Kerajaan Galuh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 69:
# Prabu Maharaja (1239-1246)
# Prabu Bunisora (1357-1371)
# Mahaprabu [[Niskala Wastu Kancana]] (1371-1475)
# Dewa Niskala (1475-1483)
# Ningratwangi (1483-1502)
Baris 88:
* Sang Welengsa (728-735) Saka (806/7-813/4) M sebagai raja Galuh.
* Prabhu Linggabhumi (735-774) Saka/ (813/4-852/3) M sebagai raja Galuh.
* Danghyang Guru Wisuddha (774-842) Saka/ (852/ 3-920/1) M sebagai ratu Galuh.
* Prabhu Jayadrata (843-871) S/ (921/2-949/50 M sebagai ratu Galuh.
* Prabhu Harimurtti (871-888) S/ (949/50-966/7) M.
Baris 109:
* Dewa Niskala atau Ningrat Kancana (1397-1404) S/ (1475/6-1482/3 M, sebagai raja Galuh.
* Prabhu Ningratwangi (1404-1423) S/ (1482/3-1501/2) M, sebagai ratu Galuh mewakili kakaknya, [[Sri Baduga Maharaja]] penguasa Galuh dan Sunda.
* Prabhu Jayaningrat (1423-1450) S/ (1501/2-1528/9) M Prabhu Jayaningrat bukan ratu Galuh terakhir, dan kerajaan Galuh tidak ditaklukkan oleh [[Kerajaan Cirebon]] namun Kawali tidak jadi pusat Kerajaan Galuh tetapi berpindah ke Galuh Salawe Pangauban di [[Cimaragas, Ciamis]].
* Maharaja Cipta Sanghyang di Galuh Salawe ( 1528-1595 ) di [[Cimaragas, Ciamis]]. Masa Kerajaan Galuh berakhir di jaman Mataram 1595 saat itulah raja raja di seluruh pulau Jawa termasuk galuh di turunkan statusnya menjadi kebupatian oleh Mataram. <ref>http://www.wisataciamis.info/2015/11/kisah-tragis-adipati-panaekan.html/ Setelah pusat Kerajaan Kawali Jatuh tahun [[1570]] M, pusat Kerajaan baru bergeser ke Galuh Pangauban yang berdiri sejak [[1530]] M, rajanya Prabu Haur Koneng memiliki tiga orang putra yang bernama Maharaja Upama (penguasa Galuh Pangauban menggantikan ayahnya di [[Putrapinggan, Kalipucang, Pangandaran]]) sekarang, Maharaja Sanghyang Cipta (Kerajaan Galuh Salawe, Cimaragas) dan Sareuseupan Agung (raja di wilayah Cijulang)</ref>. <ref>http://www.diciamis.com/situs-sang-hyang-cipta-permana-prabudigaluh-salawe.php</ref>
* Prabu Cipta Permana (1595-1618) M raja Kerajaan Galuh terakhir? Dapat pula dilihat dalam [[Daftar Bupati Ciamis]] dimana [[Adipati Panaekan]] (1618 - 1625) M sebagai bupati Galuh pertama (Kerajaan Galuh jadi Kabupaten Galuh sampai tahun 1914) atau Ciamis (nama Kabupaten Ciamis sejak 1916 zaman bupati [[Aria Sastrawinata]] yang menjabat tahun 1914 - 1935). <ref>Prabu Sangyang Cipta punya tiga anak, yaitu: (1) Prabu Cipta Permana, penguasa Galuh Gara Tengah (anak kedua) [[Cineam, Tasikmalaya]], Prabu Cipta permana menikahi Putri Penguasa Kawali, Tanduran Tanjung dan berputra Ujang Ngoko alias [[Adipati Panaekan]]; (2) Putri Tanduran Ageung (anak tertua) yang menikah dengan Adipati Galuh Kertabumi, Rangga permana di [[Cijeungjing, Ciamis]]; (3) Sanghyang Permana (anak ketiga) di Galuh Kawasen, [[Banjarsari, Ciamis]] sekarang.</ref>. <ref>http://prabudigaluh-salawe.blogspot.co.id/2014/05/riwayat-singkat-maharaja-cipta-prabu.html</ref>
Baris 117:
=== Galuh Kawali sepeninggal Prabu Jayaningrat ===
 
Sepeninggal Prabu Jayaningrat, penguasa Galuh [[Kawali]] dalam pengaruh Cirebon:
* Pangeran Dungkut (lungkut) ([[1528]] - [[1575]] M) putra Lanangbuana, raja kuningan menjadi penguasa Galuh Kawali pengganti Jayaningrat.
