Kerajaan Salakanagara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-kuna +kuno)
Ekpermana (bicara | kontrib)
Baris 1:
{{pemastian}}
{{Sejarah Indonesia}}
 
'''Salakanagara''', berdasarkan Naskah [[Wangsakerta]] - ''[[Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara]]'' (yang disusun sebuah panitia dengan ketuanya Pangeran Wangsakerta) diperkirakan merupakan kerajaan paling awal yang ada di Nusantara. Salakanagara diyakini sebagai leluhur [[Suku Sunda]], hal dikarenakan wilayah peradaban Salakanagara sama persis dengan wilayah peradaban orang Sunda selama berabad-abad. Dan yang memperkuat lagi adalah kesamaan kosakata antara Sunda dan Salakanagara. Disamping itu ditemukan bukti lain berupa Jam Sunda atau Jam Salakanagara, suatu cara penyebutan Waktu/Jam yang juga berbahasa Sunda.
[[Berkas:Peninggalan kerajaan salakanagara.jpg|al=http://harianbanten.blogspot.co.id/2013/11/salakanagara-s-alakanagara-berdasarkan.html|jmpl|300x300px|situs peninggalan kerajaan salakanagara di Cihunjuran, Jawa Barat]]
 
== Sejarah ==
Baris 8:
Nama ahli dan sejarawan yang membuktikan bahwa tatar Pasundan memiliki nilai-nilai sejarah yang tinggi, antara lain adalah [[Husein Djajadiningrat]], [[Tubagus H. Achmad]], [[Hasan Mu’arif Ambary]], [[Halwany Michrob]] dan lain-lainnya. Banyak sudah temuan-temuan mereka disusun dalam tulisan-tulisan, ulasan-ulasan maupun dalam buku. Belum lagi nama-nama seperti [[John Miksic]], Takashi, [[Atja]], [[Saleh Danasasmita]], [[Yoseph Iskandar]], [[Claude Guillot]], [[Ayatrohaedi]], Wishnu Handoko dan lain-lain yang menambah wawasan mengenai Banten menjadi tambah luas dan terbuka dengan karya-karyanya dibuat baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
 
Pendiri Salakanagara, Dewawarman, adalahmerupakan seorang duta keliling, pedagang sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata (India) yang akhirnya menetap karena menikah dengan puteri penghulu setempat, sedangkan pendiri [[Tarumanagara]] adalah Maharesi Jayasingawarman, pengungsi dari wilayah CalankayanaSalankayana, Bharata karena daerahnya dikuasai oleh kerajaan lainMagada. Sementara Kutai didirikan oleh pengungsi dari Magada, Bharata setelah daerahnya juga dikuasai oleh kerajaan lain.
 
Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah [[Aki Tirem]]. Konon, kota inilah yang disebut ''Argyre'' oleh [[Ptolemeus]] dalam tahun [[150]], terletak di daerah '''Teluk Lada [[Pandeglang]]'''. Adalah Aki Tirem, penghulu atau penguasa kampung setempat yang akhirnya menjadi mertua Dewawarman ketika puteri Sang Aki Luhur Mulya bernama Dewi Pwahaci Larasati diperisteri oleh Dewawarman. Hal ini membuat semua pengikut dan pasukan Dewawarman menikah dengan wanita setempat dan tak ingin kembali ke kampung halamannya.
Baris 20:
Di kemudian hari setelah Jayasinghawarman mendirikan Tarumanagara, pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanagara. Salakanagara kemudian berubah menjadi Kerajaan Daerah.
 
Memang banyak para ahli yang masih memperdebatkan masalah institusi kerajaan sebelum [[Tarumanegara]] melalui berbagai sumber sejarah seperti
berita Cina dan bangsa Eropa atau naskah-naskah KunoKuna. [[Claudius Ptolemaeus]], seorang ahli bumi masa Yunani Kuno menyebutkan sebuah negeri bernama ''[[Argyrè]]'' yang terletak di wilayah Timur Jauh. Negeri ini terletak di ujung barat Pulau ''Iabodio'' yang selalu dikaitkan dengan ''[[Yawadwipa]]'' yang kemudian diasumsikan sebagai Jawa. ''Argyrè'' sendiri berarti perak yang kemudian ”diterjemahkan” oleh para ahli sebagai Merak.
 
Kemudian sebuah berita Cina yang berasal dari tahun 132 Mmenyebutkan wilayah ''Ye-tiao''  yang sering diartikan sebagai ''Yawadwipa'' dengan rajanya ''Pien'' yang merupakan lafal Cina dari bahasa ''[[Sangsakerta]]'' Dewawarman. Namun tidak ada bukti lain yang dapat mengungkap kebenaran dari dua berita asing tersebut.
 
