Sejarah Kekristenan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 22:
Petobat-petobat pertama kepada kekristenan adalah orang-orang Yahudi atau penganut-penganut [[Yudaisme]], dan [[gereja]], yaitu persekutuan orang-orang yang mengaku Ketuhanan Yesus itu, berpusat di Yerusalem. Karena itu kekristenan pada mulanya dipandang sebagai sekte Yahudi, sama seperti orang-orang [[Farisi]], [[Saduki]], atau [[Eseni]]. Namun, apa yang dikhotbahkan [[Keduabelas Rasul|para rasul]] berbeda secara radikal dari apa yang diajarkan oleh kelompok-kelompok Yahudi lainnya. Yesus diberitakan sebagai "[[Mesias]]" atau [[Juruselamat]] orang Yahudi, yaitu Raja yang Diurapi, yang telah dinubuatkan kedatangannya untuk menggenapi Hukum Taurat<ref>{{Alkitab|Matius 5:17}}</ref> dan mendirikan [[Perjanjian Baru]] yang berdasarkan pada kematianNya.<ref>{{Alkitab|Markus 14:24}}</ref> Berita ini, dan tuduhan bahwa mereka telah membunuh Mesias mereka sendiri, membuat banyak pemuka Yahudi menjadi marah, dan beberapa orang, seperti [[Paulus dari Tarsus|Saul, yang kemudian dikenal sebagai Paulus,]] dari [[Tarsus]], mengambil tindakan untuk memusnahkan “Jalan” itu.<ref>{{Alkitab|Kisah 9:1-2}}</ref> sebelum ia sendiri akhirnya menjadi penganut Kristus yang sangat gigih.
 
Periode gereja mula-mula dimulai sejak kurang lebih tahun [[33]] dengan pelayanan rasul [[Simon Petrus|Petrus]], [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] dan lain-lainnya dalam memberitakan kisah Yesus hingga bertobatnya Kaisar [[Konstantinus I]] pada tahun [[325]]. Pada periode ini [[gereja]] dan orang-orang [[Kristen]] mengalami [[Penganiayaan terhadap orang Kristen|penganiayaan]], terutama penganiayaan fisik, namun para [[Bapa gereja]] mulai menulis tulisan-tulisan Kristen yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang bermunculan diatasi.
 
Tidak lama setelah Pentakosta, pintu gereja terbuka kepada orang-orang bukan Yahudi. Penginjil [[Filipus (diaken)|Filipus]] berkhotbah kepada orang-orang Samaria,<ref>{{Alkitab|Kisah 8:5}}</ref> dan banyak dari mereka yang percaya kepada Kristus. Rasul Petrus berkhotbah kepada rumah tangga [[Kornelius]] yang bukanlah orang Yahudi<ref>[[Kisah Para Rasul 10]]</ref> dan mereka juga menerima [[Roh Kudus]]. Rasul Paulus (mantan penganiaya gereja) memberitakan Injil di seluruh dunia Greko-Romawi, sampai ke Roma sendiri<ref>{{Alkitab|Kisah 28:16}}</ref> dan bahkan mungkin sampai ke [[Spanyol]].<ref>Tersirat dalam surat-surat dan catatan sejarah kuno.</ref>
Baris 38:
{{Peristiwa|tahun=64|tokoh=Kaisar Nero|tempat=Roma|deskripsi=[[Kebakaran Roma tahun 64|Kebakaran hebat terjadi di Roma.]] Kaisar Nero menyalahkan orang Kristen dan menimbulkan penganiayaan {{seealso|Penganiayaan terhadap orang Kristen}}|berkas=402576.jpg}}
{{end}}
Setelah kematian dan kebangkitan Yesus, para [[Keduabelas Rasul|Rasul]] diberi tugas untuk memberitakan Injil dan menceritakan tentang kabar keselamatan kepada semua orang "sampai ke ujung bumi". Kekaisaran Romawi pada waktu itu membenci dan takut dengan ajaran Kristen yang menyerukan kepada semua orang supaya jangan takut kepada pemerintah duniawi yang sementara, melainkan takut kepada pemerintahan surgawi yang akan datang kelak.
 
