Penduduk Rass: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
'''Penduduk Rass''' ([[Bahasa Arab|Arab]]:<font size=4>أصحاب الرس</font>, '''Ashab ar-Rass''') adalah sebuah [[komunitas]] yang namanya disebutkan di dalam [[Al-Qur'an]], dalam [[Surah Al-Furqan|Surah Al-Furqaan]] 25:38 dan [[Surah Qaf|Surah Qaaf]] 50:12. Mereka dikisahkan sebagai kaum penyembah [[berhala]] yang bertempat tinggal dekat dengan [[telaga]], di dalam kisah lain disebutkan [[sungai]].
 
Dikatakan bahwa kaum ini pernah diutus seorang [[rasul]] bernama [[Hanzhalah|Hanzhalah bin Shafwan]]<ref>''[[Stories of the Prophets]]'', [[Ibnu Katsir]], Chapter XIII: ''Towns Destroyed By Divine Punishment''</ref><ref>Ta’wil ini bersumber dari Ibnu Basyar ia bercerita dari Abdurrahman, ia bercerita dari Sufyan dari Abu Bakar dari Ikrimah ia berkata : Rass adalah nama sebuah sumur dimana para kaumnya melemparkan nabi yang diutus. (Tafsir At Thobari 19/269-280, Ibnu Katsir 6/111, Atlas Alquran 125)</ref> yang kemudian dibunuh oleh penduduk Rass dengan cara ditenggelamkan, kemudian diutus kembali seorang rasul yang bernama [[Syu'aib]] untuk memperingati mereka.
 
== Etimologi ==
Secara harfiah ''Ashab'' (<font size=4>أصحاب</font>) memiliki arti "pemilik" dan kata ''Rass'' (<font size=4>الرس</font>) berarti [[sumur]] yang dilingkari bebatuan.<ref>Dictionary of Arabic to English meanings, ''Rass''</ref> Maka artinya adalah "Pemilik (telaga) Rass."
 
Mengenai hal ini, ada yang berpendapat, sebuah sumur tertentu yang menjadi milik kabilah [[Tsamud]] sehingga mereka dikenal dengan sebutan ''Ashab al-Rass.'' Sementara itu, [[Al-Bakari]] dalam kitabnya ''Al-Mujam,'' sebagaimana dikutip [[Sami bin Abdullah Al-Maghluts]] dalam bukunya [[Atlas Sejarah Nabi dan Rasul]], menyatakan, ''Al-Rass'' dengan baris ''[[fathah]]'' pada awalnya dan kemudian tasyid pada huruf ''[[Syin]]'' memiliki makna ''Al-Bir'' (sumur).
 
Selain itu, ia juga bisa bermakna ''Al-Mafdan'' (bahan tambang) dan mendamaikan di antara kaum. Sedangkan menurut [[Abu Manshur]], [[Abu Ishaq]] berkata, ''Al-Rass'' yang dimaksud dalam Al-Qur'an itu adalah suatu kaum yang mendustakan [[nabi]] mereka dan membenamkannya ke dalam sumur.
 
== Pendapat cendikiawan muslim ==
[[Berkas:Peta_Ashab_ar-Rass.gif|250px|thumb|right|Sebuah [[peta]] dari lokasi ''Ashab ar-Rass'' menurut beberapa cendikiawan [[Muslim]].]]
Menurut [[Ibnu Jurayj]] dari [[Abdullah bin Abbas|Ibnu 'Abbas]] bahwa mereka adalah penduduk salah satu kampung di [[Tsamud]]. [[As-Sadi]] mengatakan, Penduduk Rass adalah sisa-sisa [[Kaum Tsamūd]]. Mereka adalah penduduk sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi yang keduanya diceritakan oleh Allah di dalam al-Quran.
 
As-Sadi mengatakan bahwa sumur yang ditinggalkan terletak di [[Aden|tanah Aden]], kemudian As-Sadi menambahkan bahwa setelah [[Dzul Qarnain]] mengelilingi berbagai negeri dan memasuki kota Rass, dia menemukan rajanya, penduduknya, wanitanya, anak-anaknya, hewan-hewannya, barang-barangnya, pepohonannya, dan buah-buahnya, semuanya menjadi batu hitam.<ref>“Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” karya Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas, diterjemahkan oleh Abdul Halim, Bandung: Pustaka Hidayah, Cet. I, Oktober 2002, hal. 148-150.</ref>
 
Sedangkan menurut [[Ibnu Jarir]] memiliki pendapat, bahwa yang di maksud penduduk Rass adalah ''[[Ashab al-Ukhdud]]'' (Penggali parit) yang diceritakan dalam [[Surah Al-Buruj]].
 
