Ken Sora: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Antapurwa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Lembu Sora''' atau '''Mpu Sora''' atau '''Ken Sora''' atau '''Andaka Sora''' adalah salah satu pejuangpengikut [[MajapahitRaden Wijaya]] padayang berjasa awalbesar dalam berdirinya kerajaan[[Kerajaan tersebutMajapahit]], dannamun gugurmati sebagai pemberontak pada tahun 1300. Kisah kepahlawanannya diceritakan dalam ''Kidung Ranggalawe'' dan ''Kidung Sorandaka''.
 
==Peran Sora dalam Perjuangan==
Sebelum berdirinya kerajaan [[Majapahit]], Sora telah bekerja sebagai salah satu perwira kerajaan [[Singhasari]] pada masa pemerintahan Raja [[Kertanagara]]. Pada tahun 1292 [[Singhasari]] runtuh akibat serangan [[Jayakatwang]] (bupati Gelang-Gelang yang kemudian membangun kembali kerajaan [[Kadiri]]). Ketika itu Sora berada dalam rombongan pelarian [[Raden Wijaya]], menantu [[Kertanagara]].
''[[Pararaton]]'' menyebut Sora adalahsebagai pengikutabdi [[Raden Wijaya]] yang paling setia. Ia mengawal [[Raden Wijaya]] saat menghindari kejaran pasukan [[Jayakatwang]] tahun 1292, di mana ia menyediakan tubuhnyapunggungnya sebagai alastempat duduk ketika [[Raden Wijaya]] dan istrinya kelelahan.saat Iaberistirahat, jugaserta menggendong istri [[Raden Wijaya]] saat menyeberangi sungai dan rawa-rawa.
 
Pada tahun 1293 [[Raden Wijaya]] dibantu pasukan [[Mongol]] menyerang [[Jayakatwang]] di [[Kadiri]]. Dalam perang itu, Sora menggempur benteng selatan dan berhasil membunuh Patih [[Kadiri]] '''Kebo Mundarang'''.
Sora adalah pengikut [[Raden Wijaya]] yang paling setia. Ia menyediakan tubuhnya sebagai alas duduk ketika [[Raden Wijaya]] dan istrinya kelelahan. Ia juga menggendong istri [[Raden Wijaya]] menyeberangi rawa-rawa.
 
==Jabatan Sora==
Rombongan [[Raden Wijaya]] kemudian berlindung pada [[Aria Wiraraja]] di [[Sumenep]] yang merupakan sahabat [[Jayakatwang]]. Adapun [[Aria Wiraraja]] adalah saudara dari Sora. Berkat bantuan [[Aria Wiraraja]], [[Raden Wijaya]] diterima penyerahannya oleh [[Jayakatwang]] di [[Kadiri]]. Ia kemudian mendapatkan Hutan Terik yang di dalamnya dibangun desa [[Majapahit]].
Menurut ''[[Pararaton]]'', setelah kemenangan tersebut, [[Raden Wijaya]] mendirikan [[Kerajaan Majapahit]]. Lembu Sora diangkat sebagai ''rakryan demung''.
 
Berita itu terbukti salah, karena menurut [[prasasti Penanggungan]] (1296) diketahui nama ''rakryan demung Majapahit'' adalah '''Mpu Renteng''', sedangkan Mpu Sora menjabat sebagai ''rakryan patih Daha'', atau patih bawahan di [[Kadiri]].
Pada tahun 1293 [[Majapahit]] bergabung dengan pasukan [[Mongol]] menyerbu [[Kadiri]]. Dalam perang itu Sora memimpin pasukan [[Majapahit]] menghancurkan pertahanan musuh dari arah selatan. '''Patih Kebo Mundarang''' yang menjadi pemimpin benteng [[Kadiri]] tersebut tewas di tangan Sora.
 
Keputusan tersebut memicu pemberontakan [[Ranggalawe]] tahun 1295. Menurut [[Ranggalawe]], Lembu Sora lebih pantas menjabat sebagai ''rakryan patih Majapahit'' dari pada [[Nambi]]. Meskipun [[Ranggalawe]] adalah keponakan Sora, namun Sora justru mendukung [[Raden Wijaya]] supaya tetap mempertahankan [[Nambi]] sebagai patih [[Majapahit]].
Setelah mengusir pasukan [[Mongol]] dari tanah [[Jawa]], [[Raden Wijaya]] mendirikan kerajaan [[Majapahit]] tahun 1293. Kerajaan [[Kadiri]] yang juga disebut [[Daha]] menjadi jajahan utama. Sora diangkat sebagai ''rakryan patih Daha'' selaku pejabat pemerintahan di [[Kadiri]]. Adapun yang diangkat sebagai ''rakryan patih Majapahit'' adalah [[Nambi]].
 
==Kematian Sora==
Hal itu membuat [[Ranggalawe]] putra [[Aria Wiraraja]] sekaligus keponakan Sora merasa tidak puas. Ia meminta [[Raden Wijaya]] agar Sora diangkat sebagai patih Majapahit karena jasanya jauh lebih besar dari pada [[Nambi]]. Sora justru menentang tuntutan [[Ranggalawe]]. Maka meletuslah pemberontakan pertama yang dilancarkan oleh [[Ranggalawe]] yang kala itu menjadi bupati [[Tuban]] tahun 1295.
Kematian Sora pada tahun 1300 diceritakan singkat dalam ''[[Pararaton]]'', dan diuraikan panjang lebar dalam Kidung Sorandaka.
 