[[Kaisar Nero]]<!--, yang dikenal sebagai kaisar yang gila,--> bersama-sama dengan kaisar-kaisar pendahulunya maupun sesudahnya melakukan penganiayaan, membunuh, memenjarakan, menyiksa, menjadikan orang Kristen umpan singa di ''collosseum''; namun hal-hal tersebut tidak menyurutkan niat gereja mula-mula untuk berkembang dan semakin bertambah jumlah orang yang percaya kepada Yesus. Pada akhirnya, Nero membakar kota Roma dan menyalahkan hal tersebut kepada orang-orang Kristen yang disebutnya radikal sehingga membuat penduduk Romawi semakin marah terhadap orang Kristen.
Baris 44:
{{Peristiwa|tahun=70 |tokoh=Titus Flavius Vespasianus |tempat=Yerusalem |deskripsi=[[Pengepungan Yerusalem (70)|Titus menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah.]] Perpecahan antara kekristenan dan penganut agama Yahudi (Judaisme) {{seealso|Perang Yahudi-Romawi}}|berkas=Arc de titus frontal.jpg}}
{{end}}
Pada tahun [[66]], ketika kerusuhan menentang [[Gessius Florus]] - wakil Roma yang merampas benda-benda perak Bait Allah - merebak, ia mengirim pasukan ke Yerusalem untuk menyalib dan membantai sejumlah orang Yahudi. Tindakan Florus ini memicu meledaknya pemberontakan yang selama ini merupakan api dalam sekam.
 
Pada abad sebelumnya, Roma tidak pernah menangani orang-orang Yahudi dengan baik. Pertama, Roma telah mendukung [[Herodes Agung]], perampas kekuasaan yang dibenci. [[Arkhelaus]], putra dan penerus Herodes, adalah pemimpin yang keji sehingga rakyat meminta pertolongan Roma untuk menggantinya. Roma pun menolong mereka dengan mengirimkan sejumlah Gubernur secara bergilir – [[Pontius Pilatus]], [[Antonius Feliks|Feliks]], [[Perkius Festus|Festus]], dan [[Florus]]. Tugas mereka menjaga ketenteraman di daerah yang tidak stabil itu.
 
Di [[Yerusalem]], kepala Bait Allah menyatakan pemberontakan terbuka melawan Roma dengan menghentikan persembahan harian untuk Kaisar. Tidak lama kemudian seluruh Yerusalem menjadi rusuh; pasukan Romawi diusir dan dibunuh. [[Yudea]] memberontak, kemudian [[Galilea]]. Untuk sementara waktu tampaknya orang-orang Yahudi unggul.
 
[[Cestius Gallus]], Gubernur Romawi untuk daerah itu berangkat dari [[Siria]] dengan 20.000 tentara. Ia menguasai Yerusalem selama enam bulan namun gagal dan kembali. Ia meninggalkan 6.000 tentara Romawi yang tewas dan sejumlah besar persenjataan yang dipungut dan dipakai orang-orang Yahudi.
 
Kaisar [[Nero]] mengirim [[Vespasianus]], seorang jenderal yang dianugerahi banyak bintang jasa, untuk meredam pemberontakan. Vespasianus pun melumpuhkan kelompok pemberontak tersebut secara bergilir. Ia memulainya di [[Galilea]], kemudian di [[Transyordania]], dan berikutnya di [[Idumea]]. Setelah itu, dia mengepung [[Yerusalem]]. Akan tetapi sebelum merebutYerusalem, Vespasianus dipanggil pulang ke Roma, karena Kaisar Nero mati dibunuh. Pergumulan untuk mencari pengganti Nero berakhir dengan keputusan [[Senat Romawi]] untuk menjadikan Vespasianus sebagai Kaisar. Titah kekaisaran pertamanya ialah penunjukan anaknya, [[Titus]], untuk memimpin [[Perang Yahudi]].
 
