Kabupaten Gayo Lues: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 29:
{{coor title dm|3|58|N|97|21|E|region:ID-AC_type:adm2nd|display=title}}
 
'''Kabupaten Gayo Lues''' adalah salah satu [[kabupaten]] di [[provinsi]] [[Aceh]], [[Indonesia]] dan merupakan hasil pemekaran dari [[Kabupaten Aceh Tenggara]] dengan Dasar Hukum UU No.4 Tahun 2002 pada tanggal [[10 April]] [[2002]]. Kabupaten ini berada di gugusan pegunungan [[Bukit Barisan]], sebagian besar wilayahnya merupakan areal [[Taman Nasional Gunung Leuser]] yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang begitupaling cepat berkembangterisolasi di bidang pembangunan infrastruktur,Aceh.Selain itu, daerah ini merupakan asal [[Tari Saman]] yang pada Desember 2012 telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO di Bali.
 
Pada mulanya [[Dataran tinggi Gayo|daerah Gayo]] dan Alas membentuk pemerintahan sendiri terpisah dari Kabupaten [[Aceh Tengah]], maka terbentuklah Kabupaten Aceh Tenggara (UU No. 4/1974) namun karena kesulitan transportasi daerah Gayo ingin membentuk kabupaten tersendiri maka terbentuklah Kabupaten Gayo Lues (UU No. 4/2002) dengan ibukota Blangkejeren dan Penjabat Bupati ditetapkan Ir. Muhammad Ali Kasim, M.M.
 
== Batas Wilayah ==
Kabupaten Gayo Lues Memiliki Batas Wilayah Yaitu Sebagai Berikut :
 
{{batas_USBT
|utara=[[Kabupaten Aceh Tengah]]
|selatan=[[Kabupaten Aceh Tenggara]], [[Aceh Barat Daya]], dan [[Aceh Selatan]]
|barat=[[Kabupaten Nagan Raya]]
|timur=[[Kabupaten Aceh Tamiang]]}}
 
== Geografi ==
Baris 48 ⟶ 39:
Rencana pembangunan Jalur Ladia Galaska (Samudera Indonesia, Gayo, Alas, dan Selat Malaka) yang menghubungkan Samudera Indonesia dengan Selat Malaka sangat diharapkan dapat memperbaiki tingkat perekonomian masyarakat Gayo Lues. Saat ini, lalu lintas dari Blangkejeren, pusat pemerintahan kabupaten, ke [[Banda Aceh]] harus melalui [[Medan]], [[Sumatera Utara]]. Meskipun demikian, rencana ini banyak ditentang oleh kalangan pelestari lingkungan hidup karena memotong zona utama taman nasional.
 
Gayo Lues kemudian dikenal dengan nama ''Negeri Seribu Bukit''. Nama ini ditabalkan dan dipopulerkan oleh [[Mohsa El Ramadan]], wartawan senior, Pemimpin Redaksi Koran Rajapost Banda Aceh, dan editor buku ''Memadamkan Bara di atas Ladia Galaska''. Buku yang ditulis oleh Muhammad Alikasim Kemaladerna ini adalah sebuah solusi penyelesaian konflik pembangunan jalan Ladia Galaska antara pemerintah dan pemerhati lingkungan di Aceh.
 
== Suku ==
Baris 59 ⟶ 50:
* [[Blang Kejeren, Gayo Lues|Blang Kejeren]]
* [[Kuta Panjang, Gayo Lues|Kuta Panjang]]
* [[PiningPinding, Gayo Lues|Pining]]
{{col-break}}
* [[Rikit Gaib, Gayo Lues|Rikit Gaib]]
Baris 78 ⟶ 69:
 
== Potensi Daerah ==
Kabupaten yang berpenduduk kebanyakan [[Suku Gayo]] ini sedang berbenah diri untuk menggapaimengejar kemajuanketertinggalannya dalam pembangunan. Potensi pertanian menjadi prioritas utama pengembangan.
 
=== Pertambangan ===
Baris 92 ⟶ 83:
* Tembakau Virginia di Kecamatan Pantan Cuaca
* Kakao di kecamatan Puteri Betung
* [[Kopi Gayo|Kopi Gayo]] di Kecamatan Pantan Cuaca
* Durian di Kecamatan Pining
* jagung di kecamatan blang kejeren
 
=== Pariwisata ===
* Pintu utama pendakian Gunung Leuser di Kedah, Penosan, Kecamatan Blang Jerango
* Pemandian air panas di Kecamatan Puteri Betung
* Air terjun Akang Siwah di Kecamatan Blang Pegayon
* Wisata Ekosistem Leuser di Kecamatan Puteri Betung
* Gentinggenting di kecamatan pining
* air terjun rerebe di kecamatan terangon
* Kampung Inggris di Agusen
Baris 110 ⟶ 101:
* [[Didong]]
* [[Dabus]]
* [[sening bines|sebuku]]
* melengkan
 
== Referensi ==