[[Nambi]],Dikisahkan [[Sora]], danikut [[Kebo Anabrang]]serta memimpindalam pasukan [[Majapahit]] menumpasdalam penumpasan pemberontakan [[Ranggalawe]] di [[Tuban]]. MelihatDalam perang itu, [[Ranggalawe]] mati dibunuh secara kejam oleh [[Kebo Anabrang]]. diMelihat Sungaikeponakannya Tambak-berastewas, hati Sora merasa ibasakit hati. Ia pun ganti membunuh [[Kebo Anabrang]] dari belakang membalas kematian keponakannya tersebut.
 
Pembunuhan terhadap rekan sepasukan tersebut baru diungkit tahun 1300. Rupanya keluarga [[Kebo Anabrang]] segan menuntut hukuman karena Sora adalah abdi kesayangan [[Raden Wijaya]].
Keluarga [[Kebo Anabrang]] merasa segan untuk menuntut pengadilan karena Sora adalah abdi kesayangan [[Raden Wijaya]] yang paling setia. Baru pada tahun 1300 putra [[Kebo Anabrang]] yang bernama '''Mahesa Teruna''' menuntut hukuman untuk Sora. Adapun tokoh yang memengaruhi Mahesa Teruna adalah [[Mahapati]] yang dulu menghasut [[Ranggalawe]] sehingga memberontak.
 
SoraSuasana menyatakanitu diridimanfaatkan siapoleh dijatuhi[[Mahapati]], hukuman.seorang Iatokoh kemudianlicik diberhentikanyang darimengincar jabatan patih. DahaIa danmenghasut dirumahkan.putra [[MahapatiKebo Anabrang]] memengaruhiyang [[Radenbernama Wijaya]]'''Mahisa Taruna''' supaya Soraberani dihukummenuntut buangSora. keIa Tulembang.juga menghasut [[Raden Wijaya]] setujubahwa karenapara hatinyamenteri tidakresah tegakarena jikaraja Soraseolah-olah harusmelindungi dihukumkesalahan matiSora.
 
[[Raden Wijaya]] tersinggung dituduh tidak adil. Ia pun memberhentikan Lembu Sora dari jabatannya untuk menunggu keputusan selanjutnya. [[Mahapati]] mengusulkan agar Lembu Sora jangan dihukum mati mengingat jasa-jasanya yang sangat besar. [[Raden Wijaya]] memutuskan bahwa Sora akan dihukum buang ke '''Tulembang'''.
[[Mahapati]] mengantarkan surat keputusan raja ke rumah Sora. Ia mengatakan kalau [[Raden Wijaya]] sudah tidak suka lagi kepada Sora. Sora merasa sedih. Ia berniat akan datang ke ibu kota meminta hukuman mati dari pada dibuang ke Tulembang.
 
[[Mahapati]] menemui Sora di rumahnya untuk menyampaikan keputusan raja. Sora sedih atas keputusan itu. Ia berniat ke ibu kota meminta hukuman mati dari pada harus diusir dari tanah airnya.
[[Mahapati]] segera kembali ke ibu kota menghasut [[Nambi]] supaya bersiaga. Ia mengatakan kalau Sora akan datang membuat kerusuhan karena tidak puas atas keputusan raja. [[Nambi]] dan para ''rakryan'' mendesak [[Raden Wijaya]] supaya memberi izin menghadapi Sora. [[Raden Wijaya]] terpaksa mengabulkan permintaan itu.
 
[[Mahapati]] lebih dulu menghasut [[Nambi]] bahwa Sora akan datang untuk membuat kekacauan karena tidak puas atas hukuman raja. Setelah mendesak raja, [[Nambi]] pun diizinkan menghadang Sora yang datang bersama '''Gajah Biru''' dan '''Juru Demung'''. Maka terjadilah peristiwa di mana Sora dan kedua sahabatnya mati dikeroyok tentara [[Majapahit]].
 
Berbeda dengan kisah dalam ''Kidung Sorandaka'' di atas, ''[[Pararaton]]'' menyebut kematian Juru Demung terjadi pada tahun 1313, sedangkan Gajah Biru pada tahun 1314. Keduanya tewas sebagai pemberontak pada pemerintahan [[Jayanagara]] putra [[Raden Wijaya]].
 
==Referensi==
* [[Slamet Muljana]]. 1979. ''Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya''. Jakarta: Bhratara
* [[Slamet Muljana]]. 2005. Menuju Puncak Kemegahan (terbitan ulang 1965). Yogyakarta: LKIS
 
Sora datang ke ibu kota ditemani dua sahabatnya yang bernama '''Gajah Biru''' dan '''Juru Demung'''. Mereka langsung diserang para prajurit yang sudah bersiaga. Maka terjadilah pertempuran yang tidak seimbang. Sora dan kedua temannya akhirnya terbunuh di halaman istana.
 
{{bio-stub}}
 
[[Kategori:Kerajaan Majapahit]]