Ketika pengepungan Yerusalem sedang berlangsung, penduduk kota pun satu demi satu mati karena kelaparan dan wabah penyakit. Akhirnya, orang-orang Romawi merobohkan tembok lapisan luar, kemudian lapisan kedua dan akhirnya yang ketiga. Namun orang-orang Yahudi masih berperang sambil merangkak menuju Bait Allah sebagai garis pertahanan terakhir. Sejarawan Romawi-Yahudi, [[Flavius Yosefus]] (37-100 M) menjelaskan bahwa Titus ingin melindungi Bait Allah tersebut, tetapi prajurit-prajuritnya begitu marah terhadap musuh mereka sehingga mendorong mereka membakar [[Bait Kedua|Bait Allah]].
 
Pemberontakan orang-orang Yahudi ini pada abad pertama dan awal abad ke-2 M menandai berakhirnya negara Yahudi yang baru ada lagi pada zaman modern (tahun 1948).
 
Penghancuran Bait Allah (yang dipugar Herodes) mengubah tata cara peribadahan orang-orang Yahudi. Mereka tidak lagi mempersembahkan korban sembelihan, tetapi memilih dan mengutamakan [[sinagoge]] yang didirikan pendahulu mereka ketika Bait Allah (yang didirikan [[Salomo]]) dihancurkan orang-orang [[Babel]] pada tahun [[586 SM]].
Baris 66:
Sejak awal, gereja berperan di dua dunia yang berbeda, dunia orang Yahudi dan dunia non-Yahudi. [[Kisah Para Rasul]] menggambarkan lambannya dan kadang-kadang sakitnya perkembangan kekristenan di kalangan orang-orang bukan Yahudi. [[Simon Petrus|Petrus]] dan [[Stefanus]] mengadakan pekabaran Injil kepada orang-orang Yahudi, sedangkan [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] kepada filsuf-filsuf [[Athena]] dan para penguasa Romawi.
 
Menjelang pertengahan abad kedua, di bawah pemerintahan yang adil oleh para kaisar seperti [[Trajanus]], [[Antoninus Pius]] dan [[Marcus Aurelius]], gereja mulai membuka diri pada dunia luar untuk meyakinkan keberadaannya. Yustinus menjadi salah seorang [[apologist]] (orang yang mempertahankan pendiriannya dalam argumentasi) Kristen pertama, yang menjelaskan imannya sebagai sistem yang masuk akal. Bersama-sama penulis lain, seperti [[Origenes]] dan [[Tertulianus]], ia menafsirkan kekristenan dalam istilah-istilah yang mudah dikenal orang-orang Yunani dan Romawi terpelajar pada masa itu.
 
Karya tulis Yustinus, "Apologi Pertama", ditujukan pada Kaisar Antoninus Pius (dalam bahasa Yunani berjudul ''Apologia'', yaitu suatu kata yang mengacu pada logika yang menjadi dasar kepercayaan seseorang).
 
Di samping menulis, Yustinus mengadakan perjalanan yang cukup jauh. Dalam perjalanannya ia selalu berargumentasi tentang iman yang diyakininya. Di [[Efesus]], ia bertemu dengan [[Tryfo]]. Di Roma, ia bertemu [[Marcion]], pemimpin [[Gnostik]]. Pada suatu perjalanannya ke Roma, ia pernah bersikap tidak ramah terhadap seseorang yang bernama [[Crescens]], seorang ''Cynic''. Ketika Yustinus kembali ke Roma pada tahun [[165]], Crescens mengadukannya kepada penguasa atas tuduhan memfitnah. Yustinus pun ditangkap, disiksa dan akhirnya dipenggal kepalanya bersama-sama enam orang percaya lainnya.
Baris 74:
{{Peristiwa|tahun=156|c. 156 |tokoh=Polikarpus |tempat=Smyrna |deskripsi=Uskup Polikarpus yang berusia 86 tahun menjadi martir yang menjadikan orang Kristen semakin berdiri teguh di bawah penganiayaan {{seealso|Kategori:Martir Kristen|l1=Martir Kristen}}|berkas=Polikarpus.jpg}}
{{end}}
Orang-orang [[Romawi]] percaya bahwa roh kaisar ilahi adanya. Bagi orang Romawi pada umumnya, dengan sejumlah dewa, menyembah kaisar bukanlah masalah. Mereka melihat hal itu sebagai loyalitas kebangsaan. Namun orang-orang Kristen menolak karena tahu bahwa itu adalah penyembahan [[berhala]]. Polikarpus, uskup yang disegani di kota itu, diburu oleh prajurit Smyrna. Para prajurit itu sudah mengirim orang-orang Kristen lainnya untuk dibunuh di arena, kini mereka menghendaki sang pemimpin.
 
