Kepala Staf TNI Angkatan Laut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 30:
Kemudian secara serempak baik di pusat maupun di daerah-daerah para pemuda membentuk BKR-BKR yang awalnya bukan organisasi tentara, dengan tujuan untuk menghindari bentrokan dengan pihak penjajahan Jepang. Para pemuda yang berjiwa bahari seperti SPT (Sekolah Pelayaran Tinggi) dan SPI (Serikat Pelayaran Indonesia) dan pelaut-pelaut ''Jawa Unko Kaisya'' kemudian mengkoordinasikan seluruh pemuda pelaut-pelaut Indonesia lainnya dan membentuk BKR Laut pada tanggal [[10 September]] [[1945]].
 
Setelah diresmikannya BKR Laut Pusat oleh [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (KNIP) tanggal 10 September 1945, kemudian disusun Staf Umum BKR Laut Pusat, yang dipimpin oleh [[Mas Pardi]] sebagai Ketua Umum dengan anggotanya yaitu Adam, [[Raden Eddy Martadinata|R.E. Martadinata]], Ahmad Hadi, Surjadi, Oentoro Koesmardjo dan Darjaatmaja.
 
Tanggal [[5]] [[Oktober]] [[1945]] dibentuk [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR) yang merupakan peningkatan dari BKR, maka secara resmi BKR Laut berubah menjadi TKR Laut.
Baris 40:
Karena kondisi yang serba-terbatas dan tidak kondusif, perkembangan TKR Laut di [[Jawa Timur]] yang seharusnya menerima instruksi dari TKR Laut Yogyakarta, akhirnya mempunyai perkembangan sendiri yang membawa pada suatu dualisme.
 
Untuk menyatukan semua pihak dan aliran yang terdapat dalam lingkungan TKR Laut dibentuk suatu Komisi Penyelenggaraan Susunan Baru Markas Tertinggi TKR yang anggotanya terdiri dari unsur-unsur pimpinan Yogyakarta, Lawang, dan Kementerian Pertahanan. Komisi diketuai R.S. Ahmad Sumadi dengan anggota Adam, M. Nasir, Katamudi, Moch. Affandi, yang disyahkan oleh Menteri Pertahanan [[Amir Sjarifudin]] dengan disaksikan [[Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden]] [[Mohammad Hatta]], [[Jaksa Agung]] Mr. Kasman Singodimedjo, Kepala Staf Umum TKR, [[Urip Sumohardjo]]. Kemudian komisi ini menyelenggarakan sidang pertama tanggal [[25]] dan [[26]] [[Januari]] [[1946]] dan mengambil beberapa keputusan antara lain:
# Mengangkat Atmadji sebagai Pemimpin Umum TKR Laut dan ditempatkan pada Kementerian Pertahanan.
# Untuk Koordinasi sepenuhnya antara beberapa pihak dan aliran dalam TKR Laut diputuskan untuk mengangkat M. Nazir sebagai Kepala Staf Umum dengan dibantu M. Pardi dan Gunadi, dengan ketentuan ketiganya tidak boleh diadakan perbedaan pangkat. Ketiga pimpinan tersebut diwajibkan menyusun staf TKR laut dengan sebaik-baiknya.
 
Pada tanggal ini juga nama TKR Laut diubah menjadi TRI Laut dan pada bulan [[Februari]] [[1946]] TRI Laut diubah menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Perubahan nama tersebut tidak mempengaruhi struktur organisasi yang telah ada. Markas Besar Tertinggi (MBT) TKR Laut kemudian berubah menjadi Markas Besar Umum (MBU) ALRI dengan [[Laksamana Pertama|Laksamana III]] [[Mas Pardi]] sebagai Kepala Staf Umum MBU ALRI.
 
Setelah itu MBU ALRI mengalami perubahan kembali, dengan diangkatnya [[Laksamana Pertama|Laksamana III]] [[Mohammad Nazir]] sebagai Panglima Angkatan Laut Indonesia (ALRI) yang bertugas sebagai pemegang komando tertinggi angkatan laut.