95 dalil Luther: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 36:
== Tujuan Luther ==
[[Berkas:Luther95theses.jpg|thumb|Gambar Luther sedang memasangkan 95 dalilnya di pintu Gereja Wittenburg pada [[1517]], karya [[Ferdinand Pauwels]].]]
Dalil-dalil tersebut ditulis sebagai wadah argumen dalam [[persengketaan]] akademik resmi,{{sfn|Brecht|1985|pp=199–200}} meskipun tak ada bukti bahwa hal tersebut dilakukan.{{sfn|Leppin|Wengert|2015|p=388}} Dalam menampilkan dalil-dalil tersebut, Luther mengundang para cendekiawan yang berminat dari kota-kota lainnya untuk ikut serta. Mengadakan debat semacam itu adalah hak Luther sebagai seorang doktor, dan bukanlah hal tak lazim dalam ranah akademik.{{sfn|Brecht|1985|pp=199–200}} Luther menyiapkan dua puluh set dalil untuk dipersengketakan di Wittenberg antara 1516 dan 1521.{{sfn|Hendrix|2015|p=61}} [[Andreas Karlstadt]] telah menuliskan sebuah set dari dalil-dalil tersebut pada April 1517, dan menjadi lebih radikal dalam hal teologi ketimbang Luther. Ia memasangkannya pada Gereja Seluruh Orang Kudus, yang Luther anggap menyelesaikan dalil-dalilnya. Karlstadt memasangkan dalil-dalil tersebut dimana relik-relik gereja diletakkan di tempat penyimpanan, dan hal ini dianggap sebagai tindakan provokatif. Secara bersamaan, Luther menempelkanmemasangkan dalil-dalilnya pada malam [[Hari Seluruh Orang Kudus]], hari paling penting pada tahun tersebut karena relik-relik ditampilkan di Gereja Seluruh Orang Kudus.{{sfn|McGrath|2011|pp=23–24}}
 
Dalil-dalil Luther bertujuan untuk memulai perdebatan di kalangan akademisi, bukannya revolusi populer,{{sfn|Hendrix|2015|p=61}} namun terdapat tanda-tanda bahwa ia memandang tindakannya bernubuat dan menonjol. Pada masa itu, ia mulai menggunakan nama "Luther" dan terkadang "Eleutherius", kata Yunani untuk "bebas", ketimbang "Luder". Hal ini dipandang untuk menyatakan bahwa ia bebas dari teologi cendekiawan yang ia tentang pada tahun tersebut.{{sfn|Lohse|1999|p=101}} Luther kemudian mengklaim bahwa tidak menepis kemungkinan bahwa dalil-dalil tersebut akan disebarluaskan. [[Elizabeth Eisenstein]] berpendapat bahwa kejutan klaimnya pada kesuksesan mereka merupakan keputusan sendiri dan Hans Hillerbrand mengklaim bahwa Luther berniat untuk menimbulkan kontroversi besar.{{sfn|Cummings|2002|p=32}} Dari masa ke masa, Luther memandang penggunaan pemikiran akademik dari dalil-dalilnya sebagai sebuah sampul yang memperbolehkannya untuk menyerang keyakinan-keyakinan yang ada meskipun menyangkal bahwa ia berniat menyerang ajaran gereja. Meskipun menulis sebuah set dari dalil-dalil tersebut demi persengketaan yang belum tentu sesuai bagi pengarang pandangan-pandangan tersebut, Luther menyangkal bahwa ia memegang gagasan paling teguh terhadap dalil-dalil tersebut.{{sfn|Cummings|2002|p=35}}