Di hadapan gubernur Romawi yang berjanji membebaskannya asalkan ia menghujat Kristus, ia mengatakan kalimat terakhirnya yang terkenal, "Selama delapan puluh enam tahun aku telah mengabdi kepada Kristus dan Ia tidak pernah menyakitiku. Bagaimana aku dapat mencaci Raja [Kristus] yang telah menyelamatkanku?"
 
Gubernur Romawi menitahkan agar ia dibakar hidup-hidup. la diikat pada sebuah tiang dan dibakar. Namun, menurut seorang saksi mata, badannya tidak termakan api. "la berada di tengah, tidak seperti daging yang terbakar, tetapi seperti roti di tempat pemanggangan, atau seperti emas atau perak dimurnikan di atas tungku perapian. Kami mencium aroma yang harum, seperti wangi kemenyan atau rempah mahal." Ketika seorang algojo menikamnya, darah yang mengalir memadamkan api itu.
Baris 84:
{{Peristiwa|tahun=177 |tokoh=Irenaeus |tempat=Lyons |deskripsi=Ireneus menjadi Uskup Lyons dan memerangi ajaran-ajaran sesat yang merundung gereja {{seealso|Kategori:Gnostisisme|l1=Gnostisisme}}|berkas=Saint Irenaeus.jpg}}
{{end}}
Tidak banyak yang diketahui tentang [[Irenaeus]], seorang penentang [[Gnostisisme]] pada akhir abad kedua. Mungkin ia dilahirkan di [[Asia Kecil]] lebih kurang pada tahun [[125]]. Perdagangan yang lancar antara Asia Kecil dan [[Gaul]] ([[Perancis]]) memberi peluang bagi orang-orang Kristen untuk membawa agamanya ke Perancis, tempat mereka mendirikan sebuah gereja yang mapan di kota Lyons.
 
Ireneus diangkat menjadi uskup untuk menggantikan uskup yang terbunuh. Ketika itu terdapat banyak orang yang telah menganut Gnostisisme di Perancis. Penyebaran aliran ini sangat pesat karena kaum Gnostis menggunakan istilah orang-orang Kristen — meskipun mereka memberikan interpretasi yang berbeda secara radikal.
Baris 96:
Tertulianus lahir di [[Kartago]], dengan nama Quintus Septimius Florens Tertullianus, ia dibesarkan dalam keluarga berkebudayaan kafir (''pagan'') serta terlatih dalam kesusasteraan klasik, penulisan orasi, dan hukum. Pada tahun [[196]] ketika ia mengalihkan kemampuan intelektualnya pada pokok-pokok Kristen, ia mengubah pola pikir dan kesusasteraan gereja di wilayah Barat. Ia memperkenalkan istilah "Trinitas" (dari kata yang sama dalam bahasa Latin) dalam perbendaharaan kata Kristen; sekaligus kemungkinan, merumuskan "Satu Allah, Tiga Pribadi".
 
Ketika orang-orang Kristen Yunani masih bertengkar tentang keilahian Kristus serta hubunganNya dengan [[Allah Bapa]], Tertulianus sudah berupaya menyatukan kepercayaan itu dan menjelaskan posisi ortodoks. Maka, ia pun merintis formula yang sampai hari ini masih kita pegang: [[Tritunggal|Allah adalah satu hakikat yang terdiri dari tiga pribadi]].
 
