the Reign of Ferdinand and Isabella, The Catholic.'' J.B Lippincott & CO., 1860, p. 93–94</ref> Dia bertemu dengan Enrique dan, di Toros de Guisando, mereka mencapai kesepakatan bahwa perang harus berhenti. Enrique menetapkan Isabel sebagai pewarisnya dan Isabel tidak akan menikah tanpa persetujuan Enrique, tetapi Enrique sendiri juga tidak dapat memaksakan kehendak untuk menikahkan Isabel tanpa persetujuannya.<ref name="Plunkett 1915, p. 68">Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 68</ref>
 
== Pernikahan ==
Pernikahan Isabel bukanlah suatu pertanyaan yang baru. Saat berusia enam tahun, Isabel sudah dijodohkan dengan Fernando (Ferdinand dalam ejaan Inggris), putra dari Joan II, Raja Aragon (keluarganya merupakan keluarga cabang dari [[Wangsa Trastámara]]). Pernikahan ini diharapkan dapat membuat hubungan pertemanan kedua kerajaan lestari.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 35</ref> Namun perjanjian ini tidak berlangsung lama.
 
Baris 53:
Pada 1465, Enrique berusaha menikahkan Isabel dengan Alfonso V, Raja Portugal, yang merupakan saudara dari istri Enrique.<ref name="BlckWell2000">Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, p. 5</ref> Namun dalam hal ini, Isabel menolak untuk memberi persetujuan.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 53</ref>
 
Ketidakmampuan Enrique bertindak sebagai penguasa membuat perang saudara pecah. Atas desakan keadaan, Enrique membutuhkan cara cepat untuk menenangkan hati para pemberontak. Sebagai bentuk persetujuan damai, Isabel dijodohkan dengan Pedro Girón Acuña Pacheco, Master Ordo Kalatrava sekaligus saudara dari orang kepercayaan Enrique, Juan Pacheco.<ref name="BlckWell2000" /> Namun perjodohan ini batal lantaran Pedro mendadak jatuh sakit dan meninggal dunia.<ref name="BlckWell2000" /><ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 62–63</ref>[[FileBerkas:Fernando e Isabel.jpg|thumb|left|Lukisan pernikahan Fernando dan Isabel, sekitar 1469.]]
 
Saat Enrique menyatakan Isabel sebagai pewaris takhta pada 19 September 1468, Enrique berjanji untuk tidak memaksa Isabel menikah tanpa persetujuannya, dan Isabel tidak menikah tanpa izin Enrique.<ref name="Plunkett 1915, p. 68" /> Terdapat beberapa wacana untuk menikahkan Isabel dengan [[Edward IV dari Inggris|Edward IV]], Raja Inggris atau kepada salah seorang saudaranya, Richard, [[Gelar_Kebangsawanan_EropaGelar Kebangsawanan Eropa#Duke|Adipati]] Gloucester,<ref>Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, p. 9</ref> tetapi persekutuan ini tidak pernah dijalankan dengan sungguh-sungguh.<ref name="Plunkett 1915, p. 68" /> Sekali lagi, lamaran datang dari Alfonso V, Raja Portugal. Tanpa mengindahkan janji yang telah dibuat, Enrique mencoba membuat pernikahan itu menjadi nyata. Bila Isabel menikah dengan Alfonso, putri Enrique, Juana, akan menikah dengan putra Alfonso, João. Diharapkan setelah mangkatnya Alfonso dan Enrique, João dan Juana dapat mewarisi takhta Portugal dan Kastila.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 70–71</ref> Isabel menolak dan membuat perjanjian rahasia untuk menikahi tunangan pertamanya, Fernando.
 
Setelah rencananya gagal, Enrique kembali melanggar janjinya dan berusaha menikahkan Isabel dengan saudara [[Louis XI dari Perancis|Louis XI]], Raja Prancis, yakni Charles, Adipati Berry.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 72</ref> Dalam pandangan Enrique, persekutuan ini tidak hanya untuk mempererat hubungan Kastila dan Prancis, tetapi sekaligus menyingkirkan Isabel dari urusan politik Kastila. Isabel kembali menolak gagasan itu dan membuat persetujuan rahasia dengan Joan II, Raja Aragon, untuk melangsungkan pernikahannya dengan Fernando.<ref>Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, pp. 10,13–14</ref>
Baris 61:
Pada 18 Oktober 1469, pertunangan resmi antara Fernando dan Isabel diselenggarakan.<ref name="Plunkett 1915, p. 78">Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 78</ref> Untuk menghindari perlawanan saudara tirinya, Isabel meninggalkan istana dengan alasan untuk berziarah ke makam saudaranya, Alfonso, di Ávila. Di sisi lain, Fernando masuk ke Kerajaan Kastila dengan menyamar sebagai pelayan. Setelah mereka kembali bersatu, mereka menikah pada 19 Oktober 1469 di Palacio de los Vivero di kota [[Valladolid]].<ref name="Gerli219">Gerli, p. 219</ref>
 
== Perang dengan Portugal ==
[[FileBerkas:Reinaisabeldecastilla.jpg|right|thumb|Isabel digambarkan dengan rambut lebih gelap, sekitar 1485]]
Setelah mangkatnya Enrique IV, Isabel naik takhta sebagai Ratu Kastila dan León pada 1474 dan suaminya menjadi Raja Kastila dan León ''[[Gelar_Kebangsawanan_EropaGelar Kebangsawanan Eropa#Jure_UxorisJure Uxoris|jure uxoris]]'' dengan gelar Fernando V pada 1475. Setelah mangkatnya Raja Juan II pada 1479, barulah Fernando naik takhta di kerajaan asalnya sebagai Raja Aragon dengan gelar Fernando II dan Isabel menjadi Permaisuri Aragon.
 
