Abu al-Mafakhir dari Banten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Tubagus Yudhistira memindahkan halaman Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir dari Banten ke Abdul Mafakhir dari Banten: Berdasarkan referensi di buku Perang, dagang, persahabatan: surat-surat Sultan Banten Oleh Titik Pudjiastuti, Nama Sultan Banten...
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 72:
|twitter =
}}
'''Sultan Abdulmafakhir Mahmud Abdulkadir''' atau dikenal dengan '''Pangeran Ratu''' atau '''Sultan Agung''' adalah raja ke-4 [[Kesultanan Banten]] yang bertakhta dari tahun 1596 hingga 1651. Dia merupakan putra [[Maulana Muhammad dari Banten|Sultan Maulana Muhammad]]<ref>{{Cite news|url=http://ranji.sarkub.com/silsilah-sultan-sultan-banten-dan-keturunannya/|title=Silsilah Sultan Sultan Banten dan Keturunannya {{!}} Ranji Sarkub|date=2015-06-18|newspaper=Ranji Sarkub|language=id-ID|access-date=2017-04-14}}</ref> yang menjadi raja pertama di [[Pulau Jawa]] yang menggunakan gelar "[[Sultan]]".<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|url=http://id.rodovid.org/wk/Orang:779476|title=4.1.1.1.1.1.1. Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir / Pangeran Ratu d. 1651 - Rodovid ID|website=id.rodovid.org|language=id|access-date=2017-04-14}}</ref> Sultan Abdulmafakhir wafat pada tanggal [[10 Maret]] [[1651]] dan dimakamkan di Pemakaman Kenari Banten.<ref>{{Cite news|url=https://qubicle.id/story/ziarah-situs-makam-kenari|title=Ziarah Situs Makam Kenari - Qubicle|last=sorasoca|language=en|access-date=2017-04-14}}</ref><ref name=>Drs. H. Tri Hatmadji, (2005), ''Ragam Pusaka Budaya Banten'', Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang, ISBN 979-99324-0-8.</ref>
== Biografi ==
[[Maulana Muhammad dari Banten|Sultan Maulana Muhammad]] wafat pada tahun 1596 di [[Palembang]]. Kemudian pada tanggal [[23 Juni]] [[1596]], putranya yang baru berusia lima bulan diangkat menjadi raja Banten ke-4, sehingga untuk menjalankan roda pemerintahan ditunjuklah Mangkubumi Jayanegara sebagai walinya. Pada tahun 1602, Mangkubumi Jayanegara meninggal, jabatannya digantikan oleh adiknya. Namun [[17 November]] [[1602]] ia dipecat karena berkelakuan tidak baik. Khawatir akan terjadi perpecahan dan iri hati, maka pemerintahan diputuskan untuk tidak dipegang oleh Mangkubumi, tetapi langsung oleh Ibunda Sultan, Nyimas Ratu Ayu Wanagiri. Pada [[8 Maret]] [[1608]] sampai [[26 Maret]] [[1609]] terjadi perang saudara di antara keluarga kerajaan. Melalui usaha Pangeran [[Jayakarta]] akhirnya perang dapat dihentikan dan perjanjian damai dapat disepakati bersama. Banten kembali aman, kemudian diangkatlah Pangeran Arya Ranamanggala sebagai Mangkubumi baru sekaligus menjadi wali Sultan Muda. Untuk menertibkan kemanana Negara, Ranamangga menghukum Pangeran atau Penggawa yang melakukan penyelewengan. Januari 1624, Mangkubumi Pangeran Arya Ranamanggala mundur dari jabatannya karena sakit. Saat itu Abdulmafakhir sudah cukup dewasa, sehingga kekuasaan atas Kesultanan Banten sepenuhnya dipegang oleh Sultan Abdulmafakhir. Dua tahun kemudian tepatnya 13 Mei 1626 Pangeran Arya Ranamanggala meninggal dunia.<ref name=":1">{{Cite news|url=http://www.kesultananbanten.id/sample-page/|title=SEJARAH KESULTANAN BANTEN DARI MASA KE MASA|date=2016-12-06|newspaper=Website Resmi Kesultanan Banten|language=en-US|access-date=2017-04-14}}</ref>