Paguyuban Pasundan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kusyadi (bicara | kontrib)
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 5:
<BIG>'''Paguyuban Pasundan'''</BIG>
 
[[GambarBerkas:Pasundan.jpg|175px|Lambang Paguyuban Pasundan]]
 
<table style="background: transparent; text-align: left; table-layout: auto; border-collapse: collapse; padding: 0; font-size: 100%;" cellspacing="0" cellpadding="0">
Baris 25:
'''Paguyuban Pasundan''' (ejaan aslinya '''Pagoejoeban Pasoendan''') adalah organisasi [[budaya]] [[Sunda]] yang berdiri sejak tanggal [[20 Juli]] [[1913]], sehingga menjadi salah satu organisasi tertua yang masih eksis sampai saat ini. Selama keberadaannya, organisasi ini telah bergerak dalam bidang [[pendidikan]], [[sosial]]-[[budaya]], [[politik]], [[ekonomi]], [[pemuda|kepemudaan]], dan [[perempuan|pemberdayaan perempuan]]. Paguyuban ini berupaya untuk melestarikan budaya Sunda dengan melibatkan bukan hanya orang Sunda tapi semua yang mempunyai kepedulian terhadap budaya Sunda.
 
== Sejarah Masa Pra Kemerdekaan ==
=== Awal Berdiri ===
Secara tidak langsung, kelahiran Paguyuban Pasundan dipengaruhi oleh pendirian [[Budi Utomo]] pada hari [[Rabu]] tanggal [[20 Mei]] [[1908]], yang dianggap sebagai tonggak awal kebangkitan bangsa [[Indonesia]] menggapai kemerdekaan. Pada awalnya, cukup banyak orang Sunda yang bergabung. Cabang-cabang Budi Utomo juga banyak bermunculan di Jawa Barat, seperti di [[Bandung]] dan [[Bogor]]. Namun beberapa tahun kemudian, keanggotaan orang Sunda dalam Budi Utomo menurun drastis. Hal ini disebabkan karena menurut mereka, dari segi sosial-budaya, organisasi tersebut hanya memuaskan penduduk [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]] saja.
 
Baris 35:
Pada tanggal [[22 September]] [[1914]], pengurus paguyuban meminta izin kepada pemerintah untuk dapat melakukan kegiatannya secara sah. Dengan surat keputusan nomor 46 tanggal [[9 Desember]] [[1914]], izin tersebut diberikan. Selanjutnya, sampai tahun [[1918]], organisasi ini lebih sebagai perkumpulan sosial-budaya.
 
=== Kiprah Politik ===
[[GambarBerkas:Otista.jpg|thumb|left|150px|Oto Iskandar di Nata, Si Jalak Harupat]]
Seiring dengan keinginan untuk mengadakan perbaikan dalam bidang sosial dan [[ekonomi]], Paguyuban Pasundan merasa perlu untuk turut berkecimpung dalam bidang politik untuk mencapai tujuan-tujuannya. Untuk itu, sejak tahun [[1919]], seiring dengan dibentuknya ''[[Volksraad]]'', dilakukan upaya untuk mendudukkan wakilnya di lembaga tersebut. Selanjutnya dengan surat keputusan nomor 72, tanggal [[13 Juni]] [[1919]], pemerintah juga mengesahkan Paguyuban Pasundan sebagai perkumpulan politik.
 
Baris 43:
Kegiatan dalam bidang politik semakin kuat saat kepemimpinan [[Oto Iskandar di Nata]], yang dijuluki “[[Si Jalak Harupat]]”, seorang kelahiran [[Bojongsoang, Bandung]] tanggal [[31 Maret]] [[1897]]. Selain menjadi ketua Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, ia juga menjadi wakil organisasi tersebut di [[Volksraad]] mulai tahun [[1931]] sampai [[1942]].
 
=== Bidang Pendidikan ===
Sesuai dengan yang tercantum dalam anggaran dasarnya, salah satu jalan yang ditempuh Paguyuban Pasundan dalam mencapai cita-citanya adalah melalui jalur pendidikan dan pengajaran. Upaya pendirian [[sekolah]] dimulai dengan mendirikan [[Hollandsch-Inlandsche School|''Hollandsch-Inlandsche School'' (HIS)]] Pasoendan di [[Tasikmalaya]] pada tahun [[1922]], diikuti pendirian [[MULO|''Meer Uitgebreid Lager Onderwijs'' (MULO)]] Pasoendan, juga di Tasikmalaya, yang medapat bantuan dari pemerintah. Sekolah-sekolah lain terus didirikan, hingga tahun [[1941]] telah ada 51 sekolah dengan 296 orang [[guru]]. Kebanyakan ada di Bandung dan Tasikmalaya, yaitu masing-masing tujuh buah. Sisanya tersebar di 34 tempat lainnya di seantero Jawa Barat.
 