Ketika dia menyiapkan apa yang menjadi doktrin [[Tritunggal|Trinitas]], Tertulianus tidak mengambil terminologinya dari para filsuf, tetapi dari Pengadilan Roma. Kata Latin ''substantia'' bukan berarti "bahan" tetapi "hak milik". Arti kata ''persona'' bukanlah "pribadi", seperti yang lazim kita gunakan, tetapi merupakan "suatu pihak dalam suatu perkara" (di pengadilan). Dengan demikian, jelaslah bahwa tiga ''personae'' dapat berbagi satu ''substantia''. Tiga pribadi ([[Allah Bapa|Bapa]], [[Allah Anak|Putra]] dan [[Allah Roh Kudus|Roh Kudus]]) dapat berbagi satu hakikat (kedaulatan ilahi).
Baris 102:
{{Peristiwa|tahun=205|c. 205 |tokoh=Origenes |tempat=Alexandria |deskripsi=Origenes dari Afrika Utara yang sangat bertalenta memulai tulisannya yang berpengaruh. Ia mengepalai sekolah katekisasi di Alexandria|berkas=Origen.jpg}}
{{end}}
Pada awalnya, kekristenan dicemooh sebagai agama orang-orang miskin dan tidak terpelajar, dan memang sesungguhnya banyak penganutnya datang dari kalangan rendah. Namun menjelang abad ketiga, cendekiawan terhebat pada masa itu adalah seorang Kristen. Baik kafir, penganut ajaran sesat maupun orang Kristen, semuanya mengagumi cendekiawan yang bernama Origenes tersebut. Ia mempunyai pengetahuan luas dan ilmu yang tinggi, yang berpengaruh penting bagi pemikiran Kristen di kemudian hari.
 
Origenes lahir di [[Alexandria]] pada tahun [[185]]. Ia berasal dari keluarga Kristen yang saleh. Setelah ayahnya mati martir, Origenes pun mulai menanggulangi keadaan dengan bekerja sebagai guru [[sastra Yunani]] dan [[penyalin naskah]]. Karena hanyak di antara cendekiawan senior telah meninggalkan Alexandria dalam gelombang penyiksaan, maka sekolah katekisasi Kristen sangat membutuhkan tenaga pengajar. Pada usianya yang kedelapan belas, Origenes pun memangku jabatan [[kepala sekolah]] di sekolah katekisasi tersebut dan memulai karier mengajarnya yang panjang, termasuk belajar dan menulis.
 
Sebagai seorang penulis yang sangat produktif Origenes dapat membuat tujuh sekretarisnya sibuk dengan diktenya. Ia telah menghasilkan lebih dari dua ribu karya, termasuk tafsiran-tafsiran atas setiap kitab dalam [[Alkitab]] serta ratusan [[kotbah]]. Di antara karyanya yang terkenal adalah [[Heplaxa]], "[[Melawan Celsus]]", "[[Atas Prinsip Pertama]]", serta karya-karya lainnya.
Baris 113:
{{end}}{{seealso|Kepausan}}
 
Siprianus, seorang kaya dan berbudaya, yang lahir, sekitar tahun [[200]] dalam keluarga kafir. Ketika ia menjadi Kristen, ia menanggalkan pola hidup lamanya, membagi-bagikan uang dan hartanya kepada orang miskin, serta bersumpah akan hidup suci. Di tengah-tengah gereja yang belum memiliki kesatuan, ia mencoba menyatukan orang-orang Kristen melalui kuasa para uskup.
 
Akibat ketatnya peraturan gereja yang melarang penerimaan kembali orang Kristen yang telah "murtad", seorang imam bernama [[Novatus]] memulai sebuah gereja saingan yang memberi kesempatan bagi orang-oring murtad itu menjadi anggotanya. Siprianus merumuskan ini sebagai sistem berskala — semakin besar dosanya, maka semakin lama pula masa penyesalannya. Idenya mendapat sambutan dan menjadi disiplin Gereja paling kuat — yang kadang-kadang disalahgunakan.
 
