Sambarana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 17:
 
== Legenda ==
Dikisahkan bahwa ketika Sambarana berkuasa, banyak penduduk yang meninggal karena kelaparan, penyakit [[pes]], kekeringan, dan wabah. Kemudian kerajaannya mendapat serbuan dari [[Kerajaan Panchala]]. Dalam keadaan tersebut, para kesatria Dinasti Bharata terpukul mundur oleh tentara musuh. Kerajaan Panchala dengan sepuluh ''aksauhini'' (divisi) mengalahkan Dinasti Barata. Kemudian Sambarana bersama istri, menteri, dan kerabatnya, melarikan diri, dan menempati sebuah hutan di tepi [[sungai Sindhu]], yang termasuk wilayah dari kaki pegunungan di sebelah barat. Di sana, para keturunan Barata hidup selama seribu tahun di dalam bentengnya. Setelah mereka tinggal di sana dalam jangka waktu yang cukup lama, suatu hari Resi [[Wasista]] datang mengunjungi tempat pengasingan tersebut.
 
Pada suatu hari, Sambarana berburu ke hutan Waibhraja, setelah menyerahkan tanggung jawab atas kerajaannya kepada Resi Wasista. Di dalam hutan, Sambarana bertemu dengan sekelompok [[bidadari]]. Salah satu bidadari tersebut bernama [[Tapati]], penghuni sungai Tapati, putri [[Dewa Surya]]. Karena sangat terpesona akan kecantikan Tapati, Sambarana jatuh dari kudanya hingga pingsan. Beberapa [[bidadara]] menolongnya lalu mengantarnya ke kerajaannya. Semenjak kejadian tersebut, Sambarana selalu memikirkan Tapati. Resi Wasista mengetahui hal tersebut dan ia heran karena Sambarana tak kunjung menikahi Tapati. Akhirnya sang resi menghadap Dewa Surya dan memintanya agar menerima Sambarana sebagai menantunya. Dewa Surya merestui hubungan mereka sehingga Sambarana menikah dengan Tapati.