CyberExtension: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 5:
Penggunaan [[teknologi informasi dan komunikasi]] sebagai [[media baru]] penyuluhan ini dirasa lebih efektif dan efisien dalam penyelenggaraan [[penyuluhan pertanian]] guna meningkatkan akses [[informasi]] kepada; [[PPL]] (Penyuluh Pertanian Lapang) sehingga proses transformasi ilmu ke petani menjadi [[update]]. Disamping itu, user juga dapat secara [[interaktif]] berbagi informasi dan ilmu pengetahuan di kolom yang disediakan.
 
Secara [[etimologi]], cyber extension terdiri dari dua kata yaitu cyber dan extension. [[Cyber]] menurut Oxford Dictionary berarti yang berhubungan dengan Teknologi Informasi, [[Internet]], dan virtual reality. Sedangkan [[Extension]] secara harfiah dapat disebut sebagai “tindakan atau proses memperluas atau memperpanjang sesuatu”. Itu bisa Perluasan area, waktu maupun ruang. Jadi Extension atau penyuluhan adalah sebuah mekanisme sentral dalam proses pembangunan pertanian, baik dari segi transfer teknologi dan pengembangan sumber daya manusia <ref> Samanta R.K. (1993). Perpanjangan Strategi Pembangunan Pertanian pada abad ke-21. Mittal Publikasi Delhi.</ref>.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Cyber Extension merupakan [[media komunikasi inovasi baru]] yang bersifat [[hybrid]] dan [[konvergen]] yang memanfaatkan jaringan internet, komunikasi melalui [[komputer]] dan [[multimedia interaktif digital]] untuk menjembatani proses [[transformasi]] ilmu pengetahuan dan teknologi baru dibidang pertanian secara cepat.
 
Baris 33:
 
=== Indonesia ===
Di [[Indonesia]], rintisan program Cyber Extension dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi diawali dengan
diluncurkannya program Unlimited Potential (UP) pada tanggal 23 Oktober 2003. Program UP adalah sebuah inisiatif global [[microsoft]] dengan lembaga non profit yang memberikan semacam pelatihan dan pembelajaran jangka panjang melalui Community Training and Learning Centre (CTLC) untuk masyarakat yang mempunyai keterbatasan.
 
Keberhasilan pemanfaatan TIK oleh petani di Indonesia dalam memajukan usaha taninya ditunjukkan oleh beberapa kelompok tani yang telah memanfaatkan internet untuk akses informasi dan promosi hasil produksinya dengan menggunakan fasilitas yang disediakan Community Training and Learning Centre (CTLC) di Pancasari ([[Bali]]) dan Pabelan ([[Salatiga]]) yang dibentuk Microsoft bekerja sama dengan lembaga nonprofit di bawah Program Unlimited Potential. Misalnya, petani mengenal teknologi budidaya paprika dalam rumah kaca melalui internet. Sejak mengirimkan profil produksi di internet, permintaan terhadap produk pertanian yang diusahakan terus berdatangan. Promosi melalui internet dapat memutus hubungan petani dengan tengkulak yang sering memberikan harga jauh di bawah harga pasar <ref> Sigit I, Mukhlison, Widodo S, Alexander Wibisono A.[Laporan Khusus, Gatra Nomor 38 Beredar Kamis, 3 Agustus 2006]. http://www.gatra.com/2006‐08‐08/versi_cetak.php?id=96869 </ref>.
 
Selanjutnya mengacu kepada [[undang-undang no 16 tahun 2006]] tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang menyatakan bahwa kegiatan penyuluhan pertanian merupakan tugas penyuluhan pertanian (PNS, Swasta, dan Swadaya), maka dalam rangka pengembangan penyuluhan pertanian, Kementerian Pertanian meluncurkan program ''cyber extension'' untuk menjembatani penyebarluasan teknologi informasi pertanian melalui media online.
 