Siprianus tidak setuju dengan perpisahan ini. Ia yakin bahwa orang percaya sejati harus menjalani hukuman untuk menebus dosa, untuk membuktikan imannya. Pada tahun [[251]] Siprianus mengadakan [[Konsili Kartago|konsili di Kartago]] dan di situlah ia membacakan karyanya, "Persatuan di dalam gereja", karyanya yang terkenal dan yang sangat berpengaruh dalam sejarah gereja. Gereja, katanya, adalah lembaga ilahi, yaitu mempelai Kristus, dan hanya ada satu mempelai. Hanya di dalam gereja manusia akan mendapatkan [[keselamatan]], di luar itu yang ada hanyalah kegelapan dan kebingungan. Di luar gereja, sakramen dan para rohaniwan — bahkan Alkitab — tidak ada artinya. Seseorang, secara pribadi, tidak dapat menjalankan kehidupan Kristen melalui kontak langsung dengan Allah; ia membutuhkan gereja.
 
Dengan diterimanya ide ini, tentu saja, para [[uskup]] mendapat kuasa lebih besar. Siprianus juga mencetuskan ide bahwa [[misa]] adalah pengorbanan tubuh dan darah Kristus. Karena para imam menjalankan fungsinya dalam ibadah atas nama Kristus, maka hal ini pun meningkatkan kuasa mereka.
Baris 125:
{{Peristiwa|tahun=270 |tokoh=Antonius |tempat=Mesir |deskripsi=Antonius memberikan harta bendanya dan mulai hidup sebagai pertapa, suatu peristiwa kunci yang melatarbelakangi kerahiban {{seealso|Ordo kerahiban}}|berkas=Antoniuserem.jpg}}
{{end}}
Antonius lahir di [[Mesir]] sekitar tahun [[250]], dalam keluarga kaya. Ketika ia berumur dua puluh tahun, orang tuanya wafat, meninggalkan seluruh harta untuknya. Mengikuti petunjuk [[Yesus]], ia membagikan tanah miliknya kepada orang-orang sekampung, menjual harta lainnya dan menyumbangkan uangnya kepada orang-orang miskin. Ia berguru pada seorang Kristen yang sudah berumur, dan belajar tentang sukacita penyangkalan diri. Antonius makan hanya satu kali sehari, yang terdiri dari roti dan air, serta tidur di atas lantai tidak beralas.
 
Sebagai salah seorang pendiri terpenting komunitas biara sebenarnya tidak punya ide untuk mendirikan apa pun. Ia hanya peduli pada kondisi spiritualnya sendiri dan menghabiskan sebagian besar waktunya seorang diri.
 
Antonius wafat pada usia 105 tahun dan sampai pada akhir hayatnya, ia berada dalam keadaan sehat pikiran dan jasmani. Untuk mencegah berkembangnya pemujaan di kuburannya, ia meminta agar ia dikubur secara diam-diam.
 
Praktik komunitas rahib yang hidup bersama telah dirintis [[Pachomius]], seorang teman Antonius. Seperti Antonius yang kuat dan ulet, sebagian besar pengikutnya memilih menjadi rahib. Antonius telah menyampaikan ide bahwa pribadi religius yang sejati akan mengundurkan diri dari kehidupan dunia dengan menjauhkan diri dari hidup berkeluarga dan kenikmatan duniawi.
Baris 151:
Konstantinus I menjadi kaisar Romawi yang pertama yang ditobatkan menjadi Kristen setelah sebelumnya mendapat penampakan/penglihatan yang membuatnya percaya. Dengan menjadi Kristen, sang kaisar memerintahkan supaya penganiayaan terhadap orang Kristen dihentikan dan untuk sementara orang Kristen dapat bernapas lega setelah kurang lebih tiga ratus tahun dianiaya dan tercerai-berai ke seluruh pelosok kekaisaran Romawi.
 