Menurut pendapat [[Yunus bin Abdul A’la]], penduduk ini terletak di [[Yamamah]] yang lebih dikenal dengan nama Falaj,<ref>Ta’wil ini bersumber dari Yunus bin Abdul A’la ia bercerita dari Ibnu Wahb, ia bercerita dari Jarir bin Hazim bahwa Qotadah berkata Ar Rass adalah sebuah desa di Yamamah yang disebut dengan Falaj, mereka adalah pengikut Yasin.</ref> sedangkan menurut pendapat [[Ibnu Abi Hatim]]<ref>Ta’wil ini bersumber dari Ibnu Abi Hatim, ia bercerita dari Ahmad bin Amr bin Abi ‘Ashim an Nabil, ia bercerita dari Abu ‘Ashim Dhohhak bin Makhlad, ia bercerita dari Syabib bin Bisyr dari Ikrimah dari Ibnu Abbas tentang ayat Wa Ashabar Rass. Ibnu Abbas berkata: Rass adalah nama sumur di daerah Azerbaijan.</ref> dan cendikiawan muslim<ref>''A-Z of Prophets in Islam and Judaism'', B.M. Wheeler, ''People of the Well''</ref> lainnya mengatakan, bahwa penduduk itu terletak di [[Azerbaijan]].
 
== Kisah Kaum Rass ==
Baris 25:
Penduduk desa tersebut menanam pohon sanobar di tiap-tiap desa. Mereka mengairinya dengan irigasi yang berpusat di pohon sanobar tersebut. Mereka juga mengharamkan diri untuk minum dari air tersebut, baik untuk diri mereka atau [[ternak]] mereka. Mereka mebuat aturan siapa yang meminumnya, maka akan dibunuh. Mereka meyakini, bahwa pohon sanobar tersebut dianggap sebagai ''Hayat al-Ilahiyah'' (Kehidupan Ketuhanan), maka terlarang bagi siapapun untuk mengambil kehidupannya.
 
Mereka selalu mengadakan acara sehari dalam satu bulan sebagai hari besar untuk membuat persembahan bagi masing-masing desa. Pada hari raya itu, mereka keluar menuju pohon sanobar dengan membawa hewan-hewan kurban, menyembelihnya, kemudian membakarnya. Ketika asap pembakaran tersebut naik keatas, mereka bersujud kepada pohon tersebut, menangis, dan mengadakan permohonan.
 
Bahkan, ketika hari raya tersebut mencapai puncaknya, yaitu [[hari raya]] yang mereka sebut ''Isfandr,'' Setelah kekafiran mereka berlangsung lama, kemudian seorang [[rasul]] diutus kepada mereka dari [[Bani Israil]] dari keturunan [[Yehuda|Yahuda]]. Lalu, rasul itu mengajak kepada kaum Rass untuk menyembah Allah, dan meninggalkan kesyirikan.
 
Namun mereka tetap tidak beriman, kemudian rasul tersebut mendoakan keburukan terhadap pohon tersebut, tiba-tiba, pohon tersebut menjadi kering dan layu. Setelah mereka menyaksikan hal tersebut, sebagian dari mereka berkata: “Sesungguhnya lelaki ini telah menyihir tuhan kita!”. Sebagian yang lain menimpali: “Sungguh tuhan kita telah murka kepada kita, saat lelaki ini mengajak kepada kekafiran, maka kita tinggalkan dia dan ajakannya”.
 
Lalu, mereka sepakat untuk membunuh rasul tersebut. Kemudian mereka menggali [[sumur]] yang dalam dan membuang rasul tersebut ke dalamnya, menutup lubangnya dengan batu besar.
 
Dari semua penduduk yang di dakwahi oleh Nabi Hanzhalah hanya ada seorang budak hitam yang beriman kepada Allah SWT, ia mempunyai kebiasaan mengumpulkan kayu bakar di hutan, setelah mendapat kayu yang cukup ia menjualnya ke pasar dan hasilnya dibelikan makanan dan minuman. Setelah itu dia mendatangi sumur tempat nabi dilemparkan. ia lalu mengangkat batu penutup mulut sumur dengan pertolongan dari Allah. Kemudian ia menurunkan makanan dan minuman tersebut untuk nabi tersebut, lalu meletakkan dan memasang kembali batu penutup tersebut seperti semula.