Theravāda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-seksama +saksama); perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 14:
 
=== Perpindahan ke Sri Lanka ===
Menurut cendekiawan agama Buddha A.K. Warder, Theravāda
:...menyebar dengan cepat ke selatan dari Avanti ke Maharastra dan Andhra dan turun ke negara Chola (Kanchi), serta Sri Lanka. Untuk beberapa waktu aliran ini bertahan di Avanti serta di wilayah-wilayah baru yang telah didudukinya, namun secara bertahap aliran ini cenderung berkumpul kembali di selatan, Wihara Agung (Mahavihara) di Anuradhapura, ibukota kuno Sri Lanka, menjadi pusat utama tradisinya, Kanchi sebagai pusat sekunder dan daerah-daerah utara tampaknya menyerah ke aliran lain.<ref>Warder 2000, hal. 278.</ref>
 
Baris 102:
# '''Dukkha'''; Duka atau Penderitaan. Dukkha bisa diklasifikasikan secara lebih luas menjadi tiga kategori. Pertama, penderitaan yang melekat, atau penderitaan yang dialami seseorang dalam semua kegiatan duniawi, apa yang diderita seseorang dalam kehidupan sehari-hari: kelahiran, penuaan, penyakit, kematian, kesedihan dan sebagainya. Singkatnya, semua yang seseorang rasakan, mulai dari pemisahan pada kelengkapan “kasih-sayang”, dan/atau berhubungan dengan “kebencian”, dimasukkan ke dalam istilah ini. Kelas kedua dari penderitaan, disebut sebagai ''Penderitaan karena Perubahan'', menyiratkan bahwa banyak hal menjadikan seseorang menderita karena ia melekatkan dirinya ke keadaan sesaat yang dianggap “baik”; ketika keadaan itu berubah, maka hal itu menjadi penyebab timbulnya penderitaan. Kelas yang ketiga, disebut ''Sankhara Dukkha'', merupakan ''dukkha'' yang paling halus. Makhluk menderita hanya karena tidak menyadari bahwa mereka hanya merupakan himpunan identitas yang tak pasti dan tak ajeg.
# '''Dukkha Samudaya'''; Sebab Penderitaan. Pengidaman, yang membawa pada Kelekatan dan Keterikatan, merupakan penyebab penderitaan. Secara formal, ini disebut sebagai ''Tanha''. Tanha ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga dorongan naluriah. ''Kama Tanha'' merupakan Pengidaman terhadap setiap objek indria yang menyenangkan (yang melibatkan penglihatan, suara, sentuhan, rasa, bau dan perseptif-perseptif mental). ''Bhava Tanha'' merupakan Pengidaman terhadap kelekatan pada proses-proses berkelanjutan, yang muncul dalam berbagai bentuk, termasuk kerinduan terhadap eksistensi. ''Vibhava Tanha'' merupakan Pengidaman untuk lepas dari suatu proses, yang mencakup non-keberadaan dan yang menyebabkan kerinduan terhadap pemusnahan-diri.
# '''Dukkha Nirodha'''; Berakhirnya Penderitaan. Seseorang tidak mungkin mengatur seluruh dunia menurut seleranya guna menghilangkan penderitaan dan berharap bahwa hal itu akan tetap demikian selamanya. Ini akan melanggar prinsip utama Perubahan. Sebaliknya, seseorang menyesuaikan pikiran yang dimilikinya melalui keterlepasan sehingga Perubahan tersebut, dalam bentuk apapun, tidak berpengaruh pada ketenangan pikirannya. Secara singkat dikatakan, Kebenaran Mulia ketiga menyiratkan bahwa penghapusan terhadap penyebab (pengidaman) menghilangkan hasil (penderitaan). Hal ini disiratkan dalam kutipan kitab suci oleh Sang Buddha, ‘Apa pun yang bisa berasal dari suatu sebab, harus dihilangkan dengan penghapusan penyebab tersebut’.
# '''Dukkha Nirodha Gamini Patipada'''; Cara Menghentikan Penderitaan. ''Dukkha Nirodha Gamini Patipada'' (jalan untuk bebas dari penderitaan): Ini merupakan [[Jalan Utama Berunsur Delapan|Jalan Mulia Beruas Delapan]] menuju kebebasan atau [[Nirwana]]. Jalan ini secara kasar dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai ''right view (''pandangan benar), ''right intention ''(tujuan benar), ''right speech ''(ucapan benar), ''right action'' (perbuatan benar), ''right livelihood'' (mata pencaharian benar), ''right effort'' (usaha benar), ''right mindfulness'' ''(''perhatian benar), dan ''right concentration'' (konsentrasi benar).
 
Baris 131:
{{main|Jalan Utama Berunsur Delapan}}
 
Dalam Sutta Pitaka jalan menuju pembebasan digambarkan oleh Jalan Mulia Berunsur Delapan:
:Sang Begawan Berkata, “Sekarang apakah, para bhikkhu, Jalan Mulia Berunsur Delapan itu? Pandangan benar, ketetapan hati benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, usaha benar, perhatian benar, konsentrasi benar.<ref>[http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn45/sn45.008.than.html Magga-vibhanga Sutta: ''An Analysis of the Path'']</ref>
 
Jalan Utama Berunsur Delapan seringkali dibagi menjadi tiga bagian:
* '''Kebijaksanaan''' ([[Pali]]:Pañña ; [[Sanskerta]]:prajñā)
<ol>
<li> Pengertian Benar (''sammä-ditthi'')
<li> Pikiran Benar (''sammä-sankappa'')</li>
Baris 142:
 
* '''Kemoralan''' ([[Pali]]: [[Sila|Sīla]])
<ol start="3">
<li> Ucapan Benar (''sammä-väcä'')
<li> Perbuatan Benar (''sammä-kammanta'')
Baris 194:
Melalui pelatihan dan pembelajaran, pengikut mazhab Theravada dapat mencapai salah satu dari empat tingkat pencerahan:
# '''[[Sotapanna|Pemasuk Arus]]''' - Mereka yang telah mematahkan ketiga belenggu (Pandangan salah tentang Aku, keraguan, kemelekatan terhadap peraturan dan ritual) tidak akan terlahirkan kembali ke dalam keadaan atau kelahiran (sebagai binatang, preta, atau di neraka). Ia hanya dapat dilahirkan sebagai manusia atau di surga. Mereka paling tidak akan dilahirkan sebanyak tujuh kali sebelum mencapai pencerahan.
# '''[[Sakadagami|Kembali Sekali]]''' - Mereka yang telah melenyapkan ketiga belenggu utama dan melemahkan belenggu akan nafsu indria dan dendam atau dengki, akan kembali ke alam manusia satu kali lagi sebelum mencapai Nirwana dalam kehidupan tersebut.
# '''[[Anagami|Tidak Kembali]]''' - Mereka yang telah melenyapkan kelima belenggu, yang mengikat mahluk hidup pada alam perasaan. Seorang "Tidak-Kembali" (Anagami) tidak akan kembali ke dalam alam manusia setelah meninggal dunia, mereka akan terlahirkan kembali di alam yang lebih tinggi guna mencapai Nirwana.
# '''[[Arahat]]''' - Mereka yang telah mencapai Pencerahan, mengalami Nirwana, dan telah mencapai keadaaan akan tanpa kematian, terbebas dari segala bentuk kekotoran batin yang tersisa. Kebodohan, kegemaran dan keterikatan mereka tidak ada lagi. Mencapai tingkat Arahat digambarkan pada naskah terdahulu sebagai tujuan kehidupan biara.