Nila (Ramayana): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 13:
Selama masa petualangan mencari [[Sita]], Nila berperan penting, terutama dalam pembangunan jembatan Situbanda karena struktur jembatan tersebut dirancang oleh Nila. Dalam pertempuran besar di [[Alengka]], Nila bersama para [[wanara]] yang lain bertarung mengalahkan para [[rakshasa]]. Saat Nila berhadapan dengan [[Prahasta]] yang menggunakan senjata [[gada]] besi, pertarungan berlangsung dengan sengit karena keduanya sama-sama sakti. Akhirnya Nila mengangkat sebuah batu yang besar sekali. Batu tersebut kemudian dijatuhkan di atas kepala Prahasta sehingga rakshasa tersebut tewas seketika.
 
== Nila dalam pewayangan Jawa ==
[[GambarBerkas:Anila.jpg|thumb|left|Tokoh Nila dalam versi pewayangan Jawa.]]
Saat [[Hanoman]] menghadap [[Batara Guru]] untuk diakui sebagai putranya, [[Narada|Batara Narada]] tertawa sambil menyindir Batara Guru. Batara Guru yang merasa disindir kemudian mengambil daun nila (''sawo kecik'') dan dilempar ke punggung Batara Narada. Daun nila tersebut menjadi seekor kera berbadan pendek dan berbulu biru tua yang menempel di punggung Batara Narada. Saat itu Batara Narada yang sangat benci terhadap kera meminta ampun kepada [[Batara Guru]] agar kera tersebut lepas dari punggungnya. Kemudian Batara Guru memberi tahu cara melepaskan kera itu dari punggung Batara Narada, yaitu dengan mengakui kera tersebut menjadi anaknya. Akhirnya Batara Narada mau mengakui kera tersebut sebagai putranya.
 
Baris 21:
Kapi Anila menjadi pahlawan setelah berhasil membunuh [[Prahasta|Patih Prahasta]] (patihnya [[Rahwana|Dasamuka]]) dari [[Alengka]] dengan cara mengadu kepalanya dengan tugu batu yang ada di perbatasan negeri Alengka (tugu tersebut adalah pujaan Dewi Indrardi yang terkutuk pada peristiwa Cupu Manik). Selain itu, Anila membebaskan Dewi Indrardi dari kutukannya.
 
== Lihat pula ==
* [[Wanara]]