Masa kekuasaan Isabel langsung diawali dengan berbagai kesulitan, seperti menghadapi gerakan pemberontakan. Diego Pacheco, ''[[Gelar_Kebangsawanan_EropaGelar Kebangsawanan Eropa#Marquess|Marqués]]'' Villena bersama para pendukungnya menetapkan Juana, putri mendiang Enrique IV sebagai ratu yang sah.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 93</ref> Segera setelah mengeluarkan pernyataan sikap tersebut, Uskup Agung Toledo yang merupakan pendukung lama Isabel berbalik mendukung Diego yang masih merupakan kerabat dekatnya. Uskup Agung dan Diego berencana menikahkan Juana dengan pamannya, Alfonso V, Raja Portugal, dan menyerang Kastila guna merebut takhta untuk mereka.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 96</ref>
 
Pada Mei 1475, Alfonso dan pasukannya melewati perbatasan Spanyol dan maju hingga Plasencia dan menikahi Juana.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 98</ref> Perang panjang dan berdarah untuk memperebutkan takhta Kastila dimulai dan berlangsung hingga sekitar satu tahun sampai tanggal 1 Maret 1476 ketika terjadi Perang Toro, perang yang kedua pihaknya menyatakan sebagai pemenang<ref name="Spanish historian Ana Carrasco Manchado (21)">[[#Manchado|<sub><big>↓</big></sub>]] Spanish historian Ana Carrasco Manchado: ''"...The battle [of Toro] was fierce and uncertain, and because of that both sides attributed themselves the victory. Prince John, the son of Alfonso of Portugal, sent letters to the Portuguese cities declaring victory. And Ferdinand of Aragon did the same. Both wanted to take advantage of the victory's propaganda."'' In [https://books.google.com/books?id=qADOoHct1MwC&printsec=frontcover&dq=Isabel+I+de+Castilla+y+la+sombra+de+la+ilegitimidad.+Propaganda+y+representación+en+el+conflicto+sucesorio+%281474–1482%29&source=bl&ots=sxnzroys_j&sig=aM79jFNVQ3dl8c47tP2FGbR ''Isabel I de Castilla y la sombra de la ilegitimidad: propaganda y representación en el conflicto sucesorio (1474–1482)''], 2006, p. 195, 196.</ref><ref name="Spanish historian Cesáreo Fernández Duro (22)">[[#Duro|<sub><big>↓</big></sub>]] Spanish historian Cesáreo Fernández Duro: ''"...For those who ignore the background of these circumstances it will certainly seem strange that while the Catholic Monarchs raised a temple in Toledo in honour of the victory that God granted them on that occasion, the same fact [the Battle of Toro] was festively celebrated with solemn processions on its anniversary in Portugal" '' in [http://descargas.cervantesvirtual.com/servlet/SirveObras/hist/09255096579869640757857/023863.pdf?incr=1 ''La batalla de Toro (1476). Datos y documentos para su monografía histórica''], in Boletín de la Real Academia de la Historia, tome 38, Madrid, 1901,p. 250.</ref> dan merayakan<ref name="Spanish historian Cesáreo Fernández Duro (22)"/><ref name="Manchado (23)">[[#Manchado|<sub><big>↓</big></sub>]] Manchado, [https://books.google.com/books?id=qADOoHct1MwC&printsec=frontcover&dq=Isabel+I+de+Castilla+y+la+sombra+de+la+ilegitimidad.+Propaganda+y+representaci%C3%B3n+en+el+conflicto+sucesorio+%281474%E2%80%931482%29&source=bl&ots=sxnzroys_j&sig=aM79jFNVQ3dl8c47tP2FGbR#v=onepage&q&f=false ''Isabel I de Castilla y la sombra de la ilegitimidad: propaganda y representación en el conflicto sucesorio (1474–1482)''], 2006, p. 199 (foot note nr.141).</ref> kemenangan tersebut: pasukan Alfonso berhasil dikalahkan<ref name="Pulgar (24)">[[#Pulgar|<sub><big>↓</big></sub>]] Pulgar, [http://www.cervantesvirtual.com/obra/cronica-de-los-senores-reyes-catolicos-don-fernando-y-dona-isabel-de-castilla-y-de-aragon--2/ ''Crónica de los Señores Reyes Católicos Don Fernando y Doña Isabel de Castilla y de Aragón''], chapter XLV.</ref><ref name="Garcia de Resende (25)">[[#Resende|<sub><big>↓</big></sub>]] Garcia de Resende- [[:wikisource:pt:Vida e Feitos D' El-Rey Dom João Segundo/XIII|''Vida e feitos d'El Rei D.João II'']], chapter XIII.</ref> oleh pasukan sayap kiri Kastila yang dipimpin oleh Adipati Alba dan Kardinal Mendoza, sedangkan pasukan yang dipimpin Pangeran João (kelak menjadi João II, Raja Portugal) mengalahkan<ref name="Chronicler Pulgar (Castilian) (26)">[[#Pulgar|<sub><big>↓</big></sub>]] chronicler [[Hernando del Pulgar]] (Castilian): ''"...promptly, those 6 Castilian captains, which we already told were at the right side of the royal battle, and were invested by the prince of Portugal and the bishop of Évora, turned their backs and put themselves on the run."'' in [http://www.cervantesvirtual.com/obra/cronica-de-los-senores-reyes-catolicos-don-fernando-y-dona-isabel-de-castilla-y-de-aragon--2/ ''Crónica de los Señores Reyes Católicos Don Fernando y Doña Isabel de Castilla y de Aragón''], chapter XLV.</ref><ref name="chronicler Garcia de Resende (Portuguese)(27)">[[#Resende|<sub><big>↓</big></sub>]] chronicler [[Garcia de Resende]] (Portuguese): ''"... And being the battles of both sides ordered that way and prepared to attack by nearly sunshine, the King ordered the prince to attack the enemy with his and God's blessing, which he obeyed (...). (...) and after the sound of the trumpets and screaming all for S. George invested so bravely the enemy battles, and in spite of their enormous size, they could not stand the hard fight and were rapidly beaten and put on the run with great losses."'' In [[:wikisource:pt:Vida e Feitos D' El-Rey Dom João Segundo/XIII|''Vida e feitos d'El Rei D.João II'']], chapter XIII.</ref><ref name="chronicler Juan de Mariana (Castilian) (28)">[[#Mariana|<sub><big>↓</big></sub>]] chronicler [[Juan de Mariana]] (Castilian): ''"(...) the ''<nowiki>[Castilian]</nowiki>'' horsemen (...) moved forward(...).They were received by prince D. John... which charge... they couldn't stand but instead were defeated and ran away "'' in
[https://books.google.com/books?id=OvUA8yjTEoMC&pg=PA296&dq=Mariana+%22Historia+general+de+España%22&as_brr=3&hl=pt-PT&source=gbs_toc_r&cad=4#v=onepage&q&f=false ''Historia General de España''], tome V, book XXIV, chapter X, p. 299,300.</ref><ref name="chronicler Damião de Góis (Portuguese) (29)">[[#Góis|<sub><big>↓</big></sub>]] chronicler [[Damião de Góis]] (Portuguese): ''"(...)these Castilians who were on the right of the Castilian Royal battle, received ''<nowiki>[the charge of]</nowiki>'' the Prince's men as brave knights invoking Santiago but they couldn't resist them and began to flee, and ''<nowiki>[so]</nowiki>'' our men killed and arrested many of them, and among those who escaped some took refuge (...) in their Royal battle that was on left of these six ''<nowiki>[Castilian]</nowiki>'' divisions. "'' in [http://purl.pt/286/3/ ''Chronica do Principe D. Joam''], chapter LXXVIII.</ref> pasukan sayap kanan Kastila dan tetap menguasai<ref name="chronicler Juan de Mariana (Castilian) (30)">[[#Mariana|<sub><big>↓</big></sub>]] chronicler [[Juan de Mariana]] (Castilian): ''"...the enemy led by prince D. John of Portugal, who without suffering defeat, stood on a hill with his forces in good order until very late (...). Thus, both forces ''<nowiki>[Castilian and Portuguese]</nowiki>'' remained face to face for some hours; and the Portuguese kept their position during more time (...)"'' in [https://books.google.com/books?id=OvUA8yjTEoMC&pg=PA296&dq=Mariana+%22Historia+general+de+España%22&as_brr=3&hl=pt-PT&source=gbs_toc_r&cad=4#v=onepage&q&f=false ''Historia General de España''], tome V, book XXIV, chapter X, p. 299,300.</ref><ref name="chronicler Rui de Pina (Portuguese) (31)">[[#Pina|<sub><big>↓</big></sub>]] chronicler [[Rui de Pina]] (Portuguese): ''"And being the two enemy battles face to face, the Castilian battle was deeply agitated and showing clear signs of defeat if attacked as it was without King and dubious of the outcome.(...) And without discipline and with great disorder they went to Zamora. So being the Prince alone on the field without suffering defeat but inflicting it on the adversary he became heir and master of his own victory"'' in [http://www.gutenberg.org/files/24508/24508-h/24508-h.htm ''Chronica de El- rei D.Affonso V...''] 3rd book, chapter CXCI.</ref> medan laga.
 
