Biju Patnaik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Citra (bicara | kontrib)
tambahan
Citra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
Biju mendalami ilmu penerbangan pada ''Aeronautical Training Institute of India''. dan lalu bergabung dengan Penerbangan Nasional India (''Indian National Airways''). Sebagai pilot, Biju lalu terlibat dalam perang kemerdekaan India dari 1940 sampai 1942. Karena keterlibatannya dalam gerakan mogok ''Quit India Movement'' yang diprakarsai oleh [[Mahatma Gandhi]], ia dipenjarakan sampai 1945. Biju banyak membantu India dalam operasi penerbangan untuk masalah politik yang pelik seperti dukungan India kepada Tibet dan Kashmir.
 
Usai Perang Dunia II, Indonesia dan India sama-sama berjuang untuk meraih kemerdekaan; namun InggrisIndia lebihdengan dahulu mengakui Indiastatusnya sebagai negara[[dominion]] merdeka danInggris, sejak [[30 Oktober]] [[1945]], India sudah resmitelah menjadi anggota [[PBB]]. Salah satu usaha Indonesia meraih dukungan luar negeri serta bantuan senjata dan obat-obatan adalah dengan menghubungi India karena Moh.[[Hatta]] adalah teman dekat [[Jawaharlal Nehru]], pemimpin Partai [[Kongres Nasional India]] saat itu, yang kelak menjadi Perdana Menteri India saatpertama itu(1947). Bantuan India melalui PBB diharapkan dapat memberikan dukungan bagi usaha kemerdekaan Indonesia dan menekan [[Belanda]] secara diplomatis untuk menghentikan usahanya menggoyang Republik yang baru merdeka.
 
Sebagai rekan dekat Nehru dan untuk membantu perjuangan Indonesia, Biju datang ke Indonesia dengan pesawatnya Dakota VT-COA ke Maguwo, Yogyakarta bulan Juni 1947 dan tinggal selama lebih dari dua minggu di Yogyakarta. Selama di sana, pesawat milik Kalinga Airlines tersebut dipakai untuk melatih pilot-pilot Indonesia, termasuk di antaranya Adisucipto, Iswahjudi dan Abdulrahman Saleh.