Kaisar Tiongkok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18:
 
== Gelar ==
Gelar Kaisar Tiongkok dalam bahasa aslinya adalah ''huángdì'' (皇帝). Gelar aslinya tidak memandang jenis kelamin dan pernah disandang dan diklaim oleh pria dan wanita. Dalam bahasa Indonesia, gelar ini diterjemahkan menjadi "kaisar" untuk pria dan "kaisarinamaharani" untuk wanita.
 
Setelah berhasil menaklukan beberapa kerajaan pada [[Periode Negara Perang]] dan menyatukannya dalam sebuah kekaisaran pada tahun 221 SM, Raja [[Ying Zheng]] dari [[Dinasti Qin]] akhirnya membuat gelar baru yang kedudukannya lebih tinggi dari ''wáng'' (王, raja), yakni ''huángdì'' (皇帝, kaisar), untuk menunjukkan bahwa kedudukan yang dia pegang lebih tinggi dari gelar lain sebelumnya. Ying Zheng menjadi orang pertama yang menyandang gelar tersebut dan menyebut dirinya sebagai "Kaisar Qin Pertama" (秦始皇, ''Qín Shǐ Huáng'').
Baris 25:
 
== Sejarah ==
Kedudukan kaisar berada di atas kasta orang biasa, para bangsawan, dan anggota keluarga kekaisaran dan secara teori, perintahnya selalu dipatuhi dengan segera. Dalam prakteknya, kekuasaan kaisar berbeda-beda antara tiap kaisar dan tiap dinasti. Pada umumnya, para kaisar yang menjadi pembentuk dinasti memiliki kekuasaan absolut, seperti Kaisar [[Ying Zheng]] yang membentuk Dinasti Qin. Namun di sisi lain, beberapa kaisar juga memiliki kekuasaan terbatas. Pada masa [[Dinasti Song]], kekuasaan kaisar berada di bawah bayang-bayang para menteri. Pada masa pertama pemerintahan [[Kaisar Tang Zhongzong|Zhongzong]] maupun [[Kaisar Tang Ruizong|Ruizong]], dua saudara yang berturut-turut menjadi kaisar, kedudukan mereka berada di bawah bayang-bayang ibu mereka, Ibu Suri Wu, sebelum kemudian Wu mengambil alih tahta sendiri sebagai kaisarinaMaharani.
 
Banyak hal yang menyebabkan kekuasaan kaisar terbatas, salah satu di antaranya adalah usia. Dengan sistem turun-temurun, beberapa kaisar mangkat dengan meninggalkan pewaris yang masih muda. Dalam masalah ini, ibu suri adalah pihak yang paling berhak mengatur kekaisaran sebagai pendamping dan wali kaisar muda. Bila ibu suri terlalu lemah untuk memegang kendali negara, para pejabat istana yang akan berperan dalam mengatur kekaisaran. Para kasim juga memiliki pengaruh besar di pemerintahan, karena para kaisar kerap menjadikan mereka orang kepercayaan dan memiliki akses pada dokumen-dokumen negara.
Baris 31:
Berbeda dengan sistem monarki di Jepang yang memandang kaisar sebagai sosok suci keturunan dewa, kaisar dan monarki dalam adat Tiongkok didasarkan atas kepercayaan [[Mandat Langit]] (天命, ''Tiānmìng''). Secara teori, langit memberikan mandat kepada kaisar berdasar kemampuan mereka untuk memerintah dengan baik dan adil, menjadikan kaisar dipandang sebagai Putra Langit (天子, ''Tiānzǐ''). Bila kaisar dan dinastinya dipandang sudah melenceng dan tidak mampu memegang kendali pemerintahan dengan cara-cara yang dibenarkan, maka orang lain dapat melakukan pemberontakan, membubarkan dinasti penguasa, dan membentuk dinasti yang baru. Hal ini dipercaya bahwa langit telah mencabut mandatnya pada dinasti lama dan memberikannya kepada pihak lain yang pantas menyandangnya. Dengan prinsip ini, maka dimungkinkan bahwa dinasti penguasa yang baru dibentuk oleh mereka yang bukan berasal dari kalangan bangsawan.
 
Walaupun mayoritas dipegang oleh lelaki, tetapi beberapa perempuan dinyatakan menyandang gelar ini. Chen Shuozhen (陳碩真), wanita dari kalangan petani yang memimpin pemberontakan pada Dinasti Tang di tahun 653<ref name="Empress Wu the Great: Tang dynasty China - X L Woo - ">{{cite book |last=Woo |first=X L |title=Empress Wu the Great: Tang dynasty China |publisher=Algora Publishing |isbn=978-0-87586-660-4 |url=http://books.google.com/books?id=5gMKS6PsFaIC}}</ref>, menyatakan dirinya sebagai KaisarinaMaharani Wenjia (文佳皇帝, ''Wén Jiā Huángdì'')<ref>''[[Zizhi Tongjian]]'', [[:zh:s:資治通鑑/卷199|vol. 199]].</ref>. Ibu Suri Hu, setelah mangkatnya sang putra, Kaisar Xiaoming (510 – 31 Maret 528) dari Dinasti Wei Utara, menyatakan putri dari Xiaoming sebagai anak lelaki dan menobatkannya sebagai kaisar. Tetapi jenis kelaminnya segera diketahui dan keponakan Xiaoming yang kemudian menjadi kaisar.<ref>''[[Zizhi Tongjian]]'', [[:zh:s:資治通鑑/卷152|vol. 152]].</ref> Tetapi kedua wanita ini tidak dipandang sebagai kaisarinaMaharani oleh para sejarawan, menjadikan [[Wu Zetian]] satu-satunya wanita yang diakui sebagai kaisarinaMaharani sepanjang sejarah Tiongkok.
 
== Sapaan ==