Namun meskipun tidak memiliki kejelasan<ref name="French historian (32)">[[#Dumont|<sub><big>↓</big></sub>]] French historian Jean Dumont in [https://books.google.com/books?id=rkTcRTRCSYgC&pg=PA49&dq=%22batalla+de+Toro+indecisa&hl=pt-PT&ei=coyjTumhOqLP4QSCsq3mBA&sa=X&oi=book_result&ct=book-thumbnail&resnum=8&ved=0CEsQ6wEwBzhk#v=onepage&q&f=false ''La "imcomparable" Isabel la Catolica/ The incomparable Isabel the Catholic''], Encuentro Ediciones, printed by Rogar-Fuenlabrada, Madrid, 1993 (Spanish edition), p. 49: ''"...But in the left ''<nowiki>[Portuguese]</nowiki>'' Wing, in front of the Asturians and Galician, the reinforcement army of the Prince heir of Portugal, well provided with artillery, could leave the battlefield with its head high. The battle resulted this way, inconclusive. But its global result stays after that decided by the withdraw of the Portugal's King, the surrender... of the Zamora's fortress on March 19, and the multiple adhesions of the nobles to the young princes."''</ref><ref name="French historian Joseph-Louis Desormeaux (33)">[[#Desormeaux|<sub><big>↓</big></sub>]] French historian Joseph-Louis Desormeaux: ''"... The result of the battle was very uncertain; Ferdinand defeated the enemy's right wing led by Alfonso, but the Prince had the same advantage over the Castilians."'' In
[https://books.google.com/books?id=3x4JAAAAQAAJ&printsec=frontcover&dq=%22Abrégé+chronologique+de+l%27histoire+d%27Espagne++%22&source=bl&ots=_Mc5v0VA-Z&sig=CGnv50KIfo_KbppxzabHt2YvJGI&hl=en&ei=2LHvTKbDNtSxhAeZsoi5DA&sa=X&oi=book_result&ct=result&re ''Abrégé chronologique de l'histoire de l'Éspagne''], Duchesne, Paris, 1758, 3rd Tome, p. 25.</ref> hasil, Pertempuran Toro menunjukkan besarnya kemenangan politik<ref name="Spanish academic António M. (34)">[[#Serrano|<sub><big>↓</big></sub>]] Spanish academic António M. Serrano: ''" From all of this it is deductible that the battle ''<nowiki>[of Toro]</nowiki>'' was inconclusive, but Isabella and Ferdinand made it fly with wings of victory. (...) Actually, since this battle transformed in victory; since 1 March 1476, Isabella and Ferdinand started to rule in the Spain's throne. (...) The inconclusive wings of the battle became the secure and powerful wings of San Juan's eagle'' <nowiki>[the commemorative temple of the Battle of Toro]</nowiki>'' ."'' in [http://dialnet.unirioja.es/servlet/articulo?codigo=4208108 ''San Juan de los Reyes y la batalla de Toro''], revista [http://www.realacademiatoledo.es/files/toletum/0009/toletum09_maciadiscurso.pdf Toletum], segunda época, 1979 (9), [http://biblioteca2.uclm.es/biblioteca/ceclm/ARTREVISTAS/Toletum/tol09/toletum09_maciadiscurso.pdf pp. 55–70]. Real Academia de Bellas Artes y Ciencias Históricas de Toledo, Toledo. [[International Standard Serial Number|ISSN]]: [http://bddoc.csic.es:8080/detalles.html;isessionid=A31394B29A781B0B063B6993FDA9FAEE?id=30676&bd=HISTORI&tabla=docu 0210-6310]</ref><ref name="A. Ballesteros Beretta (35)">[[#Beretta|<sub><big>↓</big></sub>]] A. Ballesteros Beretta: ''"His moment is the inconclusive Battle of Toro.(...) both sides attributed themselves the victory.... The letters written by the King ''<nowiki>[Ferdinand]</nowiki>'' to the main cities... are a model of skill. (...) what a powerful description of the battle! The nebulous transforms into light, the doubtful acquires the profile of a certain triumph. The politic ''<nowiki>[Ferdinand]</nowiki>'' achieved the fruits of a discussed victory."'' In [https://web.archive.org/web/20120111114918/http://www.portalcultura.mde.es/Galerias/revistas/ficheros/RET_016.pdf ''Fernando el Católico, el mejor rey de España''], ''Ejército'' revue, nr 16, p. 56, May 1941.</ref><ref name="Vicente Álvarez Palenzuela (36)">[[#Palenzuela|<sub><big>↓</big></sub>]] Vicente Álvarez Palenzuela- [http://www.cervantesvirtual.com/obra/la-guerra-civil-castellana-y-el-enfrentamiento-con-portugal-14751479-0/ ''La guerra civil Castellana y el enfrentamiento con Portugal (1475–1479)'']: ''"That is the battle of Toro. The Portuguese army had not been exactly defeated, however, the sensation was that D. Juana's cause had completely sunk. It made sense that for the Castilians Toro was considered as the divine retribution, the compensation desired by God to compensate the terrible disaster of [[Aljubarrota]], still alive in the Castilian memory"''.</ref><ref name="Spanish academic Rafael Dominguez (37)">[[#Casas|<sub><big>↓</big></sub>]] Spanish academic Rafael Dominguez Casas: ''"...San Juan de los Reyes resulted from the royal will to build a monastery to commemorate the victory in a battle with an uncertain outcome but decisive, the one fought in Toro in 1476, which consolidated the union of the two most important Peninsular Kingdoms."'' In [http://dialnet.unirioja.es/servlet/articulo?codigo=2689349 ''San Juan de los reyes: espacio funerário y aposento régio''] in ''Boletín del Seminário de Estúdios de Arte y Arqueologia'', number 56, p. 364, 1990.</ref> dari [[Penguasa Katolik]], menjaga keutuhan takhta mereka sejak pendukung Juana membubarkan diri, membuat pasukan Portugis yang tanpa sekutu meninggalkan Kastila.
 
