Sastra Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Igho (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 605:
** [[Sepotong Senja untuk Pacarku]]
** [[Biola Tak Berdawai]]
 
==Sastra kontekstual==
{{main|Sastra kontekstual}}
Sastra Kontekstual merupakan gerakan kesusastraan yang yang berawal dari pemahaman bahwa nilai-nilai sastra tidak mengenal universalitas, melainkan tumbuh dan berkembang sesuai waktu, tempat, dan peradabannya. Konsep ini digagas dalam acara Sarasehan Kesenian Sastra Kontekstual, di [[Surakarta]], 28 sampai 29 [[Oktober]] [[1984]] oleh sastrawan [[Ariel Heryanto]] dan [[Arief Budiman]]. Keduanya merupakan akademikus dari [[Universitas Kristen Satyawacana]], [[Salatiga]], [[Jawa Tengah]]. Perhelatan ini berhasil menghimpun karya-karya sejumlah sastrawan dalam sebuah buku bertajuk ''Perdebatan Sastra Kontekstual'' yang disunting oleh [[Ariel Heryanto]].<ref>[http://www.thejakartapost.com/news/2009/06/25/ariel-heryanto-valuing-popular-culture.html The Jakarta Post: Ariel Heryanto, Valuing popular culture], diakses 6 Maret 2015</ref>
 
==Revitalisasi sastra pedalaman==
{{main|Revitalisasi sastra pedalaman}}
 
Revitalisasi sastra pedalaman atau lebih dikenal dengan singkatan RSP adalah gerakan kesusastraan [[Indonesia]] yang dilakukan pada [[dasawarsa]] [[1990]]-an, dipelopori oleh beberapa [[sastrawan]] antara lain [[Triyanto Triwikromo]], [[Sosiawan Leak]], [[Kusprihyanto Namma]], [[Beno Siang Pamungkas]], [[Wijang Wharek|Wijang Wharek Al-Mauti]], dan [[Bagus Putu Parta]].
<ref>Salihara: [http://salihara.org/kalam/back-issues/detail/suara-suara-dari-tepian-negeri SUARA-SUARA DARI TEPIAN NEGERI], diakses 24 Februari 2017</ref><ref>Google Books: [https://books.google.co.id/books?id=iCh2XorBXNgC&pg=PA385&lpg=PA385&dq=Beno+Siang+Pamungkas+lahir+di&source=bl&ots=bDHt_e0L-a&sig=E0OUDSYgjUaZvMlnRrGljnOF-8Y&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjV1cqG7KfSAhUEPo8KHWwnDP0Q6AEILzAD#v=onepage&q=Beno%20Siang%20Pamungkas%20lahir%20di&f=false Leksikon Kesusastraan Indonesia], diakses 24 Februari 2017</ref><ref>Komunitas Sastra: [https://komunitassastra.wordpress.com/2009/12/31/tentang-sastra-pedalaman-itu/ TENTANG “SASTRA PEDALAMAN” ITU], diakses 24 Februari 2017</ref> Revitalisasi sastra pedalaman mencakup tiga hal, yaitu menghindari pemusatan sosialisasi nilai-nilai sastra hanya pada [[Jakarta]], [[surat kabar]] bukan menjadi satu-satunya alternatif dalam melakukan sosialisasi sastra, dan membentuk jaringan serta komunikasi/kantung-kantung budaya di mana saja, dan dengan siapa saja. Salah satu aktivitas RSP adalah menerbitkan ''Jurnal Revitali Sastra Pedalaman'' yang terbit sampai edisi ke-3, pada tahun 1995.
 
==Angkatan Kosong-kosong==
Angkatan Kosong-kosong adalah nama gerakan kesusasteraan [[Indonesia]] yang dimulai di [[Kota Tegal]] pada tahun [[2010]], dengan mengambil tema ''Membongkar Politisasi Kesusasteraan Indonesia''. Tiga hal penting yang diangkat dalam gerakan tersebut antara lain tidak adanya angkatan dalam kesenian indonesia, tidak perlu adanya pembedaan antara pusat dan daerah, dan menolak anggapan bahwa masyarakat tidak tahu seni. Istilah "Angkatan Kosong-kosong" kali pertama dicetuskan oleh [[W.S. Rendra]] yang memberikan gelar kepenyairan kepada penyair Tegal, [[Widjati]].<ref>Pantura News: [http://www.panturanews.com/index.php/panturanews/baca/1046/20/03/2010/sejumlah-penyair-jakarta-hadiri-diskusi-angkatan-kosongkosong Sejumlah Penyair Hadiri Diskusi Angkatan Kosong-kosong], diakses, 21 Maret 2017</ref>
 
