Magnitudo semu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 3:
Istilah magnitudo sebagai skala kecerahan bintang muncul lebih dari 2000 tahun yang lampau. [[Hipparchus]], seorang [[astronom]] [[Yunani]], membagi bintang-bintang yang dapat dilihat dengan mata telanjang ke dalam 6 kelas kecerlangan. Ia membuat sebuah [[katalog]] yang berisi daftar lebih dari 1000 bintang dan mengurutkan berdasarkan “magnitudo”-nya dari satu hingga enam, dari yang paling cerlang hingga yang paling redup. Pada tahun [[180-an]], [[Claudius Ptolemaeus]] memperluas pekerjaan Hipparchus, dan sejak saat itu sistem magnitudo menjadi bagian dari tradisi [[astronomi]]. Pada [[1856]], [[Norman Robert Pogson]] meng-konfirmasi penemuan terdahulu [[John Herschel]] bahwa bintang bermagnitudo 1 menghasilkan kira-kira 100 kali [[fluks]] [[cahaya]] daripada bintang bermagnitudo 6. Sistem magnitudo dibuat dengan mendasarkan diri pada [[mata]] manusia yang memiliki respon tidak linear terhadap [[cahaya]]. Mata dirancang untuk menahan perbedaan dalam kecerlangan. Ini adalah keistimewaan mata yang membuatnya dapat berpindah dari ruang gelap ke tempat yang terang tanpa mengalami kerusakan. [[Kamera]] elektronik, yang memiliki respon linear, tidak dapat melakukan hal itu tanpa langkah-langkah pencegahan terlebih dahulu. Ciri-ciri yang sama juga yang membuat mata merupakan pemilah yang buruk bagi perbedaan kecil kecerlangan sementara sebaliknya kamera elektronik ([[CCD]]) adalah pemilah yang baik. Pogson memutuskan untuk mendefinisikan kembali skala magnitudo sehingga perbedaan lima magnitudo merupakan faktor yang tepat 100 dalam fluks cahaya. Jadi rasio fluks cahaya untuk perbedaan satu magnitudo adalah 100<sup>1/5</sup> atau 10<sup>2/5</sup> atau 2,512. Rasio fluks untuk perbedaan 2 magnitudo adalah (10<sup>2/5</sup>)<sup>2</sup>, perbedaan 3 magnitudo adalah (10<sup>2/5</sup>)<sup>3</sup> dan seterusnya. Definisi ini sering disebut sebagai [[skala Pogson]].
 
Karena banyaknya cahaya yang diterima bergantung pada ketebalan dari [[atmosfer]] pada garis pengamatan ke objek, maka magnitudo nampak adalah nilai yang sudah dinormalkan pada nilai yang akan dimiliki di luar atmosfer. Semakin redup suatu objek, semakin tinggi magnitudo tampaknya. Perlu diingat bahwa kecerahan yang tampak tidaklah sama dengan kecerahan sebenarnya &mdash; suatu objek yang sangat cerah dapat terlihat cukup redup jika objek ini cukup jauh.
 
[[Magnitudo absolut]], ''M'', dari suatu benda, adalah magnitudo tampak yang dimiliki apabila benda itu berada 10 [[parsec]] jauhnya.
Baris 13:
! Benda langit
|-
| &minus;26−26.8 || [[Matahari]]
|-
| &minus;12−12.6 || [[Bulan]] purnama
|-
| &minus;4−4.4
| Kecerahan maksimum [[Venus]]
|-
| &minus;2−2.8
| Kecerahan maksimum [[Mars]]
|-
| &minus;1−1.5 || Bintang tercerah: [[Sirius]]
|-
| &minus;0−0.7 || Bintang tercerah kedua: [[Canopus]]
|-
| 0