Bulan [[Oktober]] 312, Konstantinus muda yang akan menantang [[Jenderal Maxentius]] untuk perebutan tahta [[kekaisaran Romawi]] menengadah ke langit dan melihat cahaya yang menyerupai [[salib]]. Di situ terdapat tulisan yang berbunyi "Bersama ini taklukkanlah". Beberapa hari kemudian, [[Kristus]] muncul dalam mimpinya, dengan tanda yang sama, sebuah salib yang agak lekung di atasnya yang menyerupai huruf-huruf Yunani [[chi (huruf Yunani)|chi]] dan [[rho (huruf Yunani)|rho]], dua huruf pertama dari kata ''Christos'' (Kristus). Jenderal tersebut diperintahkan untuk membuat tanda ini pada perisai-perisai para prajuritnya. Ia melakukannya. Konstantin pun menang dalam pertempuran menentukan di Jembatan Milvian dan menjadi [[Kaisar]]. -->
 
{{Peristiwa|tahun=323 |tokoh=Eusebius dari Kaisarea |tempat=Kaisarea |deskripsi=Eusebius dari Kaisarea menyelesaikan karyanya, ''Historia Ecclesiastica'', atau sejarah gereja mula-mula.|berkas=Eusebius of Caesarea.jpg}}
Baris 163:
[[Arius]] dari [[Aleksandria]] memulai [[ajaran sesat]] [[Arianisme]]. Ajarannya akhirnya menimbulkan bentrokan antara pengikut Arianisme dan penolak ajarannya. Kaisar Konstantinus turun tangan untuk mencegah kejadian yang lebih buruk dengan mengadakan [[konsili]] di kota Nicea, [[Asia Kecil]] yang dihadiri lebih dari tiga ratus uskup. Mereka menjelaskan pandangan mereka dengan merumuskan sebuah pengakuan iman. Semua uskup kecuali dua orang setuju dan menandatangani pernyataan iman tersebut dan kedua uskup yang menolak serta Arius diasingkan oleh gereja.
 
Konsili Nicea bukan saja mulai menyelesaikan masalah teologi, tetapi juga menjadi teladan bagi gereja dan negara. Pada tahun-tahun berikutnya, ketika masalah rumit muncul di Gereja, maka hal itu diselesaikan melalui kebijaksanaan kolektif para uskup. Konstantinus mulai dengan praktik menyatukan negara dan gereja dalam hal mengambil keputusan. Namun, hal ini menimbulkan masalah pada abad-abad berikutnya. -->
 
{{Peristiwa|tahun=341|tokoh=Ulfilas|tempat=Goth|deskripsi=Ulfilas, penerjemah [[Alkitab Gothik]], diangkat menjadi uskup|berkas=Bischof Ulfilas erklärt den Goten das Evangelium.jpg}}
Baris 343:
Dengan bantuan biarawan-biarawati misionaris dari Inggris, ia mendirikan organisasi gereja yang kuat di seluruh kawasan itu. Pada tahun 747, Bonifatius sekali lagi pergi ke Roma. Di sana ia diangkat menjadi uskup agung Mainz dan pemimpin spiritual seluruh Jerman. Namun setelah melewati umur tujuh puluh tahun, ia berkeinginan menyelesaikan pekerjaannya yang tertinggal. Setelah mengundurkan diri dari jabatan uskup agungnya pada tahun 753, ia kembali ke Frisia, tempat ia memulai karya misionarisnya. Di sana ia memanggil kembali orang-orang yang telah ia baptis dan yang sekarang telah kembali ke kekafiran, kemudian ia melanjutkan perjalanan ke daerah-daerah yang belum dijangkau.
 
Sebagian besar karya misinya adalah politik, yaitu membina kesetiaan pada gereja Roma di tempat-tempat gereja melemah. Ia membantu meletakkan dasar bagi kekaisaran Roma yang suci dan politik kepausan Abad Pertengahan. Berkat Bonifatius, Jerman merupakan benteng bagi gereja Roma sampai jaman Reformasi. -->
 
