Soedharmono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 82:
Sudharmono sendiri dijagokan partai Golkar unsur sipil (jalur G) dan birokrat (jalur B). Sementara Jenderal TNI [[Try Sutrisno]] yang menjabat [[Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]] (Pangab), dijagokan oleh Partai Golkar unsur militer (jalur A) yang dimotori Pangkopkamtib LB [[Moerdani]]. Masing-masing kubu punya kepentingan dalam kancah politik nasional. Puncaknya adalah ketika Sudharmono dituduh terlibat [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI). Tuduhan itu ditepis dengan adanya penunjukan Sudharmono untuk menjabat sebagai Wakil Presiden oleh Soeharto<ref name="profil.merdeka.com">http://profil.merdeka.com/indonesia/s/sudharmono/</ref>.
 
Pada Sidang Umum MPR 1-11 Maret 1988, kontroversi terus mewarnai nominasi Sudharmono sebagai Wakil Presiden yang baru dicalonkan pada tgl 4 Maret karena banyak Elite2 Golkar yang ingin bersaing menjadi Wapres . Ketua [[Partai Persatuan Pembangunan|Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan]], [[Jaelani Naro|DR H Jaelani Naro]] SH Dicalonkan DPP PPP pada tgl 29 Februari yang diumumkan oleh Ketua Fraksi PPP MPR Drs H Darusamin A S dan Didukung Mantan Pimpinan Sementara MPR/DPR HM HUSSEIN NARO sebagai Wakil Presiden sehingga ada 2 Calon Wapres, Mantan Pangab Jenderal TNI Benny Moerdani yang Dicopot 3 Hari Sebelum SI MPR oleh Presiden Soeharto, masih menjabat Pangkopkamtib mendukung Cawapres DR HJ NARO SH
 
Kemudian [[Brigadir Jenderal]] [[Ibrahim Saleh]] dari Fraksi ABRI MPR Menginterupsi sidang. Dia mengucapkan pidato yang tidak jelas. Intinya, tidak setuju calon wakil presiden yang sudah diproses. J Naro tidak mundur mundur sampai pada detik-detik akhir pemilihan secara Voting yang ditakuti Soeharto setelah dilobi oleh Mantan Kapolri Jend Pol Awaloedin Djamin, Kharis Suhud, Sudomo, Alamsyah, M Jusuf, Emil Salim, Surono dll