Dengan pandangan politik yang luas, Isabel mengambil kesempatan ini dan mengadakan pertemuan di Madrigal-Segovia (April–Oktober 1476)<ref name="Historian Marvin">[[#Lunenfeld|<sub><big>↓</big></sub>]] Historian Marvin Lunenfeld: "In 1476, immediately after the indecisive battle of Peleagonzalo ''<nowiki>[near Toro]</nowiki>'', Ferdinand and Isabella hailed the result as a great victory and called a cortes at Madrigal. The newly created prestige was used to gain municipal support from their allies(...)" in [https://books.google.com/books?ei=h-Q1T83PEoK2hAfisv2RAg&ct=book-thumbnail&hl=pt-PT&id=QoFBAQAAIAAJ&dq=%22The+council+of+the+Santa+hermandad%3A+a+study+of+the+pacification+forces+of+Ferdinand+and+Isabella%2C+Marvin+Lunenfeld%22&q=%22indecisive+battle+of+Peleagonzalo%22 ''The council of the Santa Hermandad: a study of the pacification forces of Ferdinand and Isabella''], University of Miami Press, 1970, p. 27.</ref> dan menyumpah putrinya sebagai pewaris takhta Kastila, yang sama saja mengabsahkan takhta Isabel sendiri.
 
Agustus di tahun yang sama, Isabel membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang kuat atas namanya sendiri. Saat pemberontakan pecah di [[Segovia]], Isabel datang sendiri untuk menekan pemberontakan saat masa itu suaminya sedang tidak bertempur. Bertentangan dengan saran dari para penasihat prianya, Isabel datang sendiri ke dalam kota dan mengadakan perundingan dengan para pemberontak. Dia berhasil dan pemberontak segera dapat diselesaikan.<ref>Prescott, William. ''History of the Reign of Ferdinand and Isabella, The Catholic.'' J.B. Lippincott & CO., 1860, p. 184–185</ref> Dua tahun kemudian, Isabel mengamankan kedudukannya sebagai penguasa dengan lahirnya Pangeran Juan pada 30 Juni 1478. Kelahiran pewaris pria mengabsahkan kedudukan Isabel sebagai penguasa.
 
Di sisi lain, Kastila dan Portugis bersaing untuk menguasai Samudera Atlantik dan mencari kekayaan dari [[Teluk Guinea]] (emas dan budak) di Afrika Barat, yang mana kemudian berujung pada Perang Guinea.<ref name="Battle of Guinea (40)">[[Battle of Guinea]]: [[#Palencia|<sub><big>↓</big></sub>]] Alonso de Palencia, [https://books.google.com/books?id=-1A3cWT_1kAC&pg=PA93&lpg=PA93&dq=%22Alonso+de+Palencia+decada+cuarta+naves+castellanas%22&source=bl&ots=kdDs0IZIC2&sig=1GhLLlK7uT95iMhwkS2KqoLeBJQ&hl=pt-PT&ei=zGpZTbrYFIKAhQf-9YyDDQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved Década IV], Book XXXIII, Chapter V (''"Disaster among those sent to the mines of gold ''<nowiki>[Guinea]</nowiki>''. Charges against the King..."''), pp. 91–94. This was a decisive battle because after it, in spite of the Catholic Monarchs' attempts, they were unable to send new fleets to Guinea, Canary or to any part of the Portuguese empire until the end of the war. The [[John II of Portugal|''Perfect Prince'']] sent an order to drown any Castilian crew captured in Guinea waters. Even the Castilian navies which left Guinea before the signature of the peace treaty had to pay the tax ("quinto") to the Portuguese crown when they returned to Castile after the peace treaty. Isabella had to ask permission of Afonso V so that this tax could be paid in Castilian harbours. Naturally all this caused a grudge against the Catholic Monarchs in Andalusia.</ref><ref name="Historian Malyn Newitt">[[#Newitt|<sub><big>↓</big></sub>]] Historian Malyn Newitt: ''"However, in 1478 the Portuguese surprised thirty-five Castilian ships returning from Mina ''<nowiki>[Guinea]</nowiki>'' and seized them and all their gold. Another...Castilian voyage to Mina, that of [[Eustache de la Fosse]], was intercepted ... in 1480. (...) All things considered, it is not surprising that the Portuguese emerged victorious from this '''first maritime colonial war'''. They were far better organised than the Castilians, were able to raise money for the preparation and supply of their fleets, and had clear central direction from ... ''<nowiki>[Prince]</nowiki>'' John."'' In [http://www.google.com/search?q=%22the+Portuguese+emerged+victorious+from+this+first+maritime+colonial+war.%22+&btnG=Pesquisar+livros&tbm=bks&tbo=1&hl=pt-PT ''A history of Portuguese overseas expansion, 1400–1668''], Routledge, New York, 2005, pp. 39–40.</ref>
 