* Pangeran Bangsit (1575-1592 M) disebut juga Mas Palembang putra Pangeran Dungkrut.
* Pangeran Mahadikusumah/Apun di Anjung (1592 M) putra Pangeran Bangsit.
* Pangeran Usman (1643) menikahi putri Pangeran Mahadikusumah dan ia yang pertama dimakamkan di situs kawali.
* Dalem Adipati Singacala (1643-1718 M) putra Adidempul Cicit pangeran Bangsit, menikahi Nyi Anjungsari putri Pangeran Usman. <ref>http://ikerosmiati.blogspot.co.id/2012/10/situs-astana-gede-kawali.html</ref>
 
Baris 130:
Pada tahun 1516 M Pucuk Umum (Pangauban) karena simpati kepada Islam dan ajarannya pernah memimpin pasukan ke Malaka membantu Patih Yunus dari [[Kesultanan Demak]] atas perintah Raden Patah. Tapi Pucuk Umum tidak mau diangkat menjadi pimpinan Islam karena alasannya harus menyerang kerajaan Pajajaran sedangkan Pajajaran itu adalah eyangnya, akhirnya Pucuk Umum dibuang ke Ujung Kulon bersama istrinya. <ref>http://wisatacijulang.blogspot.com/2009/12/1.html</ref>
 
Prabu Haur Kuning (1535 – 1580 M) putra Pucuk Umum (Pangauban). Maharaja Cipta Sanghiang (1580 – 1595 M ) putra Prabu Haur Kuning yang menjadi raja Galuh Gara Tengah dengan Gelar ''Maharaja Prabu Cipta Sanghyang Permana'' dan termasuk Raja Galuh terakhir yang beragama Hindu jasadnya dilarung di Ciputrapinggan sekarang adalah desa [[Putrapinggan, Kalipucang, Pangandaran]]. Prabu Cipta Permana (1595 – 1618 M) Ratu Galuh yang pertama masuk Islam karena menikahi Tanduran Tanjung putri Maharaja Mahadikusumah, penguasa Cirebon di Galuh [[Kawali]].
 
Sebelum tahun [[1596]] M Cirebon belum terikat oleh Mataram bahkan daerah Ciamis Utara yang dimaksud utara Citanduy ada di bawah kekuasaan [[Cirebon]] termasuk [[Panjalu, Ciamis]]. Pada tahun [[1618]], Mataram menguasai Galuh dimulai pergantian gelar Raja yang tadinya bergelar Ratu atu Sanghyang dengan gelar Adipati yaitu bupati di bawah kekuasaan Mataram. <ref>https://th3cre4tive.wordpress.com/2011/02/18/galuh-pangauban/</ref>
Baris 611:
{{Col-begin}}
{{Col-2}}
* {{cite book|url=|title=Carita Parahiyangan: naskah titilar karuhun urang Sunda abad ka-16 Maséhi|authors=[[Atja]]|publisher= Yayasan Kabudayaan Nusalarang|location=Bandung|date=|year=1968|accessdate=}} .
* {{cite book|url=|title=Sundakala: cuplikan sejarah Sunda berdasarkan naskah-naskah Panitia Wangsakerta dari Cirebon|authors=[[Ayatrohaedi]]|publisher=Pustaka Jaya|location=Jakarta|year=2005|date=|accessdate=}}
* Darsa, Undang A. 2004. “Kropak 406; Carita Parahyangan dan Fragmen Carita Parahyangan“, Makalah disampaikan dalam Kegiatan Bedah Naskah Kuna yang diselenggarakan oleh Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri Baduga. Bandung-Jatinangor: Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran: hlm. 1 – 23.
Baris 623:
* E. Rokajat Asura. (September 2011). ''Harisbaya bersuami 2 raja - Kemelut cinta di antara dua kerajaan Sumedang Larang dan Cirebon''. Penerbit Edelweiss.