<!-- === Penulisan Sejarah Eklesiastik Bangsa Inggris oleh Beda === -->
Baris 471:
== Reformasi Protestan di Eropa ==
{{utama|Sejarah gereja setelah Reformasi Gereja}}
Periode ini diwarnai oleh tokoh-tokoh yang membawa pembaruan dalam gereja Katolik Roma, kira-kira tahun [[1517]] hingga [[1600]]. Tokoh-tokoh Reformasi seperti [[Martin Luther]], [[Yohanes Calvin]], [[John Knox]], pada akhirnya mengakhiri dominasi para uskup dan biarawan dalam mempelajari Alkitab. Reformasi Protestan menyebabkan Kontra-Reformasi dan reformasi lainnya di Eropa Barat, sementara penemuan benua Amerika menyebabkan kaum Protestan yang dianiaya di Eropa, terutama Inggris, melarikan diri ke Amerika dan memulai negara baru yang berlandaskan kekristenan. Dalam waktu seratus tahun, terjadi lebih banyak peristiwa-peristiwa penting dari abad-abad sebelumnya, dan seluruh Eropa Barat terancam perang saudara. Di Inggris, Perancis, Spanyol, Swiss, Skotlandia, pertentangan antara bangsawan dan penguasa Kristen dan Katolik menyebabkan pertumpahan darah.
 
{{:Sejarah gereja|Warna}}
Baris 527:
 
== Gereja pada Abad Penjelajahan dan Abad Penerangan ==
Sejak abad ke-17, penjelajah-penjelajah dari Eropa menjelajahi seluruh dunia dan pada saat yang bersamaan membawa iman mereka ke seluruh dunia. Terkadang penduduk asli yang mereka datangi dipaksa menerima iman mereka di bawah ancaman senapan, namun mayoritas pertobatan yang terjadi di luar Eropa adalah berkat jasa-jasa para misionaris tak bernama baik Kristen maupun Katolik, yang tinggal dan mengajar masyarakat setempat.
 
<!-- Setelah [[Perang Kemerdekaan Amerika Serikat]] -->
Baris 612:
 
== Gereja Modern ==
Saat ini Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur telah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki hubungan mereka yang rusak, sebagaimana dilakukan pula oleh Katolik dan Lutheran. Gereja injili berdiri sendiri dan berakar kuat dalam teologia Reformed. Gereja juga menyaksikan bangkitnya Pentakostalisme, gerakan Karismatik, oikumenisme dan berbagai ajaran sesat.
 
Kalaupun kita hanya belajar satu hal dari sejarah Gereja, kita perlu mengenali pentingnya “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya (Kolose 3:16). Setiap kita bertanggung jawab untuk mengetahui apa kata Alkitab dan untuk hidup menaatinya. Ketika gereja melupakan apa yang diajarkan Alkitab dan mengabaikan pengajaran Yesus, kekacauan merajalela.
Baris 645:
* [http://www.ctlibrary.com/ch/1990/issue28/2833.html Garis waktu sejarah gereja]
* [http://www.ctlibrary.com/ch/1990/issue28/2850.html 75 peristiwa penting lainnya dalam sejarah gereja]
* [[John Bowden|Bowden, John]]. ''Encyclopedia of Christianity'' (2005), 1406pp [http://www.amazon.com/dp/0195223934/ excerpt and text search]
* {{Cite book
|last = Cameron
Baris 668:
* [[Diarmaid MacCulloch|MacCulloch, Diarmaid]]. ''Christianity: The First Three Thousand Years'' (2010)
* McLeod, Hugh, and Werner Ustorf, eds. ''The Decline of Christendom in Western Europe, 1750-2000'' (2003) 13 essays by scholars; [http://www.questia.com/read/107349727 online edition]
* [[John Anthony McGuckin|McGuckin, John Anthony]]. ''The Orthodox Church: An Introduction to its History, Doctrine, and Spiritual Culture'' (2010), 480pp [http://www.amazon.com/dp/1444337319/ excerpt and text search]
* [[John Anthony McGuckin|McGuckin, John Anthony]]. ''The Encyclopedia of Eastern Orthodox Christianity'' (2011), 872pp
* {{Cite book|last = Shelley|first = Bruce L.|year = 1996|title = Church History in Plain Language|edition = 2nd|isbn = 0-8499-3861-9}}
* [[Rodney Stark|Stark, Rodney]]. ''The Rise of Christianity'' (1996)
* Schaff, Philip. ''History of the Church'' (1882) [http://www.ccel.org/s/schaff/history/About.htm CCEL.org]
* Tomkins, Stephen. ''A Short History of Christianity'' (2006) [http://www.amazon.com/dp/0802833829 excerpt and text search]
 
== Pranala luar ==