Baris 50:
Pendidikan bagi masyarakat umum, diwujudkan dengan diterbitkannya sembilan [[media massa]] selama periode [[1914]]-[[1942]]. Salah satunya yang terbesar adalah [[suratkabar]] ''[[Sipatahoenan]]'' yang menjadi corong Paguyuban Pasundan. Semula suratkabar ini diterbitkan Paguyuban Pasundan di Tasikmalaya mulai tahun [[1923]]. Pimpinan redaksi pertamanya adalah [[Soetisna Sendjaya]]. Awalnya suratkabar ini terbit seminggu sekali. Namun setelah kepengurusannya diambil alih oleh Pengurus Besar Paguyuban Pasundan tahun [[1931]], ''Sipatahoenan'' bisa terbit harian. Kantornya dipindahkan ke Bandung, tepatnya di Kaca-kaca Wetan, sebelum kemudian pindah ke Banceuy, dan akhirnya di Dalem Kaum.
 
=== Bidang Ekonomi ===
Dalam bidang ekonomi, Paguyuban Pasundan dalam kongresnya yang ke 19 di Tasikmalaya tahun [[1934]], mendirikan [[Centrale Bank Pasundan]], yang berbentuk N. V., dengan pemimpinnya Iyos Wiriaatmadja. Pusatnya berada di Jakarta, sedang di daerah-daerah berdiri cabang-cabangnya.
 
Baris 57:
Dalam Kongres Paguyuban Pasundan ke 23 di Sukabumi, didirikan badan yang mengelola permasalahan ekonomi yang disebut Bale Ekonomi Pasundan. Pemimpin bale tersebut adalah Raden Soedarna Soeradiredja, yang juga merangkap sebagai Wakil Ketua P. B. Paguyuban Pasundan dan Direktur ''Centrale Bank Pasundan''.
 
=== Kepemudaan dan Pemberdayaan Perempuan ===
Untuk mengurus masalah pemberdayaan perempuan, di dalam Paguyuban Pasundan didirikan Pasundan Istri (PASI). Sedangkan dalam kepemudaan, pada bulan [[Desember]] [[1934]] didirikan JOP (Jeugd Organisatie Pasoendan) dengan ketuanya yang pertama R. Adil Poeradiredja. Dalam kongresnya yang pertama tahun [[1935]] kepanjangan JOP diganti menjadi “Jasana Obor Pasundan”.
 
Saat suhu politik memanas menjelang [[Perang Pasifik]], didirikan “JOP Brigade” untuk menangkal kejadian-kejadian yang tidak dikehendaki. Beberapa tokoh, diantaranya [[Abdul Haris Nasution|Jenderal A. H. Nasution]] turut menyokong, seperti dengan membantu latihan baris berbaris bagi JOP Brigade.
 
=== Masa Penjajahan Jepang ===
Dari tahun [[1943]] sampai dengan [[1945]], kegiatan politik berbagai perkumpulan di Indonesia, termasuk Paguyuban Pasundan dibekukan oleh penjajah dari [[Jepang]]. ''Sipatahoenan'' juga turut dibredel dan sebagai gantinya diterbitkan suratkabar [[Tjahaja]] yang dikendalikan Jepang. Namun demikian kegiatan paguyuban dalam bidang lainnya seperti pendidikan, [[kesenian]], dan sosial masih diperbolehkan dan bisa terus berjalan.
 
