Kerajaan Kahuripan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Epermana (bicara | kontrib)
Baris 43:
Pada mulanya wilayah kerajaan yang diperintah [[Airlangga]] hanya meliputi daerah [[Gunung Penanggungan]] dan sekitarnya, karena banyak daerah-daerah bawahan [[Kerajaan Medang]] yang membebaskan diri. Baru setelah [[Kerajaan Sriwijaya]] dikalahkan Rajendra Coladewa raja Colamandala dari [[India]] tahun 1023. [[Airlangga]] merasa leluasa membangun kembali kejayaan [[Wangsa Isyana]].
 
Peperangan demi peperangan dijalani [[Airlangga]]. Satu demi satu kerajaan-kerajaan di [[Jawa Timur]] dapat ditaklukkannya. Namun pada tahun 1032 [[Airlangga]] kehilangan kota Watan Mas karena diserang oleh raja wanita yang kuat bagai raksasa.Raja wanita itu adalah Dyah Tulodong,yang merupakan salah satu raja Kerajaan Lodoyong (sekarang
wilayah Tulungagung, Jawa Timur). Dyah digambarkan sebagai ratu yang
memiliki kekuatan luar biasa.
 
Salah satu peristiwa sejarah
penting adalah pertempuran antara bala tentara Raja Erlangga berhasil
dikalahkan oleh Dyah Tulodong. Pertemuan tersebut terjadi lantaran Dyah
berusaha membendung ekspansi Airlangga yang waktu itu sudah menguasai
wilayah di sekitar kerajaannya.
 
Bahkan di beberapa riwayat,
diceritakan pasukan khusus yang dibawa Dyah merupakan prajurit-prajurit
wanita pilihan. Pasukan ini berhasil memukul mundur pasukan Airlangga
dari pusat kerajaan Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan hingga ke
Patakan (Sambeng, Lamongan, Jawa Timur). Peristiwa ini terjadi di tahun
1031.
 
Tetapi satu tahun kemudian Dyah Tulodong berhasil
dikalahkan Airlangga lewat pertempuran sengit di penghujung tahun 1032.
Dari utara, pasukan Airlangga bergerak ke selatan menuju Lodoyong.
[[Airlangga]] kemudian membangun ibu kota baru bernama Kahuripan di daerah [[Sidoarjo]] sekarang. Musuh wanita dapat dikalahkan, bahkan kemudian Raja Wurawari pun dapat dihancurkan pula. Saat itu wilayah kerajaan mencakup hampir seluruh [[Jawa Timur]].
Baris 70:
 
== Kahuripan sebagai ibu kota Janggala ==
Pada akhir pemerintahannya, [[Airlangga]] berhadapan dengan masalah persaingan perebutan takhta antara kedua putranya. Calon raja yang sebenarnya, yaitu [[Sanggramawijaya Tunggadewi]], memilih menjadi pertapa dari pada naik takhta.
 
Pada akhir November 1042, atas saran penasehat kerajaan Mpu Barada, [[Airlangga]] terpaksa membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu bagian barat bernama [[Kadiri]] beribu kota di [[Daha]], diserahkan kepada [[Sri Samarawijaya]], serta bagian timur bernama [[Janggala]] beribu kota di Kahuripan, diserahkan kepada [[Mapanji Garasakan]].
 
Setelah turun takhta, [[Airlangga]] menjalani hidup sebagai pertapa sampai meninggal sekitar tahun 1049.
Baris 89:
Sepeninggal [[Ratnapangkaja]], gelar Bhre Kahuripan disandang oleh keponakan istrinya ([[Suhita]]) yang bernama [[Rajasawardhana]]. Ketika [[Rajasawardhana]] menjadi raja [[Majapahit]], gelar Bhre Kahuripan diwarisi putra sulungnya, yang bernama Samarawijaya.
{{Kerajaan di Jawa}}
 
[[Kategori:Kerajaan Kahuripan| ]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Kahuripan]]