* Atja, Drs. (1970). ''Ratu Pakuan.'' Lembaga Bahasa dan Sedjarah Unpad. Bandung.
* Atmamihardja, Mamun, Drs. Raden. (1958). ''Sadjarah Sunda.'' Bandung. Ganaco Nv.
* Joedawikarta (1933). ''Sadjarah Soekapoera, Parakan Moencang sareng Gadjah.'' Pengharepan''.'' Bandoeng,
* Lubis, Nina Herlina., Dr. MSi, dkk. (2003). ''Sejarah Tatar Sunda jilid I dan II''. CV. Satya Historica. Bandung.
* Herman Soemantri Emuch. (1979). ''Sajarah Sukapura, sebuah telaah filologis''. Universitas Indonesia. Jakarta.
* {{cite book|url=|title=Polemik Naskah Pangeran Wangsakerta|authors=[[Edi Suhardi Ekadjati|Edi S. Ekajati]]|publisher=Pustaka Jaya|location=Jakarta|year=2005|isbn=979-419-329-1|date=|accessdate=}}
{{Col-2}}
* {{cite book|url=|title=Anekaragam Bahasa Prasastidi Jawa Barat Pada Abad Ke-5 Masehi sampai Ke-16 Masehi: Suatu Kajian Tentang Munculnya Bahasa Sunda. Tesis (yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dalam bidang Arkeologi|authors=Richadiana Kartakusuma|publisher=Fakultas Pasca Sarjana Universitas Indonesia.|location=Jakarta|year=1991|date=|accessdate=}}
* {{cite book|url=|title=Sejarah Jawa Barat: yuganing rajakawasa|authors=[[Yoséph Iskandar]]|publisher=Geger Sunten|location=Bandung|year=1997|date=|accessdate=}}
* Zamhir, Drs. (1996). ''Mengenal Museum Prabu Geusan Ulun serta Riwayat Leluhur Sumedang.'' Yayasan Pangeran Sumedang. Sumedang.
* Sukardja, Djadja. (2003). ''Kanjeng Prebu R.A.A. Kusumadiningrat Bupati Galuh Ciamis th. 1839 s / d 1886.'' Sanggar SGB. Ciamis.
* Sulendraningrat P.S. (1975). ''Sejarah Cirebon dan Silsilah Sunan Gunung Jati Maulana Syarif Hidayatullah.'' Lembaga Kebudayaan Wilayah III Cirebon. Cirebon.
* Sunardjo, Unang, R. H., Drs. (1983). ''Kerajaan Carbon 1479-1809''. PT. Tarsito. Bandung.
* Suparman, Tjetje, R. H., (1981). ''Sajarah Sukapura''. Bandung
* Surianingrat, Bayu., Drs. (1983). ''Sajarah Kabupatian I Bhumi Sumedang 1550-1950.'' CV.Rapico. Bandung.
* Soekardi, Yuliadi. (2004). ''Kian Santang''. CV Pustaka Setia.
* Soekardi, Yuliadi. (2004). ''Prabu Siliwangi''. CV Pustaka Setia.
* Tjangker Soedradjat, Ade. (1996). ''Silsilah Wargi Pangeran Sumedang Turunan Pangeran Santri alias Pangeran Koesoemadinata I Penguasa Sumedang Larang 1530-1578''. Yayasan Pangeran Sumedang. Sumedang.
* Widjajakusuma, Djenal Asikin., Raden Dr. (1960). ''Babad Pasundan, Riwajat Kamerdikaan Bangsa Sunda Saruntagna Karadjaan Pdjadjaran Dina Taun 1580''. Kujang. Bandung.
* Winarno, F. G. (1990). ''Bogor Hari Esok Masa Lampau.'' PT. Bina Hati. Bogor.
* Olthof, W.L. (cetakan IV 2008). ''Babad Tanah Jawi - mulai dari Nabi Adam sampai tahun 1647.'' PT. Buku Kita. Yogyakarta Bagikan.
* A. Sobana Hardjasaputra, H.D. Bastaman, Edi S. Ekadjati, Ajip Rosidi, Wim van Zanten, Undang A. Darsa. (2004). ''Bupati di Priangan dan Kajian Lainnya Mengenai Budaya Sunda.'' Pusat Studi Sunda.