Ketela pohon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Abdur rokib (bicara | kontrib)
→‎Pengolahan: Cara memasak umbinya dapat dilakukan dengan tiga cara
Baris 47:
Singkong adalah nama lokal di kawasan [[Jawa Barat]] untuk tanaman ini. Nama "ubi kayu" dan "ketela pohon" dipakai dalam bahasa [[Melayu]] secara luas. Nama "[[ketela]]" secara etimologi berasal dari kata dalam bahasa Portugis "''castilla''" (dibaca "''kastiya''"), karena tanaman ini dibawa oleh orang Portugis dan [[Castilla]] ([[Spanyol]]).{{cn}}
== Pengolahan ==
 
Cara memasak umbinya dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu; pertama, dengan cara direbus. Direbus setelah kulitnya dikelupas dan dicuci serta setelah dipotong-potong sesuai keinginan. Untuk cara pertama ini, umbi singkong dapat direbus dengan air. Dapat juga direbus dengan air Legen atau dengan air Nyeor (buah Kelapa). Kedua, dengan cara digoreng. Digoreng setelah kulitnya dikelupas dan dicuci. Untuk cara kedua ini, umbi dapat langsung digoreng setelah dipotong-potong sesuai keinginan atau direbus terlebih dahulu sebelum digoreng. Ketiga, dengan cara dibakar. Untuk cara ketiga ini, umbi dapat dibakar tanpa kulitnya dikelupas dan dicuci.<ref>[https://www.facebook.com/Lembaga-Studi-Biologi-Lingkungan-338288116266366/]</ref>Selasa, 18 April 2017.
 
Umbi singkong dapat dimakan mentah. Kandungan utamanya adalah [[pati]] dengan sedikit [[glukosa]] sehingga rasanya sedikit manis. Pada keadaan tertentu, terutama bila teroksidasi, akan terbentuk [[glukosida]] racun yang selanjutnya membentuk [[asam sianida]] (HCN). Sianida ini akan memberikan rasa pahit. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20&nbsp;mg HCN per kilogram umbi segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Proses pemasakan dapat secara efektif menurunkan kadar racun.{{cn}}