Pieter Erberveld: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
[[FileBerkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Gedenkteken voor de verrader Piter Erberfelt aan de Jacatraweg te Batavia. TMnr 60005480.jpg|thumb|300px|Tugu peringatan Pieter Erberveld di sekitar tahun 1885]]
[[Berkas:Pieter Eberveld.JPG|thumb|300px|[[Litografi]] tugu peringatan Pieter Erberveld (1888-1889)]]
'''Pieter Erberveld''' (juga '''Pieter Erberfeld''' atau '''Peter Elberfeld''', lahir [[Ceylon]], ???? - meninggal [[Batavia]], [[12 April]] [[1722]]) adalah seorang tokoh yang tercatat pernah dihukum mati oleh [[VOC]] pada tahun 1721 karena dianggap memimpin konspirasi dan sejumlah kekacauan yang bertujuan menentang kekuasaaan VOC.
 
Elberfeld adalah [[orang Indo]] [[Jerman]]-[[Siam]] namun kemudian bekerja di Batavia. Nama keluarganya menunjukkan bahwa keluarganya berasal dari Elberfeld, yang sekarang menjadi bagian dari kota [[Wuppertal]] (NRW), [[Jerman]]. Ayahnya datang ke Batavia sebagai penyamak kulit. Setelah ia diangkat sebagai anggota Heemraad untuk mengurusi kepemilikan tanah di daerah Ancol, ia menjadi tuan tanah. Kekayaan ini diwariskan kepada anaknya.
 
Menurut versi VOC, Elberfeld bersekongkol dengan beberapa pejabat [[Kesultanan Banten|Banten]] di Batavia untuk membunuhi orang Belanda pada suatu perayaan pesta. VOC juga menuduh ia bersekongkol dengan keturunan [[Untung Surapati|Surapati]] di Jawa bagian timur. Tidak diketahui motivasi Elberfeld sesungguhnya, apakah ia memang ingin membantu orang Banten (dipimpin [[Raden Kartadriya]]) menguasai kembali Batavia, atau ia memiliki rencana sendiri, apabila Belanda enyah dari sana, karena ia sakit hati atas perlakuan Gubernur Jenderal [[Johan van Hoorn]] yang telah menyita tanahnya.
 
Rencana pembunuhan ini bocor karena ada budak yang melapor ke VOC. Versi lain mengatakan, kalau Sultan Banten-lah yang membocorkan karena ia khawatir akan pengaruh Elberfeld dan Kartadriya yang akan merongrong kekuasaannya.
 
Godee Molsbergen, yang menulis tentang peristiwa itu, melihat banyak kejanggalan pada tuduhan yang dialamatkan VOC terhadap Elberfeld.
 
Ia dihukum mati bersama dengan Kartadriya dan 17 orang penduduk asli lainnya di halaman selatan Benteng Batavia, bukan di halaman Balai Kota. Pelaksanaan hukuman mati itu digambarkan sangat sadis, dilakukan dengan menarik kedua tangan dan kaki, masing-masing diikat pada seekor kuda. Akibatnya, tubuhnya terpotong. Hal ini dilakukan VOC untuk memberikan efek jera kepada penduduk agar tidak lagi mencoba-coba melakukan perlawanan pada mereka.
 
Tubuh Elberfeld dimakamkan di suatu sudut di [[Jalan Pangeran Jayakarta]], Jakarta sekarang dan di sana kemudian didirikan suatu tugu peringatan. Di tugu itu dipajang tengkorak Elberfeld yang ditusuk tombak dan di bawahnya terdapat prasasti. Saat kedatangan [[Jepang]] 1942, tugu itu dihancurkan namun prasastinya dapat diselamatkan. Replikanya kemudian didirikan kembali. Sejak tahun 1985 tugu itu kemudian dipindahkan ke Museum Prasasti Jakarta karena tempat tugu itu berdiri dijadikan ruang pamer mobil. Kampung tempat makam ini sekarang dinamakan ''Kampung Pecah Kulit'', konon karena kulit Elberfeld terkelupas akibat hukuman itu.