[[FileBerkas:Isabel la Católica-2.jpg|left|thumb|Dilukiskan oleh Virgen de la mosca di Gereja Santa Maria yang Agung (Collegiate church of Santa María la Mayor)]]
 
Perang berlangsung selama tiga tahun<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile'' The Knickerbocker Press, 1915, p. 109–110</ref> dan berakhir dengan kemenangan Kastila di darat<ref name="Bailey W. Diffie (42)">[[#Diffie|<sub><big>↓</big></sub>]] Bailey W. Diffie and George D. Winius ''"In a war in which the Castilians were victorious on land and the Portuguese at sea, ..."'' in [https://books.google.com/books?id=VsqCelF9OdkC&pg=PA152&lpg=PA152&dq=%22foundations+of+the+Portuguese+empire....In+a+war+in+which+the+Castilians+were+victorious+on+land+and+the+Portuguese+on+sea%22&source=bl&ots=_6XiLcq0Ez&sig=MxqBFdBqI-MryupkXAHW3pBa9LU&hl= ''Foundations of the Portuguese empire 1415–1580''], volume I, University of Minnesota Press, 1985, [http://www.google.com/search?q=%22In+a+war+in+which+the+Castilians+were+victorious+on+land+and+the+Portuguese+at+sea%22&btnG=Pesquisar+livros&tbm=bks&tbo=1&hl=pt-PT p. 152].</ref> dan kemenangan Portugis di laut.<ref name="Bailey W. Diffie (42)"/> Empat perjanjian damai ditandatangani di Alcáçovas (4 September 1479) dan menghasilkan: Portugal meninggalkan takhta Kastila kepada Isabel sebagai ganti pangsa yang sangat menguntungkan dari wilayah Atlantik yang dipersengketakan dengan Kastila (semuanya jatuh ke tangan Portugal, kecuali [[Kepulauan Canaria]]:<ref>: [[#Palencia|<sub><big>↓</big></sub>]] Alonso de Palencia, [https://books.google.com/books?id=-1A3cWT_1kAC&pg=PA93&lpg=PA93&dq=%22Alonso+de+Palencia+decada+cuarta+naves+castellanas%22&source=bl&ots=kdDs0IZIC2&sig=1GhLLlK7uT95iMhwkS2KqoLeBJQ&hl=pt-PT&ei=zGpZTbrYFIKAhQf-9YyDDQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved Decada IV], Book XXXI, Chapters VIII and IX (''"preparation of 2 fleets ''<nowiki>[to Guinea and to Canary, respectively]</nowiki>'' so that with them King Ferdinand crush its enemies ''<nowiki>[the Portuguese]</nowiki>..."'').</ref><ref name="Alonso de Palencia (44)">[[#Palencia|<sub><big>↓</big></sub>]] Alonso de Palencia, [https://books.google.com/books?id=-1A3cWT_1kAC&pg=PA93&lpg=PA93&dq=%22Alonso+de+Palencia+decada+cuarta+naves+castellanas%22&source=bl&ots=kdDs0IZIC2&sig=1GhLLlK7uT95iMhwkS2KqoLeBJQ&hl=pt-PT&ei=zGpZTbrYFIKAhQf-9YyDDQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved Decada IV], book XXXII, chapter III: in 1478 a Portuguese fleet intercepted the armada of 25 navies sent by Ferdinand to conquer Gran Canary – capturing 5 of its navies plus 200 Castilians – and forced it to fled hastily and definitively from Canary waters. This victory allowed Prince John to use the Canary Islands as an "exchange coin" in the peace treaty of Alcáçovas.</ref> Guinea beserta tambang emasnya, [[Tanjung Verde]], [[Madeira]], [[Azores]] dan hak penaklukan atas Kerajaan Fez (Maroko bagian utara)<ref>[[#Pina|<sub><big>↓</big></sub>]] Pina, [http://www.gutenberg.org/files/24508/24508-h/24508-h.htm ''Chronica de El-Rei D. Affonso V''], 3rd book, chapter CXCIV (Editorial error: Chapter CXCIV erroneously appears as Chapter CLXIV.Reports the end of the siege of Ceuta by the arrival of the fleet with Afonso V).</ref><ref>[[#Quesada|<sub><big>↓</big></sub>]] Quesada, [http://revistas.ucm.es/index.php/ELEM/article/view/ELEM0000110067A/22548 ''Portugueses en la frontera de Granada''], 2000, p. 98. In 1476 Ceuta was simultaneously besieged by the moors and a Castilian army led by the Duke of Medina Sidónia. The Castilians conquered the city from the Portuguese who took refuge in the inner fortress, but a Portuguese fleet arrived ''"in extremis"'' and regained the city. A Ceuta dominated by the Castilians would certainly have forced the right to conquer Fez (Morocco) to be shared between Portugal and Castile instead of the monopoly the Portuguese acquired.</ref>) ditambah ganti rugi perang: 106.676 emas ganda.<ref name="Mendonça (47)">[[#Mendonça|<sub><big>↓</big></sub>]] Mendonça, 2007, p. 101–103.</ref> Isabel dan Fernando juga menerima bahwa Juana tinggal di Portugal<ref name="Mendonça (47)"/> dan memaafkan semua tindak pemberontakan pengikutnya yang mendukung Juana dan Alfonso.<ref name="Edwards 2000, p. 38">Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, p. 38</ref> Isabel dan Fernando, yang juga menyatakan dirinya sebagai penguasa Portugal dan memberikan tanahnya kepada para bangsawan<ref>[[#Mendonça|<sub><big>↓</big></sub>]] Mendonça, 2007, p. 53.</ref>—harus melepaskan klaim mereka atas takhta Portugal.
 