== Cybersastra ==
Baris 611 ⟶ 624:
== Temu sastra ==
Sejak [[dasawarsa]] 1980-an, para sastrawan Indonesia sudah mulai menyelenggarakan temu sastra dalam bentuk gerakan kesusastraan, kemah sastra, kajian sastra, dan peluncuran buku-buku sastra. [[Sastra kontekstual]] merupakan perintis gerakan kesusatraan yang diselenggarakan di [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]], pada tahun 1984, dipelopori oleh [[Ariel Heryanto]], [[Arief Budiman]], [[Murtidjono]], dan [[Halim HD]], yang menyorot perkembangan sastra modern Indonesia yang memiliki kecenderungan yang kebarat-baratan. Gerakan ini menolak nilai universal dalam ranah sastra dan membebaskan nilai itu tumbuh dan berubah sepanjang sejarah yang berbeda dari suatu tempat dan waktu, dari kelompok ke kelompok lainnya. Selanjutnya, pada dasawarsa 1990-an, muncul pula [[Revitalisasi sastra pedalaman]] yang lebih mengutamakan pemasyarakatan karya secara langsung kepada publik dengan cara pembacaan karya dan penyelenggaraan berbagai macam pertunjukan seni. Gerakan ini dirintis oleh [[Triyanto Triwikromo]], [[Sosiawan Leak]], [[Wijang Wharek]], [[Kusprihyanto Namma]], dan [[Beno Siang Pamungkas]]. Senapas dengan dua gerakan sebelumnya, gerakan kesusastraan Indonesia [[Angkatan Kosong-kosong]] menolak dikotomi pusat-daerah dalam sastra, dan menganggap setiap sastrawan adalah angkatan yang memiliki otonomi khusus dalam melahirkan karya-karya. Gerakan ini dimotori oleh [[Eko Tunas]], [[Nurngudiono]], [[Enthieh Mudakir]], [[Joshua Igho]], pada tahun 2010. Temu sastra lainnya seperti [[Komunitas Sastrawan Indonesia]], [[Temu Sastrawan Indonesia]], [[Pertemuan Penyair Nusantara]], [[Tiffa Nusantara]], lebih banyak diwarnai dengan perayaan kemerdekaan berkarya yang dituangkan melalui pertunjukan seni sastra dan peluncuran buku-buku sastra. Berbeda dengan [[Dari Negeri Poci|Komunitas Negeri Poci]] yang telah dimulai pada tahun 1993. Komunitas ini bergerak dari tahun ke tahun dengan cara merekam jejak kepenyairan para penyair Indonesia dari lintas genre, lintas jender, dan lintas usia dengan menghimpun karya ribuan para penyair yang diterbitkan berseri dengan judul ''Dari Negeri Poci''. Komunitas ini dipelopori oleh [[Piek Ardijanto Soeprijadi]], [[Adri Darmadji Woko]], [[Kurniawan Junaedhie]], [[Handrawan Nadesul]], [[Prijono Tjiptoherijanto]], [[Widjati]], [[Rahadi Zakaria]], [[Eka Budianta]], dan lain-lain.<ref>Kompas: [http://regional.kompas.com/read/2017/03/26/07171261/sekjen.mpr.apresiasi.sastrawan.negeri.poci Sekjen MPR Apresiasi Sastrawan Negeri Poci], diakses 28 Maret 2017</ref>
 
==Penghargaan di bidang kesusastraan==
Dalam rangka memberikan apresiasi sebagai tanda penyemangat bagi para sastrawan Indonesia atas prestasi mereka, beberapa lembaga [[nirlaba]] telah menyelenggarakan perhelatan tahunan berupa penganugerahan penghargaan di bidang kesusastraan, antara lain:
* [[Hadiah Sastra Rancage]]
* [[Anugerah Sastra Penakencana]]
* [[Anugerah Sastra Hari Puisi]]
* [[Kusala Sastra Khatulistiwa]]
* Cerpen Pilihan [[Kompas (surat kabar)|Kompas]]
* KSI Awards
 
== Lihat pula ==