Kōgyoku: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 47:
Naka-no-Ōe memohon di depan ibunya, sang kaisarina, terkait masalah ini. Namun ketika Kōgyoku tidak meninjau masalah itu, pada akhirnya empat penjaga membunuh Iruka. Ayah Iruka, Soga no Emishi, langsung bunuh diri dengan membakar kediamannya sesaat setelah mengetahui kematian putranya. Peristiwa ini mengakhiri pengaruh keluarga Soga yang telah berurat akar sejak sekitar tahun 530.
 
[[ImageBerkas:irukaansatsuzu.jpg|190px|thumb|left|Penggambaran terbunuhnya Soga no Iruka dari Gulungan Tōnomine Engi, dilukis pada [[Zaman Edo]] (abad 17-19).]]
 
Kejadian ini membuat sang kaisarina merasa sangat tertekan. Masyarakat Jepang di Zaman Asuka sangat sensitif terhadap masalah "penodaan", baik secara spiritual maupun pribadi. Kematian, terlebih pembunuhan bengis yang terjadi tepat di dekat kaisar dipandang sebagai tindakan penodaan yang mungkin terburuk. Menanggapi peristiwa ini, Kōgyoku menyatakan turun tahta. Meskipun awalnya Kōgyoku hendak menyerahkan kedudukan kaisar kepada putranya, Naka-no-Ōe, tetapi Nakatomi no Kamatari, orang yang turut serta membantu Pangeran Naka-no-Ōe dalam Peristiwa Isshin, menasihati agar tahta sebaiknya diserahkan kepada kakak tiri dari Naka-no-Ōe (anak tiri Kōgyoku), Pangeran Furuhito-no-Ōe, atau kepada pamannya (sekaligus saudara Kōgyoku), Pangeran Karu<ref>Aston, William. (2005). [https://books.google.com/books?id=_oEfAAAAYAAJ&printsec=titlepage&client=firefox-a#PPA195,M1 ''Nihongi'', p. 195]-196; Brown, Delmer ''et al.'' (1979). ''Gukanshō'', p. 266; Varley, H. Paul. ''Jinnō Shōtōki''. p. 44.</ref>. Furuhito-no-Ōe menolak gagasan itu dan kemudian menggundul kepalanya untuk menjadi biksu Buddha. Pada akhirnya, tahta diserahkan kepada Pangeran Karu. Dia naik tahta sebagai Kaisar Kōtoku dan memerintah pada 645-654<ref>Titsingh, Isaac. (1834). [https://books.google.com/books?id=18oNAAAAIAAJ&pg=PP9&dq=nipon+o+dai+itsi+ran#PRA1-PA47,M1 ''Annales des empereurs du japon'', pp. 47]-48.</ref>.