Teologi Katolik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis, (-kemanusian +kemanusiaan, -manusi +manusia)
Baris 56:
1. Kesaksian dalam Kitab Suci
 
:Dalam Injil Mat 1-2; 13:35; Mrk 6:3; Luk 1:2. Pada teks lain dihadirkan seorang wanita tanpa menyebutkan nama wanita itu sebagai ibu Yesus (dalam Mrk 2:31; Luk 8:19; Yoh 2:1 dan Yoh 19:25. Mengenai Mat 1-2 dan Luk 1-2, para ahli berpendapat bahwa kedua bagian tersebut bukanlah laporan histories melainkan pewartaan Injil tentang Yesus Kristus. Dalam kedua teks tersebut, Maria ditampilkan sebagai ibu Yesus dalam kerangka pewartaan. Pernyataan Maria sebagai Ibu Yesus tidak ditampilkan dalam Kitab Suci. Tidak dipergunakan ungkapan itu, tidak berarti bahwa makna ungkapan Bunda Allah tidak terdapat dalam Kitab Suci melainkan ungkapan itu senantisa menunjuk pada pribadi Maria sebagai Ibu Yesus dan Bunda Allah (Lih Kis 1:14; Mrk 3:3 dan Yoh 2:1-5). Sebutan Maria sebagai Bunda allah, hal ini mau mengungkapkan kesatuan yang tak terceraikan antara keilahian dan kemanusiankemanusiaan dalam diri Yesus. Tak seorang pun dapat mengerti tentang pribadi Yesus dengan memisahkan kodratNya dari pribadiNya. Malalui misteri cinta yang maha besar, misteri inkarnasi, Allah memberikan tempat istimewa pada Maria. Maria diangkat sebagai Bunda Allah dan tugasnya sebagai Bunda Allah tidak dapat disejajarkan dengan tugas ibu mana pun. Hal ini menunjukkan keistimewaan Maria dan sekaligus menampilkan rahasia rahmat Allah pada diri Maria.
 
:Perjanjian baru menggambarkan Yesus sebagai seorang Yahudi. Dikatakan bahwa Dia berasal dari kalangan orang Nasareth (Mrk 10:47;14:46; Luk 18:37; 24:19; Yoh 18:5; Kis 10:38; 26:9). Ibu Yesus juga seorang keturunan Yahudi yang bertempat tinggal di Nasareth (Mrk 6:3). Fakta yang ditunjukkan oleh PB bahwa Maria adalah ibu Yesus tidak dapat disangkal kebenarannya. Kebenaran ini ada kaitannya dengan paham teologis yang diseruhkan oleh Paulus: Setiap genap waktunya maka Allah mengutus anakNya yang lahir dari seorang wanita (Gal 4:4). Teks ini tidak langsung berbicara tentang ibu Yesus, tetapi berkat ketaatan wanita itulah maka Yesus lahir sebagai seorang manusia. Relasi antara wanita dengan Yesus sungguh unik dan khas. Karena intensitas seperti ini mampu menghubungman atau mampu menjadikan Maria sebagai Ibu Yesus yang penuh iman kepada Allah. Selain itu kerelaan Maria merupakan tanda partisipasi dan penghadiran karya keselamatan Allah. Seluruh PB dengan jelas dan tegas mewartakan iman akan Yesus sebagai Putera Allah. Yesus yang dikandung dari Roh Kudus dan dilahirkan oleh perawan Maria sungguh benar putera Allah yang kekal, Pribadi kedua dari tritunggal Mahakudus. Yesus adalah Allah yang menginkarnasikan diri lewat kelahiran dari kandungan seorang perawan tak bernoda yang bernama Maria. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perawan maria adalah Bunda Allah. Maria merupakan Bunda Putera Allah yang juga menjadi putri Allah Bapa yang terkasih serta sebagai kenisah Roh Kudus yang menandakan kesucian diri Maria di hadapan Allah (LG No.53).
Baris 62:
2. Rumusan Konsili-Konsili tentang Perawan Maria sebagai Bunda Allah
:* Konsili Nikea (325) Menegaskan bahwa Yesus Kristus, Anak Allah adalah Sabda Allah yang kekal, Putera Allah yang sehakekat dengan Allah Bapa. Dalam perumusan ini terkadung konsep Mariologi. Putera Allah yang sungguh-sungguh Allah oleh karena sehakekat dengan Allah Bapa telah menjadi manusia, (daging). Dalam inkarnasi ini, hakikat Allah dan manusia ini menjadi satu kesatuan yang tak terceraikan, [Konsili Efesus 431 dan Khalsedon 451. Yesus benar-benar Allah, sehingga dengan demikian Maria sebagai Ibu Yesus juga menjadi Bunda Allah. Paham tentang Mariasebagai BUNDA ALLAH sejak awal abad IV mulai disebut dan diyakni sebagai theo-tokos, Dei-genetrix, yang berarti yang melahirkan Allah.
:* Konsili Efesus 431 Menyatakan gelar Theo-tokos, Dei Genetrix sebagai Dogma. Alasan yang melatarbelakangi lahirnya pandangan ini adalah penolakan Nestorius terhadap gelar tersebut. Nestorius mengatakan bahwa dalam diri Yesus ada dua subyek, yakni firman Allah dan manusia Yesus. Maria hanyalah ibu dari kemanusiankemanusiaan diri Yesus. Gelar yang tepat dikenakan kepada Maria adalah anthropo-tokos, yang melahirkan manusia. Untuk mempertahankan kesatuan subyek pada diri Yesus, maka konsili Efesus menetapkan Maria sebagai Theo-tokos, Dei genetrix, Bunda Allah.
:* Konsili Kalkedon 451 Mermuskan bahwa putra yang suci dan sama, Tuhan kita Yesus Kristus; kesempurnaan yang sama dalam Allah dan di dalam kodrat manusia; Allah yang benar dan manusia yang benar, sungguh berasal dari Bapa dan sebelum segala masa seturut keilahian. Namun dalam masa tertentu lahir dari perawan Mamria, Bunda Allah menurut daging. Dokumen konsili Kalkedon ini sering menyebabkan salah penginterpretasian. Untuk itu maka
:* konsili Konstantinopel (553) berusaha meluruskan rumusan dari konsili Kalkedon tersebut. Perumusan yang dihasilkan oleh konsili konstantinopel adalah bahwa Maria sungguh-sungguh dan nyata-nyata Bunda Allah karena Allah Putera, (sabda) berasal dari Allah Bapa sebelum segala abad. Putera dilahirkan dalam kemanusiaan (daging) Maria. Konsili Konstantinopel III (680-683) kembali menegaskan bahwa Yesus Kristus dikandung dari Roh Kudus dalam diri Perawan Maria yang sungguh-sungguh dan benar-benar Bunda Allah.