== Fungsi ==
Cyber extension berfungsi untuk:
# Mempermudah proses [[transformasi ilmu]] pertanian dan meningkatkan interaktivitas para pengguna dengan berkomunikasi dua arah.
# Mengupas materi secara lebih luas dan mendalam sehingga akan meningkatkan kualitas informasi penyuluh guna mempercepat arus informasi teknologi ke pengguna terakhir (petani)
# Ketersediaan yang secara terus menerus, kekayaan informasi (informasi nyaris tanpa batas), jangkauan wilayah internasional secara instan, pendekatan yang berorientasi kepada penerima, bersifat pribadi (individual), dan menghemat biaya, waktu, dan tenaga <ref> Adekoya AE 2007. Cyber extension communication: A strategic model for agricultural and rural transformation in Nigeria.</ref>.
# Cyber extension juga merupakan tipe khusus dari suatu inovasi. Istilah saluran merupakan sebuah terminologi yang penting untuk pembelajaran inovasi karena memiliki beragam aplikasi yang sangat luas, namun memiliki makna yang sangat spesifik <ref> Browning LD and JO Sornes. 2008. Rogers’ Diffusion Innovation in Browning, Larry D, AS Saetre, KK Stephens, and JO Sornes. Information and Communication Technology in Action. Linking Theory and Narratives of Practice. Routledge, New York and London.</ref>.
 
== Mekanisme Pemanfaatan ==
Mekanisme pemanfaatan cyber extension adalah dimulai dari informasi teknologi baru yang disadur penyuluh kemudian disebarkan kepada opinion leaders dan dilanjutkan kepada petani atau bisa langsung tanpa melalui pemuka pendapat.
Sebagaimana model yang diperkenalkan sebagai [[two step flow model of communication]] (model komunikasi dua tahap) menjelaskan tentang proses pengaruh penyebaran informasi melalui media massa kepada khalayak. Menurut model ini, penyebaran dan pengaruh informasi yang disampaikan melalui media massa kepada khalayaknya tidak terjadi secara langsung (satu tahap), melainkan melalui perantara seperti misalnya “pemuka pendapat” (opinion leaders). Dengan demikian, proses pengaruh penyebaran informasi melalui media massa terjadi dalam dua tahap: pertama, informasi mengalir dari media massa ke para pemuka pendapat; kedua, dari pemuka pendapat ke sejumlah orang yang menjadi pengikutnya <ref> Katz E and Lazarsfeld P. 1955. Personal Influence. New York: The Free Press.</ref>.
 
== Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan ==
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam cyber extension, yaitu faktor [[dari dalam]] (pelaku komunikasi itu sendiri) dan [[dari luar]]
koneksi yang sulit, biaya operasional, [[pendidikan]], infrastruktur terbatas dan fasilitasi training.
 
Kompleksitas usahatani, tingkat dukungan eksternal (lingkungan), usia, waktu pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi, pengalaman, jaringan, ketersediaan informasi, kepribadian dan pendekatan proses pembelajaran memberikan pengaruh pada peningkatan atau pengurangan terhadap penggunaan komputer atau teknologi informasi dan komunikasi <ref> Iddings RK & Apps JW. 1990. ‘What Influence Farmers’Computer Use?’ Journal of Extension, XXVIII (Spring), 19-20 </ref>.
 
Di samping itu, faktor-faktor seperti kurangnya kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, kurangnya kesadaran akan manfaat teknologi informasi dan komunikasi, terlalu sulitnya untuk digunakan, kurangnya infrastruktur teknologi, tingginya biaya teknologi, rendahnya tingkat kepercayaan terhadap sistem teknologi informasi dan komunikasi, kurangnya pelatihan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi, integrasi sistem dan rendahnya ketersediaan perangkat lunak membatasi penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di
Baris 69:
== Permasalahan Dalam Penerapan ==
[[Berkas:cybex1.jpg|thumb|Penyuluhan pertanian secara online]]
[[Permasalahan]] dalam mengimplementasikan cyber extension adalah:
* [[Manajemen]] (komitmen dan kebijakan belum konsisten serta kemampuan manajerial di bidang teknologi informasi dan komunikasi rendah).
* Infrastruktur/sarana (kurang stabilnya pasokan listrik dan jaringan komunikasi),
* Rendahnya kapasitas SDM dalam aplikasi teknologi informasi dan komunikasi, dan
* Masih rendahnya kultur berbagi dan kesadaran untuk mendokumentasikan data <ref> Sumardjo, Lukman M Baga, dan Retno SH Mulyandari. 2010. Cyber Extension: Peluang dan tantangan dalam Revitalisasi Penyuluhan. Bogor: IPB Press.</ref>.
Selain itu kendala yang perlu dicermati adalah kemampuan dari penyuluh dalam mengelola teknologi informasi yang tidak sama, dikarenakan faktor-faktor seperti latar belakang pendidikan, usia dan lainnya.