Hikayat Siti Mariah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ciko (bicara | kontrib)
k - stub
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 3:
Buku ini karangan Hadji Moekti. Tidak diketahui siapa sebenarnya Haji Moekti, tidak diketahui juga apakah nama samaran atau nama sesungguhnya.
 
Hikayat Siti Mariah menduduki posisi yang cukup penting bagi sejarah perkembangan sastra pra-Indonesia karena merupakan satu-satunya karya sastra pra-Indonesia pada zaman tanam paksa (''[[cultuur stelsel]]'') antara tahun [[1830]]-[[1890]]. Seperti yang tercantum dalam sampul buku tersebut yang berbunyi: "''satu-satunya roman kurun ’tanam paksa’ 1830-1890''".
 
Bahasa yang digunakan adalah [[bahasa Melayu]] [[linguafranca]]. Pada masa itu atau saat Pemerintah Kolonial [[Hindia Belanda]] menjalankan [[politik etis]], perkembangan sastra ditandai dengan adanya penggolongan sastra, yakni sastra yang "diakui" kekuasaan dan yang "tidak diakui" kekuasaan. Sastra dalam bahasa Melayu linguafranca masuk dalam kategori yang "tidak diakui" kekuasaan, akibatnya sastra tersebut dianggap sebagai sastra rendahan, bahkan Melayu linguafranca sering disebut sebagai Melayu pasar atau Melayu rendah
Baris 9:
Pertama kali diterbitkan dalam bentuk cerita bersambung di surat kabar ''[[Medan Prijaji]]'' yang dipimpin RM [[Tirto Adhi Soerjo]] di [[Bandung]] antara tahun [[1910]]-[[1912]]. Kemudian masih dalam bentuk cerita bersambung, kurang lebih 50 tahun kemudian ''Lentera'' menerbitkannya kembali antara kurun waktu tahun [[1962]]-[[1965]] dengan editor Piet Santoso Istanto. Diterbitkan kembali dalam bentuk buku oleh [[Hasta Mitra]] pada [[1987]], dengan editor [[Pramoedya Ananta Toer]].
 
== Pelarangan ==
Hikayat Siti Mariah diterbitkan kembali oleh [[Hasta Mitra]] dalam bentuk buku tahun [[1987]]. Saat itu pada masa [[Orde Baru]], tahun [[1988]], buku ''Hikayat Siti Mariah'' bersama buku ''Gadis Pantai'' karya Pramoedya, dilarang peredarannya oleh [[Kejaksaan Agung]] berdasarkan Surat Keputusan Kejaksaan Agung Nomor Kep-081/J.A/8/1988.
 
Pada tanggal [[28 Agustus]] tahun [[2000]] berdasarkan Surat Keputusan Jaksa Agung Nomor Kep-223/J.A/08/2000 mencabut pelarangan peredaran buku- buku karangan Pramoedya, termasuk di dalamnya buku Hikayat Siti Mariah. Tahun [[2003]] Hikayat Siti Mariah kembali diterbitkan oleh Penerbit [[Lentera Dipantara]].
 
== Sinopis ==
{{Spoiler}}
''Hikayat Siti Mariah'' adalah sebuah hikayat dalam arti sesungguhnya, yakni sebuah cerita petualangan yang hebat dari tokoh-tokoh utamanya yang di dalamnya juga terkandung kejadian-kejadian supernatural.
Baris 27:
Namun, kebahagiaan Mariah ternyata tidak berlangsung lama. Kehidupan rumah tangganya terusik lantaran pengaruh Nyonya van Holstein, pemilik pabrik gula tempat Dam bekerja. Dengan segala cara, termasuk dengan menggunakan jasa dukun, Nyonya van Holstein mempengaruhi Henry Dam untuk menjauhi Siti Mariah sehingga Henry Dam dapat menikahi putrinya Nona Lucie. Usaha tersebut berhasil, Mariah dipaksa keluar dari kehidupan Dam dan ia pun harus berpisah dengan anaknya, Ari. Setelah sempat kabur dari rumah keluarganya, menyamar jadi jongos dan menjadi Nyonya Esobier, Siti Mariah akhirnya dipertemukan kembali dengan Henry Dam dan anaknya, Sinyo Ari, berkat bantuan Sondari. Seperti juga dengan hikayat-hikayat lain, sang tokoh cerita akan memperoleh kemenangan setelah melewati petualangan yang hebat.
 
== Pranala luar ==
*{{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0308/16/pustaka/493021.htm Roman Pernyaian di Zaman Kolonial]
 
[[categoryKategori:Sastra Indonesia]]
[[categoryKategori:Pramoedya Ananta Toer]]