== Raja-raja Salakanagara ==
 
[[Berkas:Monumen situs.jpg|al=http://harianbanten.blogspot.co.id/2013/11/salakanagara-s-alakanagara-berdasarkan.html|jmpl|283x283px|monumen situs di Cihunjuran, Jawa Barat]]
Daftar nama-nama raja yang memerintah Kerajaan Salakanagara adalah:<ref>Ayatrohaedi: '''''Sundakala''', Cuplikan Sejarah Sunda Berdasar Naskah-naskah "Panitia Wangsakerta" Cirebon''. Pustaka Jaya, [[2005]].</ref>
 
Baris 94:
== Bacaan lanjut ==
{{Col|2}}
* Darsa, Undang A. 2004. “Kropak 406; Carita Parahyangan dan Fragmen Carita Parahyangan“, Makalah disampaikan dalam Kegiatan Bedah Naskah KunoKuna yang diselenggarakan oleh Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga. Bandung-Jatinangor: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran: hlm. 1 – 23.
* Ekadjati, Edi S. 1995. Sunda, Nusantara, dan Indonesia; Suatu Tinjauan Sejarah. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran pada Hari Sabtu, 16 Desember `1995. Bandung: Universitas Padjadjaran.
* Ekadjati, Edi S. 1981. Historiografi Priangan. Bandung: Lembaga Kebudayaan Universitas Padjadjaran.
Baris 104:
* E. Rokajat Asura. (September 2011). ''Harisbaya bersuami 2 raja - Kemelut cinta di antara dua kerajaan Sumedang Larang dan Cirebon''. Penerbit Edelweiss.
* Atja, Drs. (1970). ''Ratu Pakuan.'' Lembaga Bahasa dan Sedjarah Unpad. Bandung.
* Atmamihardja, Mamun, Drs. Raden. (1958). ''Sadjarah Sunda.'' Bandung. Ganaco Nv.
* Joedawikarta (1933). ''Sadjarah Soekapoera, Parakan Moencang sareng Gadjah.'' Pengharepan''.'' Bandoeng,
* Lubis, Nina Herlina., Dr. MSi, dkk. (2003). ''Sejarah Tatar Sunda jilid I dan II''. CV. Satya Historica. Bandung.
* Herman Soemantri Emuch. (1979). ''Sajarah Sukapura, sebuah telaah filologis''. Universitas Indonesia. Jakarta.
{{Col-2}}
* Zamhir, Drs. (1996). ''Mengenal Museum Prabu Geusan Ulun serta Riwayat Leluhur Sumedang.'' Yayasan Pangeran Sumedang. Sumedang.
* Sukardja, Djadja. (2003). ''Kanjeng Prebu R.A.A. Kusumadiningrat Bupati Galuh Ciamis th. 1839 s / d 1886.'' Sanggar SGB. Ciamis.
* Sulendraningrat P.S. (1975). ''Sejarah Cirebon dan Silsilah Sunan Gunung Jati Maulana Syarif Hidayatullah.'' Lembaga Kebudayaan Wilayah III Cirebon. Cirebon.
* Sunardjo, Unang, R. H., Drs. (1983). ''Kerajaan Carbon 1479-1809''. PT. Tarsito. Bandung.
* Suparman, Tjetje, R. H., (1981). ''Sajarah Sukapura''. Bandung
* Surianingrat, Bayu., Drs. (1983). ''Sajarah Kabupatian I Bhumi Sumedang 1550-1950.'' CV.Rapico. Bandung.
* Soekardi, Yuliadi. (2004). ''Kian Santang''. CV Pustaka Setia.
* Soekardi, Yuliadi. (2004). ''Prabu Siliwangi''. CV Pustaka Setia.
* Tjangker Soedradjat, Ade. (1996). ''Silsilah Wargi Pangeran Sumedang Turunan Pangeran Santri alias Pangeran Koesoemadinata I Penguasa Sumedang Larang 1530-1578''. Yayasan Pangeran Sumedang. Sumedang.
* Widjajakusuma, Djenal Asikin., Raden Dr. (1960). ''Babad Pasundan, Riwajat Kamerdikaan Bangsa Sunda Saruntagna Karadjaan Pdjadjaran Dina Taun 1580''. Kujang. Bandung.
* Winarno, F. G. (1990). ''Bogor Hari Esok Masa Lampau.'' PT. Bina Hati. Bogor.
* Olthof, W.L. (cetakan IV 2008). ''Babad Tanah Jawi - mulai dari Nabi Adam sampai tahun 1647.'' PT. Buku Kita. Yogyakarta Bagikan.
* A. Sobana Hardjasaputra, H.D. Bastaman, Edi S. Ekadjati, Ajip Rosidi, Wim van Zanten, Undang A. Darsa. (2004). ''Bupati di Priangan dan Kajian Lainnya Mengenai Budaya Sunda.'' Pusat Studi Sunda.