Di Alcáçovas, Isabel dan Fernando menguasai takhta, tetapi Portugis memiliki hak khusus untuk berlayar dan berdagang di Samudera Atlantik selatan Kepulauan Canaria menunjukkan bahwa secara praktik, Spanyol diblokir dari Atlantik dan menghadapi jalan buntu dalam mendapatkan emas Guinea.<ref name="Battle of Guinea (40)" /> Akademisi Spanyol Antonio Rumeu de Armas menyatakan bahwa dengan perjanjian damai Alcáçovas, 1479, Fernando dan Isabel "...membeli kedamaian dengan harga mahal yang berlebihan..."<ref name="António Rumeu de Armas (49)">[[#Armas|<sub><big>↓</big></sub>]] António Rumeu de Armas- [http://www.goodreads.com/book/show/4335425-el-tratado-de-tordesillas book description], MAPFRE, Madrid, 1992, page 88.</ref> dan sejarawan Mª Monserrat León Guerrero menambahkan bahwa mereka "...menemukan diri mereka dipaksa untuk mengabaikan ekspansi oleh Atlantik...".<ref name="Mª Monserrat León Guerrero (50)">[[#Guerrero|<sub><big>↓</big></sub>]] Mª Monserrat León Guerrero in [http://www.cervantesvirtual.com/obra/el-segundo-viaje-colombino--0/ ''El segundo viaje colombino''], University of Valladolid, 2000, chapter 2, pp. 49–50.</ref>
 
Kolumbus membebaskan Kastila dari keadaan sulit ini karena penemuan dunia barunya membawa pada keseimbangan bersama di Atlantik dalam [[Perjanjian Tordesillas]].<ref name="Mª Monserrat León Guerrero (50)" /> Selain itu, dengan mendukung Kolumbus, penguasa Spanyol mencoba satu-satunya jalan yang tersisa untuk melakukan perluasan wilayah dan mereka berhasil dalam masalah ini.
 
== Pembaharuan ==
 
=== Peraturan tindak kejahatan ===
[[FileBerkas:Isabelle catile crown.jpg|right|thumb|Mahkota dan tongkat kerajaan Isabel beserta pedang Fernando]]
Saat Isabel naik takhta pada tahun 1474, Kastila berada dalam keputusasaan. Sudah diketahui bahwa Enrique termasuk raja yang boros dan tidak banyak mengupayakan penegakan hukum di kerajaan. Dikatakan oleh salah seorang Kastila bahwa pada saat itu pembunuhan, pemerkosaan, dan perampokan terjadi tanpa dikenai hukuman.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 121</ref> Dikarenakan masalah ini, Isabel berusaha untuk memperbarui kerajaannya. Para sejarawan di masanya memandang Isabel lebih cenderung pada keadilan daripada belas kasih, juga dikenal lebih keras dan tanpa ampun dibandingkan suaminya, Fernando.<ref>Boruchoff, David A. "Historiography with License: Isabel, the Catholic Monarch, and the Kingdom of God." ''Isabel la Católica, Queen of Castile: Critical Essays''. Palgrave Macmillan, 2003, pp. 242–247.</ref>
 
==== La Santa Hermandad ====
Pembaharuan besar pertama yang dilakukan Isabel adalah pembentukan pasukan keamanan pada 1476, yakni La Santa Hermandad (Persaudaraan Suci). Saat itu bukan kali pertama Kastila menyaksikan Hermandad, tetapi pertama kalinya lembaga ini dikelola oleh pihak istana.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 125</ref> Pada masa abad pertengahan akhir, Hermandad digambarkan sebagai sekelompok lelaki, atas kesadaran pribadi, yang bersama-sama berpatroli di jalan dan pedesaan untuk menghukum para penjahat sesuai hukum.<ref>Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, p. 42</ref> Sebelum 1476, persaudaraan ini sering ditekan oleh penguasa. Sebelum 1476, lembaga kehakiman di sebagian besar negara lebih berada di bawah kendali anggota pembangkang dari bangsawan daripada dalam kendali pejabat istana.<ref>Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, pp. 48–49</ref> Untuk menyelesaikan permasalahan, pada pertemuan dewan 1476, pimpinan Hermandad dimapankan untuk Kastila, Leon, dan [[Asturias]]. Pasukan keamanan dibentuk dari orang-orang lokal yang bertujuan untuk mengatur hukuman atas kejahatan yang terjadi di kerajaan. Pada 1477, Isabel mengunjungi [[Extremadura]] dan Andalusia untuk mengenalkan pasukan keamanan ini.<ref>Prescott, William. ''History of the Reign of Ferdinand and Isabella, The Catholic.'' J.B Lippincott & CO., 1860, p. 186</ref>
 
==== Pembaharuan hukum lain ====
Guna menjaga pembaharuannya diatur dalam hukum, Isabel menunjuk dua pejabat guna mengembalikan kedamaian di Galisia pada 1481. Wilayah ini sudah menjadi sasaran bangsawan tiran sejak masa ayah Isabel, Juan II.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 123</ref> Mereka berhasil mengusir lebih dari 1.500 perampok dari Galisia.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 133</ref>
 
