Sultan Alauddin Riayat Syah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ekpermana (bicara | kontrib)
Ekpermana (bicara | kontrib)
Baris 21:
{{cquote|Sultan Alauddin bin Firman Syah, ia yang menempatkan iman kepada Allah, yang telah memilih dia untuk meneruskan kerajaan, Allah memberinya kemuliaan-Nya untuk bertahan dan melindungi semua pengikutnya.<ref>Hadi (2004), pp. 53, 69-70.</ref>}}
 
Pada penghujung pemerintahannya terjadi perbedaan pendapat yang datang dari kalangan luar keluarga sultan. Alauddin akhirnya digulingkan pada bulan April [[1604]] ketika dia sudah berusia lanjut. Meskipun sebenarnya dia telah turun takhta sejak sakit-sakitan beberapa waktu sebelumnya. Dia meninggal satu tahun kemudian dan dimakamkan di Gampong Ulee Kareueng, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar.<ref>http://aceh.tribunnews.com/2015/01/14/pusara-sultan-alauddin-riayat-syah-ditemukan</ref> Sepeninggalnya, dia digantikan oleh putranya yang kedua [[Sultan Ali Riayat Syah|Sultan Muda]]. Dalam melanjutkan suksesi ini dia dilaporkan juga mengunggulkan cucunya [[Sultan Iskandar Muda|Iskandar Muda]] untuk menggantikannya. Dia dilaporkan memiliki empat orang putra dan dua orang putri:<ref>Djajadidingrat (1911), pp. 172-3.</ref>
 
* Maharaja Diraja, meninggal sebelum ayahnya.