== Kiprah di Masa Kemerdekaan ==
=== Masa Revolusi Kemerdekaan ===
Setelah pendudukan Jepang berakhir, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan maklumat nomor X tanggal [[3 November]] [[1945]] tentang pembentukan [[partai politik|partai-partai politik]]. Berdirinya partai-partai politik oleh Pemerintah Republik Indonesia dipandang sebagai partisipasi aktif dari kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara serta dapat memperkuat perjuangan bangsa mempertahankan [[Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan]]. Keluarnya maklumat tersebut menyebabkan partai-partai di Indonesia hidup kembali seperti [[Partai Nasional Indonesia|Partai Nasional Indonesia (PNI)]], [[Masyumi|Partai Islam Masyumi]], [[Partai Buruh Indonesia]], [[Partai Rakyat Sosialis]], dan sebagainya. Paguyuban Pasundan saat itu tidak langsung aktif kembali. Hal ini terutama disebabkan karena R. Oto Iskandar di Nata, yang dianggap sebagai figur yang dapat memimpin kembali Paguyuban Pasundan, hilang secara misterius bersama beberapa tokoh kemerdekaan lainnya.
 
Baris 73:
Dalam kongres Paguyuban Pasundan tanggal [[29 Januari|29]]-[[31 Januari]] [[1949]] di Bandung, diputuskan untuk mengubah nama Paguyuban Pasundan menjadi [[Partai Kebangsaan Indonesia]] (PARKI) dengan maksud untuk memperluas perjuangan di bidang politik. Partai tersebut kemudian mengikuti [[pemilihan umum]] pertama Republik Indonesia pada tahun [[1955]]. Namun suara yang didapat dalam pemilu tersebut sangat minim. Kekalahan tersebut menimbulkan perpecahan di tubuh PARKI. Akhirnya melalui [[referendum]] dalam kongres luar biasa PARKI tanggal [[29 November]] [[1959]], partai tersebut memutuskan untuk mengubah namanya kembali menjadi Paguyuban Pasundan.
 
=== Paguyuban Pasundan Sekarang ===
[[GambarBerkas:KampusUnpas1.jpg|thumb|150px|Gedung Universitas Pasundan di Jalan Tamansari 6-8]]
Setelah kekalahan dalam pemilu tersebut, kegiatan Paguyuban Pasundan lebih didominasi oleh aktivitas dalam bidang pendidikan dan sosial-budaya. Salah satu tonggak perjuangannya dalam bidang pendidikan adalah dengan didirikannya [[Universitas Pasundan]] di Bandung pada hari [[Senin]] tanggal [[14 November]] [[1960]].
 
Baris 85:
* [[STIE Pasundan|Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pasundan]], didirikan tanggal [[18 Januari]] [[1988]] di Bandung.
 
[[GambarBerkas:A_Sapei.jpg|thumb|150px|H. A. Syafe'i Ketua PB Paguyuban Pasundan]]
Dalam kepengurusan, Kongres Paguyuban Pasundan tanggal [[19 Juli]] [[2005]] telah memilih pengurus untuk periode [[2005]]-[[2009]], yaitu: [[Ahmad Syafe'i|H. A. Syafe'i]] sebagai Pupuhu (Ketua) Pengurus Besar Paguyuban Pasundan dan [[M. Didi Turmudzi|Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi]] sebagai Sekretaris Jenderal. Sedangkan [[Ginandjar Kartasasmita|Prof. Dr. Ir. Ginandjar Kartasasmita]] terpilih menjadi Ketua Dewan Pangaping. Juga diangkat Dewan Pakar sebagai berikut:
{| class=prettytable
Baris 132:
Sekarang urusan pendidikan di Paguyuban Pasundan ditangani oleh dua yayasan sesuai dengan jenjangnya, yaitu Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan dengan ketuanya Prof. Dr. H. Idrus Affandi S.H. dan Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah Pasundan dengan ketuanya R. H. Tata Gautama Suryawan.
 
== Referensi ==
* [[Edi Suhardi Ekajati|Ekajati, E. S]]. 2004. ''Kebangkitan Kembali Orang Sunda: Kasus Paguyuban Pasundan, 1913-1918''. Bandung: Pusat Studi Sunda bekerjasama dengan Kiblat.
* Suharto. 2002. ''Pagoejoeban Pasoendan 1927-1942: Profil Pergerakan Etno-Nasionalis''. Bandung: Satya Historika.
* ''Peran Intelektual di Paguyuban Pasundan''. Harian [[Kompas (surat kabar)|Kompas]] Selasa, 13 Maret 2007.
 
== Pranala Luar ==
* {{id}} [http://www.ypt-pasundan.org/ Situs Resmi Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan]
* {{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0703/13/Jabar/11136.htm Paguyuban Pasundan Bukan Etnik, Tetapi Kultural].