=== Keuangan ===
Sejak masa awal pemerintahannya, Isabel sepenuhnya meyakini pentingnya mengembalikan keuangan negara. Masa pemerintahan Enrique meninggalkan [[Kerajaan Kastila dan León|Kerajaan Kastila dan Leon]] dalam utang besar. Setelah pemeriksaan, diketahui bahwa penyebab utama dari kemiskinan negara adalah pada keterasingan besar-besaran tanah kerajaan selama masa pemerintahan Enrique.<ref name="Plunkett 1915, p. 150">Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 150</ref> Untuk mendapatkan uang, Enrique menjual tanah-tanah kerajaan dengan harga di bawah nilai yang seharusnya. Pihak parlemen pada tahun 1480 mengambil kesimpulan bahwa satu-satunya harapan untuk memperbarui keuangan adalah kembalinya tanah-tanah tersebut dan ini disetujui oleh para bangsawan dan pejabat istana, tetapi Isabel enggan mengambil langkah-langkah yang terlalu drastis. Diputuskan bahwa Kardinal Spanyol akan mengadakan penyelidikan terkait masa kepemilikan lahan-lahan tersebut di masa saudara tirinya. Mereka yang mendapat lahan tersebut bukan karena jasa-jasa mereka harus mengembalikan lahan tersebut tanpa ganti rugi, sedangkan yang telah membeli dengan harga jauh di bawah nilai yang seharusnya akan membeli kembali dengan harga yang seharusnya. Saat banyak bangsawan dipaksa untuk membayar sejumlah uang atas lahan-lahan mereka, perbendaharaan istana menjadi lebih kaya. Satu persyaratan Isabel adalah tidak adanya pencabutan hadiah yang diperuntukkan untuk gereja, rumah sakit, dan kaum miskin.<ref>Plunkett,Ierne. ''Isabel of Castile''. The Knickerbocker Press, 1915, p. 152–155</ref>
 
Masalah lain terkait keuangan adalah percetakan koin yang berlebihan dan berlebihnya keberadaan percetakan uang di kerajaan. Pada masa kekuasaan Enrique, jumlah percetakan uang meningkat dari lima menjadi 150.<ref name="Plunkett 1915, p. 150"/> Banyak koin yang diproduksi ini hampir tidak bernilai. Di tahun pertama pemerintahannya, Isabel menguasai percetakan-percetakan uang kerajaan dan menetapkan patokan resmi. Dengan mengendalikan dan menutup beberapa percetakan uang, Isabel mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan istana untuk menangani keuangan kerajaan.
 
=== Pemerintahan ===
Baik Isabel maupun Fernando menetapkan beberapa lembaga pemerintahan dan tata usaha di masing-masing kerajaan mereka. Khususnya di Kastila, capaian utamanya adalah menggunakan lembaga-lembaga yang telah ada sejak Raja Juan II dan Enrique IV dengan lebih efektif.<ref>Edwards, John. ''Ferdinand and Isabella''. Pearson Education Limited, 2005, p. 28</ref>
=== Tahun 1492 ===
 
==== Granada ====
[[FileBerkas:Isabella by Bigarny01.jpg|thumb|Patung Isabel oleh Felipe Bigarny; ditempatkan di [[Capilla Real]], [[Granada]]]]
Pada akhir masa [[Reconquista|''reconquista'']], hanya Granada yang tersisa untuk ditaklukan oleh Fernando dan Isabel. [[Keamiran Granada]] dipimpin oleh wangsa Nasrid sejak pertengahan abad ketiga belas.<ref>Edwards, John. ''Ferdinand and Isabella''. Pearson Education Limited, 2005, p. 48</ref> Wilayahnya yang dilindungi penghalang alami dan benteng-benteng, membuat proses penaklukannya berlangsung cukup lama. Pada 1 Februari 1482,Fernando dan Isabel tiba di Media del Campo dan ini umumnya dipandang sebagai awal perang dengan Granada. Saat Fernando dan Isabel turut serta dalam perang sejak awal, kepemimpinan Granada justru terpecah belah dan tidak berada dalam satu kesatuan.<ref>Edwards, John. ''Ferdinand and Isabella''. Pearson Education Limited, 2005, p. 48–49</ref> Meskipun begitu, masih tetap membutuhkan waktu sekitar sepuluh tahun untuk menaklukannya, puncaknya pada 1492.
 
[[FileBerkas:La Rendición de Granada - Pradilla.jpg|left|thumb|''The Capitulation of Granada'' oleh F. Padilla: Muhammad XII di hadapan Fernando and Isabel.]]
 
Fernando dan Isabel merekrut para prajurit dari berbagai negara-negara Eropa dan meningkatkan artileri mereka dengan meriam terbaik dan paling mutakhir.<ref>Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, p. 104–106</ref> Secara perlahan, mereka merebut Keamiran Granada sedikit demi sedikit. Pada 1485, mereka mengepung Ronda dan menaklukannya hanya dalam waktu dua pekan dengan pengeboman besar-besaran.<ref>Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, p. 111</ref> Di tahun berikutnya, Loja diduduki dan Muhammad XII kembali ditangkap dan dibebaskan. Setahun kemudian, dengan jatuhnya [[Málaga]], bagian barat Keamiran Granada jatuh ke tangan Isabel dan Fernando. Wilayah bagian timurnya menyerang saat jatuhnya Baza pada 1489. Pengepungan Granada dimulai pada musim semi 1491 dan pada akhir tahun tersebut, Muhammad XII menyerah. Pada 2 Januari 1492, Fernando dan Isabel memasuki Granada dan menerima kunci kota. Masjid utama Granada kemudian diubah menjadi gereja.<ref>Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, p. 112–130</ref> Meskipun dalam masalah politik, umat Katolik dan Islam saling berhadap-hadapan, tetapi saat penyerahan kunci Granada, Isabel menggunakan busana ala [[Moor]] (Muslim Andalusia), menunjukkan betapa gaya hidup masyarakat Muslim sudah berurat akar di Spanyol kala itu.<ref>Menocal, Maria Rosa. ''Surga di Andalusia''. (Penerbit Noura Books (PT. Mizan Publika), Jakarta Selatan, Agustus 2015), h. 306.</ref> Di tahun itu pula,[[Perjanjian Granada (1491)|Perjanjian Granada]] ditandatangani, berisikan jaminan dari Fernando dan Isabel untuk membiarkan umat Islam Granada hidup dalam damai.
 
==== Kolumbus dan hubungan dengan Portugis ====
{{main article|Kristoforus Kolumbus}}
[[FileBerkas:WC Delacroix,Eugene The Return of Christopher Columbus.jpg|thumb|Kepulangan Kolumbus dan bertemu dengan Raja Fernando dan Ratu Isabel]]
Hanya tiga bulan berselang setelah memasuki Granada, Isabel setuju untuk mendanai Kristoforus Kolumbus dalam perjalanannya menuju India melalui barat (2000 mil, menurut Kolumbus).<ref>Liss,Peggy. "Isabel the Queen," Oxford University Press, 1992. p. 316</ref> Pihak istana setuju membayarkan sejumlah uang sebagai bentuk restu penguasa kepada bawahannya.<ref name="Edwards, John 2005, p. 120">Edwards, John. ''Ferdinand and Isabella''. Pearson Education Limited, 2005, p. 120</ref>
 
Baris 125:
Isabel tidak menyetujui Kolumbus yang memperbudak orang Indian dan berusaha membentuk undang-undang yang menyataka bahwa mereka semua adalah bawahan dari Takhta Kastila dan mereka tidak dapat diperbudak. Namun asas yang telah dicanangkan Isabel tidak membawa dampak besar di masa hidupnya.<ref name=Tame08>[https://books.google.com/books?id=bIXh4xsCfUAC&printsec=frontcover&dq=Isabel+I&hl=en&sa=X&ei=HJBsUdv7AYOGyAG12YGwAQ&ved=0CDEQ6AEwAA#v=onepage&q=Isabel%20I&f=false F. Weissberger, Barbara ''Queen Isabel I of Castile: Power, Patronage, Persona''], Tamesis Books, 2008, p. 27, accessed 9 July 2012</ref>
 
==== Pengusiran umat Yahudi ====
{{main article| Dekret Alhambra|Inkuisisi Spanyol}}
 
Baris 132:
Salah seorang Yahudi yang memiliki jalan kepada Raja dan Ratu, Abranavel, berusaha menegosiasi agar pengusiran itu ditunda dari tanggal 31 Juli menjadi 2 Agustus. Secara simbolis, tanggal 2 Agustus 1942 bertepatan dengan tanggal 9 Ab dalam penanggalan Yahudi, tanggal peringatan dihancurkannya [[Bait Salomo|Bait Salomo di Yerusalem]] sekaligus awal kaum Yahudi menjalani masa pengasingan. Meskipun sejarawan pada masa belakangan menolak perhitungan Abranavel terkait kesesuaian tanggal tersebut, tetapi yang pasti bahwa Abranavel menyadari betapa pengusiran ini menjadi tragedi yang tidak ada bandingannya dalam sejarah Yahudi sejak dihancurkannya Bait Salomo. Dikarenakan mengetahui tidak dapat membatalkan perintah pengusiran, Abranavel yang merupakan tokoh Yahudi paling berpengaruh di istana ini pun menyiasati agar waktu pengusiran mereka berada di tanggal yang sama dengan kehancuran Bait Salomo, sebagai perlambang rasa kehilangan yang dialami umat Yahudi.<ref>Menocal, Maria Rosa. ''Surga di Andalusia''. (Penerbit Noura Books (PT. Mizan Publika), Jakarta Selatan, Agustus 2015), h. 310-311.</ref>
 
=== Tahun-tahun berikutnya ===
 
==== Perjanjian Tordesillas ====
{{main article|Perjanjian Tordesillas}}
[[FileBerkas:Spain and Portugal.png|300px|thumb|left|Garis yang membagi dunia non-Kristen menjadi wilayah Portugal dan Kastila. Garis ungu ditetapkan pada Perjanjian Tordesillas (1494) dan garis hijau ditetapkan pada Perjanjian Zaragoza (1529).]]
Dikarenakan munculnya perselisihan antara Portugal dan Kastila terkait wilayah jajahan di luar benua Eropa, diadakanlah Perjanjian Tordesillas. Ditandatangani pada 7 Juni 1949, perjanjian ini menetapkan bahwa dunia di luar Eropa dibagi menjadi dua bagian, masing-masingnya untuk Kastila dan Portugal, dan masing-masing dari keduanya tidak diperkenankan untuk merebut wilayah yang lain yang telah disepakati. Perjanjian ini diadakan oleh [[Paus Alexander VI]] dan ditandatangani oleh Ratu Isabel, Raja Fernando, dan Putra Mahkota Juan di pihak Kastila dan Raja João II di pihak Portugal.
 
Baris 153:
Selain sibuk dalam memerintah, Isabel juga mengarahkan perhatiannya kepada urusan pewarisan takhta dengan melakukan pernikahan antar dinasti kepada anak-anaknya. Pada awal tahun 1497, semuanya tampak sesuai rencana. Juan, Pangeran Asturias, menikah dengan Margaret dari Austria, meneguhkan hubungan dengan wangsa [[Habsburg]]s. Putri tertuanya, Isabel, menikah dengan [[Manuel I dari Portugal|Manuel I, Raja Portugal]] dan [[Juana dari Kastila|Juana]] menikah dengan pangeran Habsburg yang lain, Felipe (Philipp). Namun pada keberjalanannya, rencana Isabel untuk dua anak tertuanya tidak bekerja. Juan meninggal beberapa saat setelah menikah dan Isabel meninggal saat melahirkan. Sedangkan anak Isabel, Miguel, meninggal pada umur dua tahun. Hal ini menjadikan takhta Ratu Isabel diwariskan kepada putri keduanya beserta suaminya, Juana dan Felipe.<ref>Edwards,John. ''The Spain of the Catholic Monarchs 1474–1520''. Blackwell Publishers Inc, 2000, p. 241–260</ref>
 
[[FileBerkas:Capilla real tombs.jpg|right|thumb|300px|Makam Isabel dan Fernando di La Capilla Real, Granada]]
 
Meskipun begitu, rencana pernikahan antar dinasti yang Isabel canangkan untuk tiga putri termudanya cukup berhasil. Setelah wafatnya Isabel, anak kedua Ratu Isabel, Manuel menikah dengan anak Ratu Isabel yang lain, Maria. Catalina menikah dengan Arthur, Pangeran Wales (gelar bagi putra mahkota Inggris). Namun Arthur meninggal tak lama setelah pernikahan mereka, dan Catalina kemudian menikah dengan adik iparnya saat telah menjadi Raja Inggris, [[Henry VIII dari Inggris|Henry VIII]]. Di Inggris, Catalina dikenal dengan Katherine.
Baris 168:
* [[Inkuisisi Spanyol]]
 
== Catatan kaki ==
{{reflist|30em}}